Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Gempa Bumi di Jepara

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Tiba-tiba bangun dari tidur dan bumi berguncang itu rasanya kaya mimpi. Saya pikir ini cuma halusinasi. Nyatanya, betulan gempa bumi.Karena saya tidurnya cuma di karpet, guncangan bumi betulan terasa. Kaget? Jelas. Saya keluar kamar, lihat keadaan di luar dari kaca. Setelah efek gempannya mereda, saya manggil Bu e, nanya ini ada apa? Lindu, aka gempa jawab Bu e.

Kurang lebih pukul 01.10 terjadi gempa 5,0 skala Richter berpusat di kilometer 26 timur laut Jepara. Hasil lihat BMKG, gempa ini tidak berpotensi Tsunami. Walaupun begitu, tetap sayanya kaget, rada bingung, campur aduk lah. Saya nggak berani bayangin yang aneh-aneh. Alhamdulillahnya tak ada korban. 

Dari info yang saya baca, ada beberapa retakan di jalanan dekat pusat gempa.Sepuluh Suro kali ini beda. Karena gempa serta Matahari yang seolah patah hati. Kemarin Matahari terlihat merah, tak terik. Hari ini pun panasnya seperti mendung. Saya tak mau menghubungkan ini dengan hal mistis atau pertanda apa. Yang penting ingat Tuhan dan berdoa semoga keselamatan menyertai kita semua.

#365HariJokowiJKGagal

Bismillaahirrahmaanirrahiim....



Hari ini sudah satu tahun Pak Jokowi dan Pak JK memimpin kita. Sebagi wujud kecintaan rakyat terhadap Presidennya, dan betapa bebasnya berpendapat, maka rakyat membuat peringatan dengan #365HariJokowiJKGagal. Sudah satu tahun lho, dan gagal!!! Bayangkan!!!

Mana janjimu dulu? Katanya BBM turun. Katanya nggak banyak pengangguran. Katanya rupiah naik. Katanya asap bisa hilang cepat? Mana??? Satu tahun saja gagal, apalagi yang tinggal empat tahun kepemimpinan???

***

Itu sih kata mereka, bukan saya, heheh. Tahu nggak sih? Satu dari lima tahun itu harusnya baru, bukan sudah. Empat tahun bukan tinggal, tapi masih. Begitulah seharusnya kata yang kita pakai. Sudah cukup Balonku yang mengatakan empat itu tinggal!!! Jaman sudah maju, kita harus berpikir ke depan dan luas!!! #Merdeka!!!

Beda kepala, beda cara memimpin dan berpikir. Kita tidak bisa menyamakan Presiden satu dengan yang lain. Dan setiap sesuatu itu butuh proses, penyesuaian, adaptasi. Presiden itu bukan Tuhan yang berkata, “Jadilah, maka jadi.”. Presiden itu manusia biasa, sama seperti kita.

Kecewa itu lumrah, menuntut janji itu wajar. Tapi, sudahkah kita bercermin?

Kita ini bisanya cuma jadi penonton. Ngamuk-ngamuk, komentar sok pintar, sok tahu segalanya. Suka nuntut ini itu. Tapi, apa yang sudah kita lakukan untuk bangsa kita tercinta ini? Sudahkah kita melakukan hal kecil seperti buang sampah pada tempatnya? Sudahkah kita mengajarkan hal baik pada anak-anak, remaja pemimpin masa depan kita? Sudahkah kita jadi kreatif bukannya konsumtif?

Perubahan itu dimulai dari kita sendiri. Kita tidak bisa hanya menuntut tanpa melakukan sesuatu yang berguna, yang nyata.

Saya yang tidak berpendidikan ini berusaha berpikir logis, obyektif bukan memihak. Waktu 365 hari yang sudah lewat tidak bisa dijadikan tolak ukur gagalnya kepemimpinan. Jika sudah empat tahun dan bangsa kita masih terpuruk, mungkin saya akan berkata ini gagal. Revolusi Mental, harusnya kita memang melakukannya. Selain memperbaiki akhlak, kita juga harus memperbaiki mental dan pemikiran kita. Berpikirlah positif, maka akan positif.

Presiden Cuma satu dan kita tidak bisa menarik beliau untuk menyelesaikan semua masalah yang mungkin kita sendiri yang menyebabkannya. Mari bantu beliau mewujudkan harapan-harapan kita bersama bukan keinginan segelintir orang. Beliau itu bisa, kalau kita percaya. Dan apakah kamu percaya bahwa yang akhir itu lebih baik dari permulaan?


Nikah Siri Bikin Hepi

Bismillaahirrahmaanirrahiim....



Kenapa judulnya provokatif banget ya? Apakah saya korban nikah siri dari pejabat kaya raya? Oh tidak! Saya belum nikah, masih ting-ting lho! #Promosi.

Jadi begini, nikah itu akad menghalalkan seorang perempuan untuk dimiki. Nah, untuk nikah siri adalah nikah yang sembunyi-sembunyi. Sembunyi di kolong meja? Yaelah, nggak gitu juga kali! Maksudnya sembunyi dari khalayak ramai. Nikah siri ini sah menurut agama. Jadi kalau mau iya-iya, hayuk ah! Hahahay.

