Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Happy to Marry, My Bestfriend

Kamu kok nikah sih? Emang sudah bisa masak enak? Terakhir masak denganku saja rasanya masih kacau. Sekarang kamu sudah rajin bersolek? Dulu kan kamu males setengah mati untuk bedakan. Emang ngajimu sudah hatam? Sudah tahu adab di dalam pernikahan? Buku apa yang kamu baca? Bukuku tentang panduan untuk suami istri saja baru beberapa halaman yang kubaca. Kok kamu duluin aku sih?


Aduh Sob, maafin aku yah. Sudah nulis bagian ngaco diatas. Jujur setelah nerima SMS tentang kabar pernikahanmu aku jadi banyak mikir. Kemarin baru saja aku ijin pulang, sedangkan hari H mu bukan hari libur. Lalu, bisakah aku hadir di pernikahanmu? Walau bagaimana pun kamu itu salah satu sahabat terbaikku. What should i do?


Ingat pertama kali kita bertemu? Ah tentu saja aku lupa, maafkan. Dulu aku pikir kamu sama Rika itu kembar, habis muka kalian mirip banget. Sampai akhirnya aku tahu bahwa Rika itu keponakanmu. Aku hanya berfikir, kok bisa tante sama keponakan seusia? Hah hari gini, apa sih yang ngga bisa? Mungkin kita lebih intens bertemu saat ECC - English Conversation Club - salah satu ekskul baru di MAN. yah, aku dan kamu bertemu disana.


Asal kamu tahu ya Sob, Bu Umaroh pernah ngirain aku itu kamu. Emang muka kita mirip yah? Aku rasa iya sih. Kalau kamu pengen tahu kejadian itu. Hem, posisiku di kantor guru sedang ngafalin sejarah manusia purba pas kelas X. Itu lho yang Pitecantropus erectus dan kawanannya. Aneh juga, but whatever lah.


Tiga tahun kita ngga pernah satu kelas. Kok akhirnya kita bisa jadi sahabat ya? Kalau saja aku masuk kelas Bahasa, apa kamu ngga mau masuk kelas IPA? Takut saingan denganku? Ampunnn. Tapi aku ingat betul, dulu kamu penasaran denganku kan? Ingat ngga kamu pernah bilang itu? Iya, kamu penasaran dengan seseorang yang namanya terpampang di papan pengumuman sekolah. Mungkin aku salah satu murid yang kena garis merah.


Kita berbeda, tapi kita sama. meskipun diending MAN aku tertinggal jauh. Kamu ranking 1 di progam kelas Bahasa. Aku? Apa kamu lihat aku sepenggung denganmu? Tentu saja ngga. Ranking hanya sebuah penjara. Bukankah aku terus buta dengan keadaannya? Diending, aku belajar bahwa ranking bukanlah segalanya. Yang penting adalah bagaimana kita mengaplikasikan semua pelajaran dikehidupan nyata.


Hei, kita lulus kan? Iya. Selanjutnya persahabatan itu muncul. Kita yang senasib karena sama-sama belum melanjutkan kuliyah. Intensitas SMS mau pun telfon menjadikan kita semakin dekat. Aku fikir, kamu adalah satu-satunya orang yang ngga pernah marah padaku atau sebaliknya. Ngga ada rasa iri yang muncul ketika salah satu diantara kita mendapat sesuatu yang baru. Kamu, satu-satunya teman diskusi yang sepadan dengan fikiranku. Tak pernah ngotot untuk memperdebatkan perbedaan. Justru perbedaan itulah yang menjadikan kita saling mengerti satu sama lain.


Ah, kamu! Harus bagaimana lagi aku mengingat tentangmu?


Sob, aku ingin menangis. Bukan menangis sedih tapi menangis bahagia. Satu tahun terakhir ini kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Aku pindah kerja, jarang main ke rumahmu. SMS pun satu dua kali karena pada malam hari kita terlalu letih untuk bercerita. Lebaran kemarin saja aku gagal bertemu dengamu. Lalu SMS pernikahanmu datang mengagetkanku. Itu kejam Sob. Harusnya aku ikut menjadi seseorang yang mendapat cerita ketika kamu memilih pria itu. Lalu kemana saja aku?


