Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.
Showing posts with label My Story. Show all posts
Showing posts with label My Story. Show all posts

Pekerjaan Baru

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Awal yang baru di hari baru dan tempat baru. Sebulan lebih saya merasakan itu. Ya meski bukan kota baru, tapi suasana hati saya mendadak baru. Saya punya pekerjaan baru setelah beberapa waktu menganggur. Sebenarnya sih saya nggak nganggur-nganggur amat. Side job saya dari jaman bahula masih saya kerjakan, jualan es dan sosis goreng. Saya sih fine-fine saja waktu teman saya pada lihat saya jualan. Toh apa yang saya kerjakan halal dan enak. Soalnya saya suka blander sama gorengin dagangan saya, hahahha.

Saya tahu pekerjaan baru ini nggak ada elit-elitnya sama sekali dibanding pekerjaan yang lama. Gajinya pun lebih sedikit dibanding pekerjaan yang baru saja saya tinggalkan. Tapi saya senang, saya merasa hidup dan merasa semakin seksi, hihihi. Sekarang ini saya hanya penjaga Counter HP. Ya itulah pekerjaan baru saya.

Kenapa saya senang dan lebih hidup?

Karena jaraknya lebih dekat. Saya tinggal di RT 10 sementara Counter berada di RT 11 di desa saya. Selain itu, santainya lebih banyak dibanding kerjanya. Ini sih modus karena saya pemalas, hihih. Saya bisa melakukan banyak hal saat santai seperti nonton TV apalagi Cinta di Musim Cerry, main game, ngeblog, baca, momongin anaknya si bos atau momongin ponakan yang kebetulan nyusul. Gimana nggak hidup kalau hampir setiap hari selalu main sama anak-anak? Pasti heboh kalau mereka bertengkar terus nangis. Asik deh!!



Walaupun akhirnya saya pulang malam, tapi orangtua lihat saya di mana dan tidak was-was ketika saya pulang. Beda di pekerjaan yang lalu di mana saya setiap hari pulang malam dengan jarak tempuh yang lumayan jauh. Apalagi waktu itu musim begal. Meski saya pengalaman bekerja di desa tengah hutan, yang namanya orangtua selalu saja khawatir bagaimana keadaan anaknya. Apalagi saya perempuan. Kalau begini, beban pikiran orangtua kan berkurang.

Dan kenapa saya semakin seksi?

Karena saya senang dan kesenangan itu membuat saya bahagia. Setiap saat dibolehin nyemil bahkan Ibu Bos sengaja nyedianin toples makanan, hahaha. Kadang sih saya bawa dari rumah juga, hihihi. Hampir setiap malam ketika sampai di rumah saya makan. Bobot saya bertambah dan saya tak ingin diet. Saya menikmati setiap saya bisa makan walau hanya dengan sambal. Toh setiap hari ketika ke Counter saya naik sepeda sebagai ganti olahraga. Saya merasa sehat walau tubuh saya semakin berat dan tentunya seksi, hihihi. Yang paling penting, sayanya tidak sakit-sakitan.

Memang dibalik kesenangan ini ada tidak enaknya juga. Saya tidak bisa lagi ikut AMJ dan berkunjung ke Perpustakaan Daerah. Tidak ada liburan panjang tentunya. Itu saja yang membuat saya kangen setengah hidup.

Menjadi penjaga Counter seperti awal baru dari harapan dan mimpi-mimpi saya. Saya bisa bantu banyak orang dengan mengatur HP, internet atau lainnya. Saya bisa serius ngeblog tentunya. Yang paling enak sih kalau beli kuota, HP, dan lainnya untuk diri sendiri bisa dapat harga miring hehehe. Oh iya, karena ini saya juga tidak lagi kudet tentang HP dan Gadget. Lumayan tambah info walaupun belum punya sendiri.

Saya tidak peduli apa kata orang tentang pekerjaan saya. Yang penting saya bahagia dan orangtua serta keluarga yang lihat ikut bahagia. Uangnya sedikit? Tak apa yang penting berkah. Kalau bisa sih banyak dan berkah, rajin ibadah dan sedekah. Kalau kamu bagaimana?

Blogpost ini diikutsertakan dalam Giveaway #AwalYangBaru Kakiradotmydotid

Cerita Idul Fitri

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Saya tahu ini telat, tapi ya namanya mau cerita hehe. Idul fitri tahun ini agak beda dari yang lalu. Banyak yang tak terduga. Kita punya rencana ini itu, tapi rencanya-Nya lah yang terjadi.

