Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

#8MingguNgeblog 3 : Tak Pandang Usia

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga


Hei, hari ini masih bertema wanita, perempuan, gadis, girl ya ya ya. Jangan bosan ya :smile . Inspirasi nomor satuku Bu e, tidak perlu meragukan itu. Wanita memang unik, jadi yah tidak kaget kalau banyak orang yang menuliskan tentang sesosok wanita sebagai inspirasi kehidupannya.


Bu e memang sosok yang keren. Aku sudah sering menuliskan beliau disini, di Demam Korea misalnya. Tapi kan, aku tidak hidup dengan Bu e seorang. Disekelilingku masih banyak wanita-wanita super inspiratif yang patut diacungi jempol. Thanks buat kalian semua. Kalian semua istimewa, kalianlah the next Kartini.


Pertengahan Juli 2012 saat ada pameran buku di Gedung Wanita Jepara aku mendapat tugas untuk menjual sebuah produk disana. Meskipun namanya pameran buku, tapi disana bukan hanya buku yang dijual. Aku menawarkan ke semua orang. Dari anak sekolah, mahasiswa/siswi, bapak-bapak, ibu-ibu, kakek-nenek semua aku tawari. Kebetulan produk yang aku jual memang bisa dikonsumsi segala usia, jadi aman.


Dalam suasana yang ramai, kebetulan stand yang ku tempati itu disamping pintu masuk, posisi yang pas. Biasanya jika yang datang usia sepuh [Tua], beliau-beliau itu datang bersama keluarga. Rombongan besar begitu. Tapi, hari itu aku melihat sesosok nenek, tidak tinggi, berjilbab, berlajan santai dengan seorang anak laki-laki. Kemungkinan besar itu adalah cucunya. Nenek itu pun tak luput dari penawaranku. Setelah mengobrol sebentar, kata Beliau anaknya itu sudah jadi agen produkku. Yah wes, tak perlu waktu lama aku pun mempersilakan Beliau masuk ke arena pameran.


Selang beberapa waktu, Beliau keluar menuju sekretariat untuk menukarkan kertas undian. Sejenak aku terpesona dengan beliau. Usia beliau mungkin setara dengan Mbahku. Mbahku sendiri kalau mau pergi pasti aku atau kakak yang antar. Lha ini? Seorang nenek diantar cucunya yang masih usia SD. Ah, mungkin saja rumahnya dekat. Jadi, apa yang perlu ditakutkan?


Waktu pun berlalu, 16 Juli 2012 hari terakhir pameran. Hari terakhir aku bertugas. Semua tentu saja masih sibuk dengan aktifitasnya. Yang jelas, beberapa hari yang telah berlalu meninggalkan kenangan-kenangan manis diantara kami para penjaga Stand. Tapi , hei! Aku melihat nenek itu lagi masih dengan cucu laki-lakinya yang seumuran SD. Aku tersenyum padanya. 


Ingatanku menghayalkan tentang beliau. Siapa dia? Dimana rumahnya? Kemana anak-anaknya? Kenapa Beliau hanya dengan cucunya? Pertanyaan-pertanyaan itu membombardir pikiranku. Aku harus menyelesaikannya, titik. Tidak ada waktu lagi. hari semakin sore dan mungkin ini kesempatan terakhirku untuk bertemu beliau.


Dengan hati yang mantap, aku menghampiri beliau yang sudah keluar dari arena pameran buku. beliau duduk manis di depan Stand Perpustakaan Jepara. Sekedar dudukkah?


Aku memulai aksiku. Basa-basi aku berkenalan dan bertanya nama beliau. Taslinah, alamat Lebuawu Pecangaan. Hei, Pecangaan itu jauh dari pusat kota Jepara. Untuk kesana, harus naik Bus dan jika sudah sore, penumpang mungkin saja penuh. Sedangkan Beliau hanya bersama cucu kecilnya, tanpa sepeda motor atau pun mobil. Apa yang beliau tunggu? Hari sudah sore, kenapa tidak pulang? Itu yang keluar dari bibirku. 