Rukun nikah:
1. Dua mempelai
2. Wali
3. Dua orang saksi
4. Akad Ijab qobul

Jadi kalau mau nikah siri, empat orang yang hadir saja udah menuhi syarat lho! Gimana? Asik kan nikah siri itu?

Kok empat, dua mempelai nggak dihitung?

Mempelai perempuan itu nggak wajib hadir dalam akad dan mempelai laki-laki juga boleh diwakilkan jika ada halangan. Gimana? Nikah ini enak banget rukunnya, lha kok pada kumpul sapi!!!

Eh itu, maharnya nggak wajib kelihatan?

Nggak juga. Dicicil juga boleh, asal si mempelai perempuan ridho.

Lho Ji, penghulunya mana?

Penghulu mah kalau situ nikah secara resmi, negara. Kalau nikah siri, ijab qobul antara wali dan mempelai pria/wakilnya, sudah sah. Asik banget nggak sih?

Masih ada pertanyaan? Helo? Saya nggak lagi ngajar ilmu fiqih. Tanya Pak/Bu ustad sono!

Bicara nikah siri, tahun 2003 Mbak pertama saya, Mbak Santi jadi korban nikah siri. Sampai hari ini, dia masih hepi tuh pernah nikah siri. Berhubung waktu itu saya masih SD, jadi urusan orang dewasa macam itu saya tidak dikasih tahu, apalagi tempe. Saya tahunya setelah beberapa tahun Mbak saya nikah.

Mbakmu dinikahi laki-laki beristri, Ji?

Heh! Sembarangan! Dia nikah sama guru ngajinya di pesantren, masih single. Padahal, katanya kakak ipar saya ini kalau ngajar nyeremin, ahahah!!!

Menurut almarhum Kyai kami, KH. M. Dalhar, foto berdua sebelum nikah itu nggak boleh. Waktu itu jadwal akad nikah negara pagi sedang acara lamarannya sore di hari sebelumnya.

Kok nggak sekalian, Ji?

Nggak tahu juga sayanya. Saya kan waktu itu masih kecil #Alasan.

Acara lamaran itu bersamaan acara Gawe, ngundang banyak orang, tetangga, sodara, banyaklah. Resepsi kalau orang kota. Di acara ini, Mbak saya juga dirias, jadi pengantin gitu. Kalau sudah nyewa Padi-padi atau perias kan ada foto-fotonya. Nah disinilah maksud daripada larangan foto sebelum sah jadi suami istri.

Terus acara nikah sirinya gimana?

Kata Mbak saya, Mbak bersama Bapak pergi ke ponpes. Nah mereka nikahnya di sana. Maharnya sepuluh ribu perak. Nggak sabar dong nunggu malam pertama?!!!

Jadi setelah sah, Mbak saya salim sama suaminya. Setelah ituuuu...., tulit-tulit, pulang ke rumah masing-masing!!! Asik kan??? Ahahaha!!!

Mereka akhirnya bertemu pas lamaran seserahan. Foto-foto lalu keluarga dan kakak ipar pulang. Pagi hari datang lagi untuk akad resmi negara. Acaranya lebih panjang, lebih khusu’ dan pastinya terang-terangan karena banyak yang menyaksikan. Nikah dua kali bok. Gimana nggak asik?

Meskipun begitu, para perempuan jangan mau diajak nikah siri. Kalau nikah sirinya kaya Mbak saya mah silakan, toh akhirnya nikah resmi juga. Tapi kalau asal-asalan nikah siri, say big no!!! Bagaimana pun, nikah siri itu merugikan perempuan. Statusnya kurang jelas. Habis nikah, enak-enakan terus ditinggal, situnya jadi gadis bukan, janda bukan. Mau nikah lagi tapi secara agama istri orang. Harus ada ucapan talak dulu. Jadi ribet deh urusannya.

Nikah ya nikah saja. Nggak punya uang? Sabar, puasa sambil usaha. Mau nikah tapi uang pas-pasan? Ya ke KUA. Kalau punya uang lebih ya resepsi, atau sederhananya walimatul ursy. Mau buat kenangan, foto kamera, nyewa Foto Wedding Bandung, atau kamera HP juga bisa. Gaya dikit karena uang lebih bisa ngasih Souvenir Photobooth atau apalah buat rame-rame. Nggak pun nggak masalah. Mau hubungan halal itu nggak susah kok. Sudah cukup hubungan nggak jelas dan bikin dosa. Mending nikah #KasihKode.

Ya sekian dulu pelajaran Fiqih kita #Eh. Habis ini saya mau cerita pernikahan Mbak kedua saya, hahaha. Ada yang mau tahu??? Nati saja lah! Hahahay! 
Sampai jumpa!!

Diikutkan dalam Giveaway Pernikahan dan Souvenir Pernikahan



Hadiah, foto pernikahan yang burem dan dua anak mereka yang unyu pas kecil :D