Hari Pertama
Seperti biasa kami sekeluarga solat Id. Pulang ke rumah, sungkeman. Lucu-lucuan kita foto, cuma memang tidak sekeluarga full. Setelah itu kita mudik ke rumah Mbah dari pihak Bu e di desa Demeling. Selesai jum'atan kita mudik ke rumah Mbah Kakung dari pihak Bapak. Kalau boleh dibilang untung, soalnya akhir ramadhan Mbah Kakung dirawat di RS Kartini.

Hari kedua
Saya stay di rumah wong tiba-tiba nggak enak badan :hiks.

Hari ketiga
Di rumah juga. Bedanya Mbak yang stay di Pati sudah sampai Jepara. Hari itu juga saya sama si Bu e muter-muter di pasar nyari kerudung buat krucil Lala sama Sinta.

Hari keempat
Rencanya mau halal bihalal ke rumah guru. Tapi, SMS dan telfon adek di pagi hari merubah rencana-rencana. Mbah Kakung saya berpulang. Kami sekeluarga ribut sendiri karena semua orang belum mandi, batita, balita dan anak-anak ricuh. Dengan persiapan seadanya kami ke rumah Mbah yang ada di desa Batukali, Kalinyamatan Jepara. Kami berkumpul, anak cucu buyut nungguin sampai pemakaman. Sampai hari-hari berikutnya, kami tetap pulang pergi ke rumah simbah untuk ngaji.

Semua rencana-rencana berubah, sedikit berbeda. Memang kita bisa apa karena semua yang terjadi atas kehendak-Nya.

Karena sayanya masih pemanasan nulis, ceritanya sampai di sini dulu. Kapan-kapan di sambung lagi, hehe :smile.

Bye :hai

Titik Balik Kata Sederhana

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Dalam setitik kisah berbalut setitik cinta adalah tag line bawah dari blog Sisi Lain. Dalam kitab yang pernah saya pelajari, Al Qur'an dikumpulkan dalam surat Al Fatihah. Al fatihah dikumpulkan dalam bismillah. Bismillah dikumpulkan dalam satu titik di huruf ba. Jadi pada dasarnya, Al Qur'an adalah sebuah titik yang luar biasa.

Dalam hidup, saya merasakan banyak titik balik. Titik-titik yang hadir secara perlahan. Saya yang labil belajar untuk lebih dewasa dari saya yang lalu.

Lewat kata sederhana 'Bismillah' saya belajar untuk konsisten. Ketika saya menulis fiksi, curhatan, saya memulainya dengan Bismillah. Ketika saya menulis review di Jendela Rumah Jiah http://bacaanjiah.mywapblog.com/, saya juga mengawalinya dengan Bismillah.

Bismillah seperti batasan tersendiri bagi saya dalam menuangkan keliaran pikiran saya. Dari Bismillah saya belajar untuk lebih mengendalikan diri dalam berkata dan menulis.

Saya jaim, iya. Bagaimanapun saya ini perempuan, masih single, dan ya saya mengendalikan mulut saya. Kebanyakan orang tentu saja akan menilai dari apa yang keluar dari mulut saya.

Saya berusaha untuk tidak mengeluhkan hal remeh temeh tentang hidup. Mengumpat di blog, medsos sebisa mungkin saya hindari. Bukan berarti saya tidak punya masalah. Hanya saja, saya berusaha memanage curhatan dengan lebih halus.

Titik balik Bismillah jelas sangat besar pengaruhnya bagi saya. Apa saya sudah puas? Tentu saja belum. Saya berdoa semoga ada titik balik lagi dalam hidup saya dan menjadikan saya orang yang lebih baik.

Tulisan ini diikutsertakan di dalam #MGANia bulan Maret 2015

Nihil

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

Setiap guru selalu ingin melihat anak-anak didiknya sukses. Niatnya memberikan mereka yang terbaik sehingga kelak berguna di masyarakat. Persaingan antar kelas pun tak terelakkan. Kelas A dengan pengajar tegasnya, sementara Kelas B dengan pengajar santainya.