Aku, sedikit tercengang dengan jawaban beliau. Katanya, Beliau akan menunggu pengundian hadiah. Ya Rabb, bukankah itu ba'da isya'? Dan saat itu baru ashar. Lalu bagaimana dengan kepulangan Beliau nanti? Beliau pun memberitahukan bahwa Beliau punya saudara di dekat Gedung Wanita Jepara. Alhamdulillah, tenang hatiku.


Pertanyaan lain muncul, kenapa beliau duduk di stand Perpustakaan? Hanya sekedar duduk? Ternyata aku salah. Beliau akan mendaftar untuk mendadapatkan kartu anggota agar bisa meminjam buku di Perpus. Jleb! Skakmat untukku. Aku yang sudah sejak MAN ingin punya kartu itu sama sekali belum mengurusnya. Lalu beliau yang sudah sepuh ini? Ya Allah, aku malu.


Betapa terkejutnya aku waktu beliau ngengeluarkan hampir semua persyaratannya. Ada fotocopy KTP, pas foto warna, semua sudah Beliau persiapkan. Makin malu saja aku ini. Beliau juga menuliskan namanya. Ya Allah, tulisan tangan beliau bagus. Dengan usianya yang tidak muda, Beliau berhasil membuatku meraba dada, malu. Beliau suka sekali dengan buku. Beliau masih membaca tak pandang usia. Sungguh aku malu. 


Dalam keluargaku sendiri, hanya aku yang punya banyak buku. Bapak, ada beberapa yang masih Beliau baca. Mbahku, Beliau buta huruf. Lalu dia, Bu Taslinah semangatnya itu sungguh luar biasa. Secara personal memang aku sama sekali tidak mengenalnya. Tapi dari pertemuanku yang singkat itu, beliau menyisakan kenangan manis. Aku merinding, jika tua nanti, masihkah aku seperti Beliau? Mencintai buku, mencintai baca. Masihkah mataku setajam Beliau, membaca tanpa kacamata? Lalu, tulisan tanganku, masih bisakah aku produktif, menginspirasi orang lain? Saat posisi kami di desa, tak banyak toko buku mewah, bisakah?


Semua berkecamuk dalam dada. Yang pasti, aku berterimakasih kepada-Nya yang telah mempertemukanku dengan sosok hebat seperti Bu Taslinah. Aku belajar untuk mencintai buku, tak pandang usia. Setelah itu sampai hari ini, aku tidak lagi bertemu Beliau. Semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan oleh-Nya. Lalu jika Beliau sudah tidak ada, semoga Beliau mendapat tempat terbaik disisi-Nya.


Yah, Beliau adalah Perempuan Hebat. Perempuan Inspiratifku. Bukan lewat tulisan, bukan lewat kata. Tapi semangat dan cintanya terus mengakar di dada.





Foto dokumen pribadi. Aku memotret Beliau tanpa sepengetahuannya. Saat itu aku malu untuk meminta foto bersama :smile

Kalian The Next Kartini

Wanita adalah tiang negara. Bila wanita itu rusak, maka rusaklah negara itu.

Hari ini, sepertinya banyak sekali aksi menulis inspirasi, apresiasi untuk kaum wanita. Setidaknya, hari ini aku juga ikut berbangga karena aku wanita, calon istri dan Insya Allah calon ibu.


Wanita dulu dibanding sekarang jelas sudah sangat berbeda. Dulu wanita tidak diakui, dibuang, dibunuh. Tapi kini jendela sudah terbuka. Semua bebas sesuai aturannya.


Wanita diciptakan dengan segala keunikannya. Aku masih ingat saat guru matematikaku yang juga seorang wanita mengatakan bahwa wanita itu diciptakan dengan 1% otak dan 99% perasaan. Dengan kekuatan otak yang 1% itu, wanita mampu mengubah ladang tandus menjadi padang rumput nan mempesona. Yah, semua itu karena perasaannya, karena ketulusannya.


