Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.
Showing posts with label Gagal. Show all posts
Showing posts with label Gagal. Show all posts

Lorenzo Juara, Rossi Bintang Lapangannya

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Sumber

Laga MotoGP tahun ini telah berakhir dengan Lorenzo sebagai juara dunia di GP Valencia. Walaupun dapat piala, justru Rossi lah yang jadi bintang lapangannya.

Kok gitu sih?

Jadi, Abang Rossi ini sempat bersitegang denga Marquez saat di Sepang. Akhirnya Abang Rossi dapat pinalti sehingga start paling bontot. Walaupun ketinggalan start, ternyata Abang Rossi memang juara sejati. Dari belakang eh nyalip sampai finish keempat. Ini namanya keren!!!

Saya sih nggak mau ngomporin tentang ‘Kecurangan’ yang terjadi di MotoGP. Saya cuma mau cerita tentang teman saya yang ngefans dengan Rossi. Namanya Rikha, perempuan, anak penjual kue Pukis yang enak banget –Karena saya dikasih gratis-, cantik yang sekarang berhijab. Saya tahu Rossi ini ya gara-gara dia. Jaman MTs, dia ngenalin saya sama Rossi, The Doctor yang punya nomor 46. Segala hal yang berbau Rossi dia tahu. Saya sampai bengong. Kok ada cewek yang suka nonton balapan?

Setelah sekian lama kita tidak berjumpa, akhirnya kita bertemu di FB. Tahu apa kata kunci yang saya pakai untuk ngenali dia? Fans Rossi, ahaha. Setelah itu saya haha-hihi sama dia. Sekarang dia di Tangerang. Mungkin tambah cantik, hehehe.

Saya ingat, Rikha ini bukan siswi yang menonjol saat kelas VII. Tapi, dua tahun berikutnya, prestasinya kian meningkat. Saat kelulusan, akhirnya dia bisa menjadi salah satu juara. Tidak ranking satu memang, tapi usahanya menjadi juara patut diperhitungkan.

Label Juara itu seperti penjara. Orang yang akademisnya bagus, kadang dituntut untuk selalu bagus, terlihat sempurna. Tak jarang, banyak yang menjadi juara dengan cara instan. Menjadi juara atau jatuh setelah jadi juara itu mudah. Yang tidak mudah itu mempertahankannya. Dan pertahanan yang kuat, butuh proses yang panjang.

Kemenangan akan terasa nikmat saat kita benar-benar memperjuangkannya melalui proses, selangkah demi selangkah. Bahkan mungkin kita jatuh bangun untuk mencapainya. Dan ketika kerja keras kita belum berhasil, lihat di sana, ada kesuksesan yang menanti kita. Bukankah kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda???!!

Kadang, juara itu tak melulu yang naik ke atas panggung dan pegang piala. Contohnya kamu, seseorang yang memenangkan hati Bapakku #Ea!!! #HambuhItuSiapa #SiapaKamu

Karena kau tak lihat
Terkadang malaikat tak bersayap
Tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini, silakan kau adu
Malaikat juga tahu
Siapa yang jadi juaranya
-Dee

#365HariJokowiJKGagal

Bismillaahirrahmaanirrahiim....



Hari ini sudah satu tahun Pak Jokowi dan Pak JK memimpin kita. Sebagi wujud kecintaan rakyat terhadap Presidennya, dan betapa bebasnya berpendapat, maka rakyat membuat peringatan dengan #365HariJokowiJKGagal. Sudah satu tahun lho, dan gagal!!! Bayangkan!!!

Mana janjimu dulu? Katanya BBM turun. Katanya nggak banyak pengangguran. Katanya rupiah naik. Katanya asap bisa hilang cepat? Mana??? Satu tahun saja gagal, apalagi yang tinggal empat tahun kepemimpinan???

***

Itu sih kata mereka, bukan saya, heheh. Tahu nggak sih? Satu dari lima tahun itu harusnya baru, bukan sudah. Empat tahun bukan tinggal, tapi masih. Begitulah seharusnya kata yang kita pakai. Sudah cukup Balonku yang mengatakan empat itu tinggal!!! Jaman sudah maju, kita harus berpikir ke depan dan luas!!! #Merdeka!!!

Beda kepala, beda cara memimpin dan berpikir. Kita tidak bisa menyamakan Presiden satu dengan yang lain. Dan setiap sesuatu itu butuh proses, penyesuaian, adaptasi. Presiden itu bukan Tuhan yang berkata, “Jadilah, maka jadi.”. Presiden itu manusia biasa, sama seperti kita.

Kecewa itu lumrah, menuntut janji itu wajar. Tapi, sudahkah kita bercermin?

Kita ini bisanya cuma jadi penonton. Ngamuk-ngamuk, komentar sok pintar, sok tahu segalanya. Suka nuntut ini itu. Tapi, apa yang sudah kita lakukan untuk bangsa kita tercinta ini? Sudahkah kita melakukan hal kecil seperti buang sampah pada tempatnya? Sudahkah kita mengajarkan hal baik pada anak-anak, remaja pemimpin masa depan kita? Sudahkah kita jadi kreatif bukannya konsumtif?

Perubahan itu dimulai dari kita sendiri. Kita tidak bisa hanya menuntut tanpa melakukan sesuatu yang berguna, yang nyata.

Saya yang tidak berpendidikan ini berusaha berpikir logis, obyektif bukan memihak. Waktu 365 hari yang sudah lewat tidak bisa dijadikan tolak ukur gagalnya kepemimpinan. Jika sudah empat tahun dan bangsa kita masih terpuruk, mungkin saya akan berkata ini gagal. Revolusi Mental, harusnya kita memang melakukannya. Selain memperbaiki akhlak, kita juga harus memperbaiki mental dan pemikiran kita. Berpikirlah positif, maka akan positif.

Presiden Cuma satu dan kita tidak bisa menarik beliau untuk menyelesaikan semua masalah yang mungkin kita sendiri yang menyebabkannya. Mari bantu beliau mewujudkan harapan-harapan kita bersama bukan keinginan segelintir orang. Beliau itu bisa, kalau kita percaya. Dan apakah kamu percaya bahwa yang akhir itu lebih baik dari permulaan?