Aku mengintip anak-anak Kelas A dari lubang pintu penghubung. Kelas kami memang bersebelahan. Tampak mereka sedang sibuk ulangan, sementara kelasku sedang bersorak karena wali kelas meninggalkan tugas.

Persaingan antara Kelas A dan Kelas B terjadi sejak kami masih kelas satu. Hingga kelas enam ini, tak ada perubahan yang berarti. Yang tambah gila mungkin hubungan saling silang di kelas kami. Anak Kelas A suka Kelas B atau sebaliknya. Cinta monyet dan mereka memang anak monyet.

Aku mencoba mengintip sekali lagi. Papan absensi mereka tidak kosong seperti papan kelasku. Sekretaris kelas malas berkotor-kotoran dengan kapur tulis, makanya papan absen kelasku kosong. Dalam papan Kelas A tertulis Nihil. Weit! Siapa Nihil? Anak baru masuk Kelas A! Kenapa bukan Kelas B?

Bel istirahat berbunyi. Anak-anak sibuk sendiri. Mereka yang uang sakunya banyak, jajan ini itu. Aku tak ambil pusing. Ketika guru sudah keluar dari Kelas A, buru-buru kubuka pintu, menghampiri anak yang duduk di bangku belakang.

"Ada anak baru?"
"Nggak ada tuh. Kenapa?"
"Itu, di papan absen ada nama Nihil. Nihil siapa?"
"Nihil ya Nihil!"

Dia pun berlalu meninggalku. Pertanyaanku belum terjawab. Siapa Nihil?

Aku melihat sang Bintang Kelas A duduk setelah jajan. Kuhampiri dia. Dia teman bermainku saat kecil. Pasti dia mau memberi tahu siapa Nihil itu.

"Nihil tidak berangkat ya?" aku mulai bertanya.
"Apa?"
"Nihil. Dia sakit apa?"
Dia menatapku jengah, "Nihil ya Nihil!"

Sial. Kenapa mereka berkomplot menyembunyikan si Nihil? Sehebat apa Nihil itu?

Hari berlalu, waktu berganti, aku mengintip papan absen lagi. Di sana Nihil tak lagi tertulis. Nama anak lain yang mengisi dengan keterangan ijin.

Aku bergegas pura-pura ke kamar mandi. Dengan begitu, Kelas A kulewati dan aku bisa mengabsen satu-satu nama mereka dari jendela kaca. Misi besar mencari Nihil dimulai!

Kuabsen satu-satu, bangku demi bangku di Kelas A. Semua lengkap kecuali anak yang ijin dan si Nihil. Kalau Nihil tidak tertulis di papan absen, di kelas tidak ada, lalu ke mana dia?

Dengan kerendahan hati dan rasa penasaran, aku pun bertanya pada Bu Guru tentang siapa Nihil. Dengan lembut Beliau menjawab bahwa Nihil itu tidak ada. Artinya tidak ada yang tidak berangkat.

Aku berlalu, tersenyum malu-malu. Nihil itu tidak ada dan ternyata aku sudah menghabiskan waktu mencari sesuatu yang memang tak pernah ada. Bodohnya.

***

Notes:
Ini sungguhan kisah saya. Beberapa waktu lalu untuk pertama kalinya saya bercerita pada Mbak Susi, cerita santai sebetulnya. Saya yang memang bodoh tidak ketulungan mencari siapa Nihil. Malu? Tidak. Meski terlambat, toh akhirnya saya tahu siapa atau tepatnya apa itu Nihil.


Dan kenapa teman saya tidak menjelaskan siapa Nihil? Mungkin mereka hanya tahu Nihil dan tidak bisa menjelaskan arti Nihil.



Sejujurnya saya lupa siapa yang memberitahu arti Nihil. Sepertinya bukan Bu Guru. Kenapa saya memberika ending bertanya pada Bu Guru? Ya biar keren saja :uhuk. Untuk kamu yang saya lupa, terima kasih atas pengetahuan tentang Nihil.



Kadang dalam hidup, kita serius sekali mencari sesuatu yang tidak ada. Menghabiskan waktu hanya untuk Nihil. Mencari kesalahan demi kesalahan untuk menjatuhkan orang lain. Padahal, ketika kita mencari kekurangan orang lain, sebenarnya yang terjadi adalah kita sedang berusaha menutupi kekurangan kita.