Numero uno for me, Bu e. Bukan hanya Bu e  tapi kalianlah wanita paling menginspirasi dalam kehidupanku. Bu e yang selalu bangun lebih pagi, menyiapkan sarapan untuk kami. Bu e  wanita yang tidak berpendidikan tinggi tapi memberikan segala arti tentang hidup. Bu e, love you forever.


Menjadi wanita dengan segala peranannya bukanlah hal yang mudah. Ketika menjadi istri, menyiapkan segala kepeluan suami. Lalu berubah menjadi ibu, mengurus anak, mendidik mereka. Tidak lupa mengatur membersihkan istana mungil yang menjadi surga untuk keluarganya. Lalu wanita, tidak lepas dengan peranannya di masyarakat, sosial. Wanita seolah berubah wujud menjadi gurita dengan tangan-tangannya mengerjakan dan menyelesaikan semua tugas-tugasnya. Yah, seperti itulah sosok Kalian. Kalian wanita-wanita hebat yang ada disekelilingku.


Kalian itu Ibuku, Kakakku, Sahabatku, teman-temanku, guruku yang menginspirasi sepanjang hidupku. Aku hidup bukan hanya dengan keluargaku. Aku juga hidup dengan kalian. Lewat suara kalian, tulisan tentang kehidupan kalian, semuanya membuatku belajar bagaimana hidup ini. Aku hanya sebagian kecil wanita yang terhipnotis segala sifat positif kalian.


Pernahkah kalian bertanya, kenapa Kartini? Kartini terkenal karena suratnya, Habis Gelap Terbitlah Terang. Wanita lain juga berhak mendapatkan posisi yang sama. Ada Hadijah istri Nabi Muhammad, Cut Nyak Dien, Cut Meutia bahkan Ratu Shima. Mereka punya peranan masing-masing yang mengispiratif dalam hidup kita.


Hai Wanita, kalian semua motivasiku untuk menjadi lebih baik. Aku ingin seperti kalian, Mama Gurita. Aku ingin menjadi wanita yang dirindukan dia, dan wanita yang dicemburui bidadari surga serta wanita yang menginspirasi orang lain.


Kalian, The Next Kartini yang menginsirasi semua orang. Kalianlah sumber segala kehebatan. Wanita, karena kalian istimewa.


Lomba Blog ZALORA Wanita Terinspiratif

Wanita Terinspiratifku diikutkan pada ZALORA Indonesia dan Blog ZALORA Indonesia

21 April

Aih Hari Kartini. Teman-teman semua pada memperingatinya ngga? Aku? Waktu jaman sekolah sih iya. Buanyak banget acara Kartinian secara warga Jepara gitu kan ya :uhuk . Dulu pas jaman SD, hampir semua siswi pada dandan di Hari Kartini. Pada bangun pagi-pagi trus ke salon atau tukang tata rias demi bisa kelihatan cantik saat ikut lomba jalan kemayu di sekolah. Bajunya kebaya, sanggulan, dandan menor. Aku? Cuma dua kali dandan :uhuk . Ikutan lomba juga? Ngga sih :smile . Dandan pertama saat kelas lima SD gara-gara dapat tugas jadi paduan suara. Dandan kedua kelas enam SD gara-gara jadi petugas upacara :uhuk . Habis itu ngga lagi-lagi deh :smile .


Di tahun-tahun selanjutnya, aku ngga pernah sama sekali dandan di Hari Kartini. Why? Sekolah ngga mewajibkan sih. Paling pol kita-kita upacara bendera, dengerin ceramah pembina upacara yang pasti semua petugasnya perempuan. Kadang aku berfikir, kok di Hari Kartini malah perempuan yang disuruh tugas? Harusnya para lelaki gitu kan ya? Biar kita orang perempuan bisa santai-santai :uhuk .


