Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

2020 Masih Belajar Masak

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Selamat tahun baru! Sejujurnya, saya belum sempat memikirkan apa yang akan saya lakukan di tahun ini. Perubahan dari tahun lalu, jelas ada. Tahun ini adalah 1 dekade saya belajar jadi dewasa. Pastinya tahun 2020 ini saya masih belajar memasak.

Saat masih kecil sampai kelas X MAN, saya jarang sekali turun ke dapur. Saya hanya tahu makan, bantu masak hanya sekadarnya saja. Bahkan saya tak tahu bumbu dapur apalagi jenis rempah dan bumbu lainnya. Kemudian keadaan memaksa saya untuk memasak jika ingin makan. Belajar masak pun hanya masakan simpel. Saya mengutamakan kekenyangan perut daripada soal menikmati rasa.

Pernah suatu ketika saya cerita pada teman sekamar bahwa saya bisa buang sisik ikan. Bagi saya itu sebuah pencapaian yang luar biasa meski menurut mereka itu hal biasa. Lalu beberapa tahun kemudian saya bisa mencabut dan memotong daging ayam. Luar biasa sekali rasanya!

Setelah lebih dari 10 tahun belajar masak, ilmu saya masih belum ada apa-apanya. Saya terbiasa masak masakan rumahan, tidak terlalu spesial. Saya senang melakukannya meski tidak sering. Dan saya cukup pendendam jika apa yang saya masak tidak dimakan, hahaha.

Freepik

Di tahun ini, saya ingin lebih banyak lagi belajar memasak meski lagi-lagi hanya masakan rumah. Saya tidak akan munafik jika bilang ingin memanjakan perut suami nantinya. Meski saya ingin punya suami yang bisa masak juga agar jika saya tidak memungkinkan masak, dia tetap bisa makan. Dan dari semua alasan, penghematan adalah yang utama.

Jika kalian pergi ke Jepara dan bertanya tempat makan apa yang enak atau hits, mohon maaf saya belum bisa merekomendasikan. Saya jarang jajan. Masuk resto atau kafe bisa dihitung dengan jari. Saya terlalu sayang saat harus menghabiskan uang di kafe untuk satu porsi. Padahal jika masak di rumah, semua orang bisa menikmati. Mungkin nunggu saya kelebihan rizki atau jadi istri Sultan.

Saya tidak masalah jika orang-orang suka jajan. Itu kan uang mereka sendiri. Tapi saya belum bisa seperti itu. Makanya saya lebih memilih untuk belajar masak. Dengan memasak, saya lebih yakin bahan-bahan apa yang diolah. Saya tidak khawatir batuk dan lainnya karena menggunakan bahan yang aman untuk dimakan.

Dan entah mengapa, saya merasa bahwa memasak bisa jadi terapi yang cukup baik. Memasak memang dengan otak, tapi setelah mendapat hasil yang diinginkan atau masakan kita dimakan orang lain, ada rasa kesenangan tersendiri. Makanya saya juga suka melihat acara masak atau film dan drama yang berbau masak-masakan.

Belajar memasak lagi jadi salah satu hal yang akan saya lakukan di 2020. Mungkin akan ditambah dengan belajar memfoto masakan yang bagus. Bagaimana dengan kalian? Jangan lupa share ya!

Sampai jumpa. Happy blogging!

2 comments

Kyndaerim said...

Kalau Saya bener2 belajar masak setelah jadi anak rantau, haha.. Setelah nikah juga jadi rajin masak, walau dengan bumbu yg kadang instan, hihi..

Semangat masak di 2020!

Jiah Al Jafara said...

Tetap semangat masak ya!