:smile :hai

Quiz Monday FlashFiction Prompt #4: Ayunan Si Kunyit

Credit
Bismillaahirrahmaanirrahiim....
  ***

Kutendang kerikil yang berada di tengah jalan agar jauh ke pinggir rerumputan. Hari pertama masuk sekolah membuatku sedikit lelah. Aku terlambat bangun pagi sehingga gagal mendapat bangku paling depan. 


Kuhentakkan kaki sebal sementara rok merahku sedikit diterbangkan angin. Kulihat si Kunyit Mimi dengan rambut singanya melamun sedih di ayunan favoritnya di bawah pohon sawo. Liburan sekolahku berakhir membuat Mimi sedih. Tak ada yang mengajaknya bermain lagi.


"Kunyit! Bengong mulu! Nanti dimakan hantu pohon sawo lho!" godaku sambil mengayun-ayunkan Mimi.

"Hore! Kak Dea udah pulang! Bisa main ayunan lagi. Dorong keras Kak!" kata Mimi kegirangan.


Kuayunkan Mimi tinggi, lebih tinggi dan dia menjerit.


"Nyit, mainnya di dalam aja yuk! Pohon sawonya kan banyak ulet. Nanti kamu gatel-gatel."

"Gak mau Kakak!"


Mimi cemberut, aku tak akan tega melihatnya begini.


"Ayunkan yang tinggi, Kakak!"


Kudorong ayunan Kunyit lebih jauh, lebih tinggi. Dia menjerit lagi.


Kunyit melepaskan pegangan dari ayunan. Dia menggaruk-garuk tubuhnya. Ayunan masih melambung tinggi. Kunyit hilang kendali dan jatuh tersungkur. Kepalanya berdarah.


Seminggu berlalu sejak insiden Kunyit jatuh dari ayunan. Aku menatap bekas pohon sawo yang ada di depan rumah. Dulu kunyit selalu bernyanyi riang di sana. Setiap pulang sekolah dia selalu di sana, tapi kini tak ada.


Aku melangkah gontai menuju pintu. Di pojok teras ayunan Kunyit teronggok. Tak ada lagi ayunan si Kunyit di pohon sawo.


"Hore Kakak Pulang! Kak ayo main!"

"Mau main apa, Nyit? Gak ada ayunan lagi. Emang kamu udah sembuh?"

"Udah dong! Alergi gatel gara-gara uletnya ilang, pohon sawonya juga. Sekarang kita masak-masakan aja!"


Mimi menyodorkan kaleng bekas susu dan tanah liat di dalamnya. Aku tertawa mengelus rambut berkuncir kudanya.


"Untuk QUIZ MONDAY FLASHFICTION #4 - Sketch Prompt"


Notes:
Mari Curhat!!! :uhuk
Aku pernah main ayunan sama kedua Mbakku. Ayunannya tinggi digantung di pohon sawo. Aku dan Mbakku jarang main bareng soalnya mereka dari pagi sampai sore sekolah. Kalau bisa main bareng itu namanya amazing :uhuk . Tapi aku nggak pernah jatuh dari ayunan :uhuk . Seingatku, dulu aku nggak pernah main masak-masakan sama Mbakku. Kalau sama Kakak sih pernah :uhuk . Kalau pun aku ngayal buat masak-masakan tanah liat, itu nggak akan jadi kenyataan :smile . Nyatanya aku pernah masak beneran masak makanan yang enak di makan, huahhahah :uhuk . Oh iya, Kunyit itu nama panggilan yang dikasih Mbakku. Kenapa Kunyit? Halah wong aku juga nggak tau, hihihi :wek .

Diam itu [Bukan] Emas

Bismillaahirrahmaanirrahiim....


Pernah dengar apa itu Pesantren? Pernah
Pernah tinggal di sana? Pernah
Ada sesuatu yang tidak kamu lupakan saat di sana? Ada, banyak :smile .


Versi saya jaman sekolah itu, kalau tinggal di Pesantren kita akan mendapat dua hal. Satu bisa nggaji. Dua bisa sekolah. Jadi ngaji sambil sekolah, bukan sekolah sambil ngaji.


Saya pernah sekali pindah pesantren. Saya nakal? Tidak sih, cuma saya punya pemikiran yang rada absurd saja :uhuk .