Ada beberapa hal yang mengesankan saat Hari Kartini yang telah aku lalui. Dulu kelas lima SD aku dapat hadiah juara 1 wiru jarik dalam rangka Hari Kartini. Sebenarnya itu lomba diadakan beberapa hari sebelum Hari Kartini. Lombanya yah macem-macem gitulah. Ada cerdas cermat, makan kerupuk, masukin pensil ke botol pokoknya yang seru-seruan gitu deh. Selain dapat hadiah dari wiru jarik, aku juga dapat hadiah juara tiga cerdas cermat hahaha. Hadiahnya? Buku tulis gitulah. Tapi seneng :uhuk .


Paling asoy di Hari Kartini adalah 21 April tahun 2010 tepat setelah aku ujian kelas XII MAN. Dihari sebelumnya, Guruku yang jaga Perpus namanya Mbak Adkha ngasih tahu supaya besok aku masuk sekolah. Kebiasaan yang beredar itu, setelah ujian siswa-siswi kelas XII jarang masuk. Why? Ngga kenapa-kenapa sih. Mau ngapain coba? Tinggal nunggu pengumuman ini itu kan ya :uhuk . Nah, waktu aku tanya untuk apa? Jawabnya masuk aja gitu. Otakku yang On gitu mikir, mungkin disuruh jadi wakil sekolah saat upacara di alun-alun Jepara kali yah.


Esok harinya, waduh aku telat. Sampai di sekolah sudah jam tujuh lebih. Mulai panik tapi untung sama satpam masih dibukain pintu. Mendadak Syok :shock lihat ada juga anak kelas XII :omg . Aku salah kostum :hwa . Jangan pada mikir bahwa aku berdandan pakai sanggul, ngga sama sekali. Lalu? Hari itu hari rabu, harusnya pakai seragam hijau muda. Lha aku malah pakai putih abu-abu. Sama adik kelas yang seragamnya batik abu-abu [Model seragam baru], aku diajak jejer barisannya gitu deh. Jadinya linglung gimana-gimana gitu :uhuk .


Parahnya, hal yang tidak ku sangka terjadi. Tiba-tiba ada pengumuman dari Perpus bahwa ada beberapa anak yang dapat hadiah :omg . Waktu aku kelas X, untuk pertama kalinya saat Perpus memberikan hadiah, kebetulan aku dapat salah satunya :uhuk. Sebuah buku agenda tebel yang juga dipunyai Ibu-Bapak Guru. Saat pegumuman yang dapat hadiah, eh aku masuk salah satu penerimanya coba. Antara seneng tapi susah. Saltum gini udah kelihatan batang hidungnya sama guru-guru, masa ngga maju? Dengan rada malu-malu tapi mau, aku maju deh. Ih beneran malu :shy . Bayangin, dapat hadiah saat salah kostum, difoto lagi. Yang ngasih Kepala Sekolahnya langsung :uhuk , untungnya ngga dapat poin pelanggaran :smile . So amazing gitu deh :hepi .


Awalnya aku eman-eman banget buat buka. Tapi karena eh karena teman yang lain penasaran, aku buka deh. Jreng-jreng :omg . Buku Ada Surga di Rumahku karya Dr. Nashir Sulaiman  Al-Umar, Bimbingan untuk berumah tangga :hiks . Ini guru-guruku pada doain aku cepet nikah apa ya? Anehnya, juara satu dan tiga dapatnya novel sama buku remaja gitu. Kayaknya guruku rada-rada sentimen kok ngasih aku buku bimbingan :uhuk . Tapi aku seneng :smile .


Meski sudah tiga tahun berlalu, aku masih ingat betul saat itu hahaha :mabok . Sayangnya sih, sampai hari ini aku belum menyelesaikan tuh buku. Padahal, novel dengan ketebalan yang sama dengan buku itu sekitar seminggu bisa selesai. Ini buku satu biji sudah tiga tahun ngga selesai-selesai. Dari situlah aku mengambil kesimpulan, lha baca buku bimbingan gitu aja belum rampung kok mau nikah? Nikah sama siapa? Ibarat kata, orang mau perang itu butuh persiapan. Olah raga aja butuh pemanasan baru main. Kalau ngga pemanasan bisa kram. Lha ini punya niatan nikah tapi belum tahu ilmunya, apa kata dunia?


Duhai guruku yang telah memberikan aku buku itu. Jangan marah ya :smile . Aku akan merusaha membaca lembar demi lembarnya untuk bekalku nanti. Terimakasih buat bukunya. Dibanding novel, sepertinya buku ini memang jauh lebih wah karena aku bisa menggunakannya untuk bekal hidup berumah tangga. Sampai disini, jangan ada yang tanya, Kapan Aku Nikah?

Aku dan Kopi


Kata para penulis disebelah, menulis tanpa secangkir kopi itu hambar. Apa itu juga berlaku bagiku? Tentu saja tidak. Kebetulan, aku bukanlah pecinta kopi. Bukan berarti aku membencinya, tidak sama sekali. Toh aku masih anggota WB yang kebanyakan pecinta kopi. Jadi, apa aku bermasalah dengan kopi? Tentu saja tidak sama sekali. Ini tentang personal taste yang memang berbeda.


Dulu waktu kecil, aku masih bisa minum kopi. Aku juga suka memanjat pohon kopi dan mengambil buahnya. Aku mengulumnya, manis sekali. Aku suka bau bunganya yang seperti melati. Kadang saat bunganya banyak, semerbak baunya itu ku kira milik makhluk halus. Ah ternyata ngayal.


Waktu kecil, aku sering sekali icip-icip kopinya Bapak. Nah ditegur kan sama Bu e. "Anak kecil jangan terlalu banyak minum kopi, ntar ndakik," ultimatum Bu e. Ndakik itu ketagihan. Ada benarnya juga karena aku jadinya pengen terus minum kopi. Akhirnya aku putuskan untuk berhenti sampai sekarang ini.


Dalam pemberhentian ini, aku juga tidak serta merta tidak minum sama sekali. Kalau dalam bentuk pop ice kopi, aku masih bisa meminumnya, tapi jarang sekali. Dalam kondisi hangat, satu dua teguk aku masih mau meminumnya. Yah sekedar menghormati si pemberi kopi.


Pernah disuatu pertemuan arisan RT yang kebetulan aku yang mewakili, tuan rumah menyediakan kopi sebagai jamuannya. Aku meminumnya dan tahu apa yang terjadi? Aku ngantuk sangat. Entah itu karena kopi atau karena kondisi dan suasa yang memang mendukung untuk ngantuk, aku tidak tahu.


Lalu, apa hubungannya kopi dan penulis? Entahlah. Ada kalanya seseorang itu bisa semangat menulis saat ditemani secangkir kopi. Banyak sekali teman blogger yang berhasil dengan cara itu. Tapi ya itu, tidak untukku.


Aku menulis karena aku suka. Aku tidak ingin tergantung dengan apapun. Sering kali melawan mood agar bisa menghasilkan karya. Aku tidak perlu secangkir kopi atau setoples cemilan untuk menemani menulis. Aku hanya butuh konsentrasi dan menuangkan semua yang ada difikiranku kemudian menuliskannya. Tidak ada ritual khusus dalam menulis. Yang pasti, aku lebih suka kondisi sendiri dan tenang seperti di kuburan.


Itulah, aku dan kopi. Sampai hari ini, aku masih belajar tentang kopi. Berusaha mencari informasinya di google. Aku juga punya fiksi tentang kopi yang masih mengendap di draft. Sampai kemarin saat di rumah, aku masih membuatkan kopi untuk Bapak. Yah, aku masih bisa membuatnya meskipun tidak meminumnya. Kalau ada yang bertanya hal apa yang paling ku rindukan tentang kopi, aku akan menjawabnya. Aku rindu saat mantan Bos Koreaku memanggil lewat Tangga Most Wanted atau lewat interkom hanya untuk membuatkannya secangkir kopi atau bercangkir-cangkir kopi untuk teman-temannya.