Setelah Kyai Ponpes Roudhotul Muta'allimin Bawu Jepara (Ponpes pertama saya) wafat, Ponpes jadi berbeda. Terlebih di tahun terakhir saya duduk di MTs, hampir semua teman seangkatan Boyong aka pulang ke rumah. Kalau saya bertahan di sana, kemungkinan besar saya akan jadi senior dan saya tidak mau itu terjadi. Jadi, dengan alasan absurd atas nama tidak mau jadi senior, saya pindah ke Ponpes Roudhotul Hikmah (Masih di Bawu Jepara juga) di tahun ke dua saya duduk di bangku MAN.


Dan setelah di sana dengan segala perbedaan, ternyata saya yang junior malah menjadi senior dalam hal usia. Maunya menghindar ternyata ketiban juga. Harusnya saya meluruskan niat.


Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Dengan segala perbedaan di ponpes pertama, saya harus beradaptasi dengan tiga orang santri lain. Dikit amat Ji? Iya, ponpes ke dua memang banyak santri putranya daripada santri putrinya. Dan beradaptasi dengan tiga biji orang saja ternyata lumayan susah. Bohong kalau selama saya di sana tidak pernah bertengkar dengan mereka. Bahkan dengan Inayah, teman sekamar, saya juga sering berselisih pendapat. Kadang saya pikir mereka sungkan karena usia saya yang lebih tua beberapa bulan dari mereka meskipun kami satu angkatan beda sekolah.


Awal tahun 2010 menjadi awal yang sedikit buruk bagi saya. Tahun itu kami akan menghadapi ujian akhir sekolah dan berpisah menuju jalan masing-masing. Saya benar-benar setres dengan ujian itu. Ada masalah dipemikiran dan lainnya membuat semuanya kacau. Saya berusaha fokus belajar, menjadi serius dan itu bukan saya.


Saya menjadi makhluk Tuhan yang pendiam, penyendiri, tidak mau diganggu, anti bising dan fokus belajar. Sedang teman saya yang lain mereka santai, tidak terlalu pusing dan mereka masih bisa tertawa. Sedikit keributan terkadang membuat saya marah pada mereka. Ini benar-benar bukan saya. Diam yang katanya emas ternyata tak berarti apa-apa. Saya merasa terasing, dikucilkan dan jujur saya setres lahir batin.


Di satu titik, saya seolah mengulang masa lalu. Di pesantren yang dulu saya pernah didiamkan teman sekamar tanpa tahu kesalahan apa yang saya perbuat. Saya minta maaf kepada mereka, tapi seolah mereka tak peduli. Dan pada saat itu juga saya langsung menemui teman-teman, meminta maaf kepada mereka. Ini murni kesalahan saya, keegoisan saya. Saya menangis, mereka juga. Dan yang jauh lebih penting dari semua adalah kelegaan hati saya. Saya merasa bebas, damai dengan hati, perasaan dan juga teman-teman saya.


Diam itu emas, tapi tidak selamanya. Kadang kala lebih baik kita diam dalam suatu masalah, tapi ada banyak masalah yang harus kita selesaikan dengan bicara. Di dunia ini kita tidak hidup sendiri, ada orang lain juga. Perbedaan dalam pertemanan itu biasa. Yah karena Tuhan pun menciptakan kita berbeda-beda tapi dalam satu titik kita bisa menjadi satu.


Dan pada saat perpisahan itu tiba, ada rasa manis yang pantas dikenang dan ada rasa pahit yang harus dilupakan.


Sampai saat ini saya masih berhubungan baik dengan Inayah meskipun jarang SMS/telfon seperti dulu. Saya sibuk dengan pekerjaan dan dia sibuk mengurus anak dan suaminya. Untuk teman lain, jujur saya kehilangan kontak karena rumah mereka cukup jauh dari jangkauan saya.


Saat Idul Fitri tiba, saya menyempatkan diri untuk datang ke ponpes-ponpes saya dulu. Rindu? Jelas. Rindu akan suasana ngaji dan kebersamaannya. Ilmu saya masih belum seberapa saya masih ingin belajar. Tapi toh hidup harus tetap berjalan kan? Masih banyak hal yang perlu saya lakukan dikehidupan nyata, realita dan tentunya bukan di pesantren saja.

logotrilogipesantren
Credit

“Tulisan ini diikutsertakan pada Trilogi Giveaway ‘Action for Pesantren’ bersama Ruang Sederhana”

April Ini

Bismillaahirrahmaanirrahiim....


April ini, saya sudah menunggu bulan ini sejak dua tahun yang lalu :smile . Bulan ini dipastikan saya akan sibuk, sangat sibuk, mungkin :uhuk . Aha! Dari awal 2014 juga saya sudah mengalami paceklik, banyak yang harus dipikirkan :smile .


Kamu sibuk apa sih Ji, sampai nggak sempat Bewe?


Saya sibuk, Bewe juga tapi entah mengapa, HPnya nggak bisa buat komentar. Jadi saya cuma silent reader aja :smile .


Ada kecurigaan, jangan-jangan kamu ikut nyaleg? Atau jadi team sukses parpol?


Bisa jadi sih :uhuk . Tadinya saya mau ikut jadi pengurus PSHDD - Partai Sakit Hati Ditinggal Dude - :uhuk . Tapi, karena salah satu mimpi dari 100 mipiku telah terwujud, saya berjanji untuk Move On setelah pulang dari sana :uhuk .


Next time, insya Allah saya akan nulis di sini :smile . Dan pastinya saya selalu percaya, setelah malam pekat menakutkan, akan terbit fajar yang meghangatkan :smile .

Catatan Akhir Tahun 2013

Bismillahirrahmaanirrahiim....


Katanya nggak mau recap tahun 2013, lha ini judulnya kok catatan akhir tahun 2013? Maaf hilaf. Ini buat catatan pribadi aja sih soalnya kemarin nggak sempat juga nulis di diary :uhuk . Banyak kerjaan, sibuk, nggak sempat online, ribet pokoknya.


Tanggal 30 Desember sore aku pulang berlanjut bermalam di RS Kartini nungguin Mbahku yang habis operasi. Hitung-hitung absen biar nggak jadi cucu durhaka :uhuk . Paginya pulang ke rumah sama Kakak yang mau kerja.


Niatnya dari kemarin-kemarin itu tanggal 31 Desember mau main kemana gitu. Tapi apa mau dikata, rasa-rasa yang menjadikan aku bercadar begitu-begitu deh :uhuk . Wis pokoknya nahan diri biar nggak nangis :hiks .


Akhirnya, akhir tahun dihabiskan dengan nyungsep di rumah, main sama keponakan. Bapak sama Bu e sih sempat ngajak bermalam lagi di RS, tapi aku nggak mau. Kalau Mbahku masih agak rewel terus akunya belum enakan, nggak asik dong!


Tahun baru nggak lihat kembang api itu biasa, nggak masalah. Nggak dijadiin pertanyaan kubur juga kan? Spesialnya 2014 itu, pas terompet awal tahun Jepara nggak hujan. Nyesel nggak keluar? Nggak lah. Ada tontonan bagus kok di TV, Chennai Express. Tahu kan ya? :smile 

Credit

Liburan (Part 8)


Minggu, 1 Deseber 2013 males bangun. Mau ke Pantai Kuta subuh ketakutan kalau kesasar, bagaimana kalau telat pergi ke tempat travelnya. Bagaimana? Hum, hidup dan waktu terus berjalan, aku harus siap-siap chek out.


Setelah aktifitas beres-beres dan lain-lain, sambil nonton TV masih coba masang HP buat internetan tapi gagal. Ada SMS dari Mak Ranny ngasih kabar bahwa aku tereliminasi. Iya aku pulang, tapi tereliminasi itu sesuatu. Pengen nangis :hwa , tapi akhirnya ngakak. Dulu cita-cita waktu tereliminasi bakal nyanyi, tapi belum kesampaian. Yah, mungkin kelanjutan cerita dan perasaanku tentang eliminasi akan aku tulis setelah ini :uhuk .


Aku jalan ke luar hotel. Jadwal travelnya jam setengah dua WITA. Waktu aku jalan keluar sekitar jam sembilan lebih. Ngapain ya aku jalan? Aku nyari taksi :uhuk . Biasanya ya aku naik angkot, bus, sepeda motor sendiri tapi dengan belagunya nyari taksi. 



Masih mengira ini patung Arjuna, ternyata bukan :uhuk

Setelah nyetop taksi, akhirnya aku minta tolong buat dianter ke hotel dulu. Setelah chek out, sambil SMS Mas Usnan tanya apa nunggu travel di Mengwi atau Ubung. Ini hasil ngobrol sama Pak Supir bisa tahu bahwa turun di Mengwi dan naik dari Ubung. Nah! Di sini aku minta tolong buat diantar ke Pantai Kuta. Kata Pak Supir, ke Bali tanpa lihat pantai itu seperti tidak ke Bali. 