Hah, orang Korea saja suka kopi buatanku apalagi orang Indonesia?



Tulisan ini diikutsertakan pada GA Salam Kenal Lomba Artikel Penulis & Kopi oleh Lisa Gopar

#CTK Giveaway


Title: Cerita Tentang Kita
Tagline: Ketika Rasa Tak Lagi Senada



ISBN: 978-602-225-633-5
Terbit: April 2013
Halaman : 144, BW : 144, Warna : 0
Harga: Rp. 34.100,00
Publish on LeutikaPrio
Penulis : Selvia Sari Rahmawati

Deskripsi:
Ini tentang aku dan kamu. Ini tentang kita. Goresan ini tetap akan terukir. Apabila dirimu masih mengukir hidupku menjadi lebih istimewa.

Melepaskanmu adalah caraku untuk membuatmu bisa bahagia. Aku terlanjur menyayangimu. Namun, mengapa waktu tak pernah cocok untuk kita? 

Salsa, cewek yang menganggap dirinya biasa saja bertemu dengan Okta, cowok konyol dan mengaku dirinya ganteng hanya karena sebuah topi. Pertemuan ini benar-benar tidak disangka oleh kedua belah pihak. Berkat Okta, Salsa bisa menggapai cita dan cinta menjadi lebih erat. Temukan perjalanan cinta mereka yang abstrak hanya disini!

 ***

Bisa download contoh bukunya disini
Cek #CeritaTentangKita di web LeutikaPrio hanya disini

***


How to buy #CeritaTentangKita?
1. Melalui LeutikaPrio
- Register di http://www.leutikaprio.com/daftar kemudian login, klik ini, klik BELI pada bagian bawah buku
- Akan tampil total biaya yang harus dikeluarkan
- Masukkan kode verifikasi -> klik check out
- Cek e-mail, transfer uang, dan lakukan konfirmasi pembayaran
atau
- SMS ke 081904221928 -nama, alamat, buku yang mau dipesan-
*Tinggal menunggu dan bersabar, pesanan bukumu akan tiba dan mendarat ke tanganmu. Happy reading!

2. Melalui Penulisnya Langsung
- Penulis berada di Sangatta, Kalimantan Timur. Untuk yang satu lokasi ataupun ingin langsung dari penulisnya, tetap diterima dengan senang hati *ongkos kirim ditanggung sendiri ya*
- Kirim nama dan alamat lengkap via e-mail ke v2ituaza@yahoo.com
- Konfirmasi pembayaran lalu pengiriman, dan buku akan segera dikirim ke alamatmu. Happy reading! 

****

Ini bukan tentang aku dan kamu tapi kita. Cerita Tentang Kita, ketika rasa tak lagi senada :hiks . Cinta itu fitrah dan Tuhan menghadirkannya diantara kita lewat pertemuan yang tidak disengaja. Ku fikir itulah takdir Tuhan. Mungkin Dia menciptakan aku untukmu dan kamu untukku, saat itu. Yah karena seiring berjalannya waktu, aku takut. Takut bila rasamu tak lagi senada dengan rasaku. 


Ketakutan itu, akhirnya menjerumuskanku pada satu kata, berpisah. Aku melepaskanmu, demi apa? Demi diriku sendiri, egoisnya aku. Aku takut lebih dalam mencintaimu hingga aku berfikir, bukankah lebih baik jika melepasmu. Ternyata itu adalah keputusan yang salah, mungkin. Jika ku yakin cinta, harusnya aku bisa melewati semuanya. Melewati suka duka denganmu, berjalan seirama mengarungi lautan cinta kita.


Abstrak. Aku dan kamu, kita tidak pernah bertemu. Aku jatuh cinta dan memilih melepaskanmu. Aku berduka, entah kamu. Aku menangis dan kamu? Entahlah. Bertahun telah berlalu. Masih tak bertemu, masih mengingatmu dan mungkin masih menyimpan rasa untukmu. 