Ciye, jadi ke Pantai Kuta. Mampir sebentar, lumayan memuaskan :smile . Sudah kaya nonton FTV di SCTV setting Pantai Kuta. Ramainya, Bule bikininya, orang yang surfing, penjual gelang-gelangan, tukang pijat, pokoknya nggak ada bedanya kaya di TV.




Setelah beberapa waktu mampir di Pantai Kuta, perjalanan berlanjut ke Ubung. Jauh? Jauh banget deh, ngalahin perjalanan dari Mengwi ke hotel. Sedikit kaget waktu sampai di sana pintu taksi di buka. Beberapa orang nawari buat naik bus ini itu, tapi aku tolak. Ye lah wong aku sudah ada travel.



Setengah dua WITA bus berangkat. Seperti yang kemarin-kemarin, bus jalan ke pelabuhan Gili Manuk menempuh waktu yang lumayan lama. Tak lupa pamitan sama Mas Ari dan Mbak Ayu yang ternyata kita tidak jadi kopdar, maaf  :peace :hiks .

I'm go home....

Sampai di pelabuhan aku bangun dari tidur. Kali ini nggak mau tidur, harus lihat laut :smile .





Ada yang buat takjub saat di kapal. Jadi aku duduk di kursi penumpang kapal, tiba-tiba byur!!! Kirain ada yang bunuh diri, ternyata nggak :uhuk . Jadi ada sekelompok anak sengaja terjun dari kapal dan berenang di laut sambil minta dilemparin uang receh. Aku ya amazing gitu sambil ikut lempar koin. Hal ini tidak berlangsung lama. Setelah kapal siap berangkat, mereka berenang ke tepian. Kini saatnya menikmati laut :hepi .









Ternyata, ombak di laut tidak terlalu besar. Rasanya itu, gimana ya? Asik deh . Penyeberangan masih sama kurang lebih satu jam **Satu jam saja oh asyiknya *sambil goyang Itik :uhuk . Sampai pelabuhan Banyuwangi magrib. Bus terus berlanjut sampai Situbondo kurang lebih jam delapan malam untuk solat, makan de el el. Setelah itu, masuk bus aku bobok lagi deh :uhuk .


Rasanya mimpi deh bisa jalan sampai berhari-hari. Kali ini AC tidak terlalu dingin. Aku juga dapat tempat duduk nomor 8, lumayan di depan. Terus yang di sampingku juga lumayan :uhuk bisa diajak ngobrol. Tapi mendadak aku berhenti ngobrol setelah makan malam dan lihat dia ngrokok. Oh No!


Jam tigaan aku terbangun. Pak kernet bilang sudah di daerah Lamongan. Aku siap-siap aja, takut kalau sampai Rembang. Rencananya aku tidak langsung pulang tapi mampir dulu ke Pati, tepatnya daerah Batangan. Dan pertama kalinya dalam sejarah hidupku, aku turun dari bus jam empat pagi :smile . 


Sebelumnya aku nelfon Mas buat minta jemput. Beberapa menit setelah turun, motor Mas datang.


Jadi selama aku di Pati, lumayan bisa nyuci baju ganti yang kotor pas di Bali. Bisa juga aku main sama Lala keponakanku :uhuk . Paling nggak, aku bisa ngunjungi Mbakku itulah.


Tanggal 3 Desember sore sekitar setengah enam aku pulang ke Jepara naik bus Indonesia Jepara-Surabaya. Bus kali ini lumayan longgar sampai Jepara. Sampai bagasi di derah Pengkol Jepara, aku SMS adikku buat jeput.


Ah! Akhirnya tuntas juga ceritanya :smile . Beneran liburan yang luar biasa :hepi .

Liburan (Part 7)


Setelah sehari di Bali dengan kegiatan nggak jelas, akhirnya tanggal berganti menjadi 30 November 2013. Sebelum tanggal ini aku sudah booking untuk jalan-jalan. Tournya aku sendiri kayanya terus dikasih driver. Janjiannya jam sembilan pagi WITA. 