~Jiah


Cerita Tentang Kita, novel dengan bahasa sederhana. Manis, benar-benar ringan untuk dibaca. Aku penasaran, kelas X-Einstein, X-Pascal, X-Newton, XI-IPA Shadewa, XI-IPA Nakula, XII-IPA Saturnus dan XII-IPA Venus. Kelas apaan coba? Bikin penasaran. Jadi pengen punya novelnya apalagi yang nulis masih SMA gitu kan ya. Jauh dong dibawahku. Pasti dia unyu-unyu hahaha :smile . Oh iya, si Okta dengan karakter konyol. Seperti apa? Sekonyol Ares Masihkah? Hooo, makin berjaya nguntitin cowok abegeh. SMADA ah, sekolah itu membuatku mengingat dirinya hihihi :uhuk . Kayanya novel ini rada mirip sama kisah aku dan dia hahaha #Ngarep :uhuk .


Sukses ya Sel buat novelnya. Semangat belajar jangan hanya matematikanya. Terus rajin menulis ya :smile .


#CTK Giveaway

Quiz Monday FlashFiction Prompt #2: Buku

Malam ini aku mempersiapkan semuanya. Besok pasti semua sesuai rencana.

***

Ku lirik kanan kiri memastikan semua aman terkendali. Perlahan ku raba-raba sesuatu dari dalam ransel kumalku. Yah, aku memegangnya, sedikit berbeda dari yang ku siapkan semalam. Aku menariknya ke laci meja. Aku mencuri pandang pada mata cantikmu. Bibirmu yang merah merekah, tubuhmu yang asoy membuatku berliur seketika. Jantung ini semakin berloncatan tatkala kamu datang mendekat. Ah payah! Hanya sampai bangku depan saja bukan bangku nomor tiga.


Teng! It show time.


Ku tarik benda yang sudah sejak tadi tersimpan rapi di laci. Ku raba memang agak berbeda, lebih tebal. Sedikit, aku masih bisa mencuri pandang padamu. Kamu tersenyum, aku malu. Kamu pasti tak akan pernah menyangka aku bisa melewati semua tantangan yang kamu berikan. Aku sudah membayangkan senyum indah akan kamu berikan untukku, hanya untukku. Jangankan senyum, bibir pun aku mau. Aku kembali berkonsentrasi. Setelah beberapa menit, ku tarik dan membukanya perlahan.


Rambutmu, parfummu, seragammu, aku suka


Dug! Apa ini? Aku melihatmu tersenyum ke arahku. Ku lanjutkan kembali aktifitasku. 


Kamu, bagian terbesar dalam sejarah hidupku. Bolehkah aku jadi aktris utama dalam drama cintamu?1


Ku baca sekali lagi. Aku melihat ke arahmu, ada garis melengkung di bibirmu. Perutku mulas seketika. Peluh mengucur di dada. Aku hanya bisa menelan ludah.


Teng! Mati aku! Kamu tersenyum ke arah ku. Toleh ke kanan kiri sudah tak bisa. Lembaran putih masih tetap di meja. Buku contekkanku mana? 


“Waktu habis. Ayo lembar jawabannya dikumpulkan!” katamu dengan suara lantang.



Notes: Buku harian yang sudah dua tahun lebih menemaniku. Meskipun dua bulan ini jarang nulis disana, tetep tuh buku ngga pernah lari dari dalam tasku, hehe :uhuk . Kebetulan aja tuh buku di dalam tas yang terbuka, nangkring disebelah kanan :smile .


"QUIZ MONDAY FLASHFICTION #2 - Sekilas Sekitarmu" 

1 : Kata-kata yang diambil dari buku harianku.

About Be A Writer

Pertama kali tau BAW itu pada bulan Maret 2013 lewat twitternya @Warung_Blogger. Biasalah acara promosi, update blog gitu. Langsung saja ke TKP. Lihat blog BAW, hem simple banget ngga ngejreng kaya blogku :uhuk . Kesannya jadi penasaran gitu, apasih BAW itu?