Sebelum pergi, aku jalan-jalan dulu ke area hotel. Kata resepsionisnya kemarin, samping hotel ada rumah Bali, ada kolam renang juga. Nggak ada salahnya lihat-lihat. Toh nggak bayar. 


Waktu keluar kamar dan jalan ke depan hotel, uh bau sesaji. Dupa-dupa wangi-wangian bikin mabok :mabok . Yah wes, lihat-lihat rumah Balinya. Taraaaa :smile ….





Ini beberapa potret Rumah Bali di samping hotel. Aku paling suka teratainya :uhuk . Keinget Rooftop Prince


Jam sembilan, driverku dah datang lansung tancap deh :uhuk . Seperti yang sudah-sudah, driverku juga kaget aku seorang diri. *Jangan biarkan, daku seorang diri* *Kemudian ngumpet takut Diana Nasution Bangkit :smile . Acara pertama kita ke daerah Celuk. Katanya banyak kerajinan perak. Tempatnya, jauh banget ternyata.









Kerajinan perak. Katanya masang pernik-pernikan kecil itu satu-satu. Njlimet banget deh.


Habis itu pindah tempat lagi. Pergi ke tempat lukisan. Omo, lukannya keren-keren banget deh.










RAKADI
Paintings

Ida Bagus Ketut Santika

Office :
Br. Penataran, Batuan Ubud, Gianyar, Bali
Telp : (0361) 297655
E-mail : gusrakad@yahoo.com

Home : 
Jl. Ir. Soetami Kemenuh Sukawati, Gianyar
Telp. (0361)953544
Hp. 081 2392 6671


Setelah lihat lukisan di Batuan, bablas pergi ke pengrajin kayu. Halah di Jepara mah banyak :uhuk . Beberapa barang ada yang pernah kutemui pas di Jepara. Iyalah wong dulu pas masih kerja di Sentra Industri Jepara, bosku yang Korea itu beli barang juga dari Bali. Tokonya Gangga Sukta namanya, hihi :uhuk .







Karya Mas

I MD. KARYA
Wood Carver

Mas - Ubud - Bali
Telp + 62 - 361 - 975284
E-mail : karyamas1975@gmail.com

Lanjut ke Puri, Ubud Gianyar Bali. Ada pasarnya juga di sana. Banyak bule, jelas. Tapi aku nggak poto sama mereka. Baju mereka so sexy :uhuk .












Setelah kucing-kucingan sama driverku :uhuk , dia nyari parkir sementara aku nyungsep di pasar, kita lanjut ke daerah Tenggalang.

Ini jepret di dalam mobil. Bayangin Arjuna memanah daku :luph

Sampai di Tenggalang, lumayan ramai banget. Suasananya, ya you know me so well :smile .




Waktu lihat poto ini di rumah, aku inget jaman SD. Subak, irigasi keren di Bali. Lha, jaman SD nggak pernah ngipi bisa ke Bali wekeke :smile


Udah selesai bok tournya :smile . Capek, ngantuk banget deh. Beneran aku udik :uhuk . Di mobil pas balik ke hotel, bobok deh :uhuk . Bangun bentar, kriyep-kriyep :uhuk .


Setelah sampai hotel tepar sampai sore. Yang bikin heboh itu waktu aku mau solat dan nggak tahu arah kiblatnya. Pas magrib pun suara adzan super lirih. Jadinya aku pasang kuping biar kedengaran adzannya. Nggak mungkin aku nunggu adzan magrib waktu WIB kan ya? :uhuk . Lillahi Rabbil 'alamin, madep kiblat berdasarkan kemantapan hati.


Setelah solat, aku jalan keluar ke mana aja kaki melangkah. Pokoknya jalan terus, sampai jalan besar yang ruame pol. Ternyata kota memang selalu ramai, nggak peduli waktu. Setelah agak malam, aku balik ke hotel sambil jalan cari makan yang nggak ada tulisannya babi guling :uhuk . Dapat warung Jawa Timuran. Ngobrol sebentar sama yang jualan, tanya ini itu sekalian tanya arah kiblat. Setelah itu balik deh ke hotel.


Makan sambil lihat TV terus internetan. Belum habis jadi nggak selera makan gara-gara baca Elimination Show MFF Idol yang menyebutkan aku jadi Ghost Writers lagi dan lagi.


Sudahlah, aku belum ke pantai kuta. Besok sudah pulang, bisakah aku mampir ke Kuta barang sebentar?