Akhirnya setelah bongkar pasang BAW, eh ternyata isinya orang-orang keren semua beuh. Anggotanya kebanyakan para penulis yang sudah banyak melalang buana. Semakin tertarik deh dengan BAW. Sejauh aku membaca artikel, cerpen serta profil yang ada di BAW, ada tiga tulisan yang aku suka.
  • SC#19 Percakapan A2
Dalam tulisan ini memperkenalkan siapa-siapa yang berada di balik layar BAW. Ada Mbak Leyla Hana yang ternyata Kepsek BAW. Ada juga beberapa nama yang sudah tidak asing seperti Mbak Mugniar, Mbak Windi Teguh, Nyi Pede. Intinya sih dalam surat cinta yang agak sadis ini mengenalkan dan mengucapkan terimakasih pada semua keluarga BAW. Biar pun sadis, tapi surat cinta ini cukup menghibur.
  • SC# 15 Karena Kalian Istimewa
Dalam surat ini, banyak hal positif yang dapat kita ambil. Saat kita merasa menjadi manusia yang paling merana di dunia, pada saat yang sama ternyata ada yang jauh lebih tersiksa. Disini kita belajar untuk bersyukur dan menghadapi masalah dengan kepala yang dingin. Kita juga harus menyadari bahwa setiap orang diciptakan dengan karakter yang unik. Kita harus belajar memberikan kritik yang membangun dan menerima kritikan yang pedas. Dengan segala kritikan itulah kita akan lebih kebal dan memperbaiki semua hal.


Menjadi seseorang yang merangkap berbagai hal memang tidak mudah. Sering kali dalam mengerjakan sesuatu kita harus dipaksa. Seperti di dalam BAW dimana para anggotanya dituntut untuk menulis sesuatu dengan deadlinenya. Tujuannya pun baik agar anggotanya terbiasa untuk produktif dan menemukan ciri khas dalam tulisannya. Menjadi sesuatu yang besar memang tidak mudah. Banyak jalan berliku dan proses yang panjang untuk menjadi besar. Memang dalam surat ini tidak dikhuskan pada sebuah nama. Artinya ini untuk semua anggota karena kata penulis suratnya Kalian itu Istimewa.

  • Si Bodoh yang Mencabik Buku Pelajarannya

Cerpen ini benar-benar membuatku terharu. Orang tua yang begitu baik yang berkeyakinan bahwa anaknya akan menjadi orang hebat. Orang tua yang tidak pernah marah walaupun anaknya tidak mendapat nilai wah di kelasnya dan justru malah memberikan sesuatu yang lebih agar anaknya bisa lebih baik darinya. Terkadang kita sering kali meniru cara-cara seperti kebanyakan orang lain. Harusnya kita menyadari bahwa kita punya sesuatu yang unik yang membuat kita merasa nyaman saat melakukannya. Tak perlu jadi orang lain. Cukuplah menjadi yang terbaik dari diri kita. Tidak ada yang instan. Untuk sampai puncak kita harus melewati anak tangga yang sering kali melelahkan. Percayalah, dengan tekat dan kebiasaan bekerja keras kita akan menemukan kesuksesan.


Aku sendiri memang bukan bagian dari keluarga BAW, tapi aku suka BAW. Dari sini kita juga belajar tentang dunia tulis menulis. Jika aku punya waktu yang longgar, tentu aku ingin menjadi bagiannya. Sukses buat BAW. Semoga akan banyak penulis berbakat lahir dari sini. Oh iya, judul yang di header itu tidak kelihatan karena tulisannya putih, gambar header dan background juga mengandung unsur putih atau abu-abu. Mungkin bisa diganti warna lain biar nyaman bacanya. Pokoknya sukses untuk BAW. Be a writer be a winner :smile .

Tulisan ini diikutsertakan pada GiveAway BaW

animated gifs