Kita sering berdiskusi tentang arti sebuah pernikahan. Kita sering  berbagi tentang siapa laki-laki yang menjadi sejarah kecil dalam kehidupan kita. Ah pernikahan itu, cepat sekali kamu menemukan pemilik tulang rusukmu? Bagaimana denganku? Dia masih menyembunyikan jati dirinya. Mungkin dia akan datang menjadi seseorang yang membantu perealisasian 'Taman Bacaku' nanti. Semoga saja.

Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita, bersama di sini
Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan Illahi
Pegang erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah

Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini


*Edcoustic - Sebiru Hari Ini


Selamat jalan untuk menempuh hari baru sahabatku. Hari baru dengan kekasih halalmu. Maaf aku ngga bisa ngasih apa-apa untukmu. Bagaimana pun kita harus berterimakasih kepada Ibu Sofiyah dan Roudhotul Muta'allimin. Bukankah kita juga lebih dekat karena keberadaannya? Aku turut berbahagia untukmu, sahabatku. Happy to marry, my bestfriend.


Gambar editan sendiri dari
ini & ini

Source
 “Tulisan ini diikut sertakan dalam GA 'Siapa Sahabatmu?'”

Ngeblog itu

Ngeblog itu, ya susah yang gampang. Blogku cintaku, awalnya seperti itu. Buat blog di tahun 2010 tapi baru aktif ngisi satu tahun kemudian :uhuk . Jatuh bangun ngeblog buat pasang template, pasang gadged dan sebagainya. Dukanya ya itu. Setres tingkat akut. Orang gaptek coba sesuatu yang baru tentang dunia perbloggeran. Mana ngga ada yang bisa dimintai bantuan lagi. Untung masih ada google yang setia membantu setiap saat tanpa pernah mengeluh. 


Pernah juga lho aku sampai nyembunyiin blogku dulu jadi 'hanya saya' gara-gara kehancuran yang kubuat sendiri. Otak-atik template tanpa membuat backupnya. Hasilnya rusak, gagal. Tapi dengan begitu aku banyak belajar untuk berhati-hati walaupun harus mengulang tatanan blogku dari awal lagi. 


Dukanya juga kalau pas lagi deadline. Lagi ngejar DL eh jaringannya super lemot atau malah ngga jalan. Yang lebih parah kalau tulisan yang sudah panjang kali lebar harus hangus gara-gara tidak teliti dan asal delet. Terlaluuuu.... Enough, kayanya dukanya ngeblog cuma itu deh.


Kalau senengnya, jangan ditanya pasti banyak banget. Selain kepuasan batin karena bisa nulis, ternyata ngeblog itu membawa dampak yang besar dalam kehidupanku. Aku jadi kenal banyak orang, banyak teman. Aku juga belajar bergaul dengan mereka yang jauh tapi dekat di hati. Lewat kesamaan misi, kita bisa saling diskusi tentang sesuatu, misalnya saja Flashfiction. 


Dari ngeblog aku juga banyak hadiah. Mulai dari sebuah pin, kue, jilbab, majalah, kaos, pulsa, rok, uang dan banyak buku yang sampai hari ini masih belum kubaca. Ngga mau munafik, setiap aku mengikuti sesuatu aku pasti mengharapkan bisa memperoleh sesuatu, sebut saja hadiah. Tapi toh kalau pun ngga menang, intinya aku sudah berusaha memberikan yang terbaik. Dan pastinya aku semakin bisa mengasah apa yang aku bisa.


Dalam dunia blog, aku tetap menjadi diriku. Menampilkan sisi lain kehidupanku. Aku hanya perlu mengenali diriku sendiri dan menjadi aku yang paling terbaik. Dua tahun aktif ngeblog bukanlah hal yang gampang. Pernah satu tahun yang lalu aku memutuskan hiatus beberapa bulan karena sibuk offline. 


Mengaca pada Azwar weBlog yang telah aktif ngeblog selama 8 tahun. Hey, 8 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Meski ngga setiap hari update, tetap saja beliau ini keren karena mampu bertahan sampai sejauh ini. Sejak 2005, hey bahkan saat itu aku hanya tahu cara search di google tanpa tahu sedikit pun tentang ngeblog. Di tahun itu juga ngga pernah terlintas aku bisa seperti ini.


Menelisik postingan awal Azwar weBlog, aku tahu beliau ini juga mengalami yang namaya revolusi sama dengan tulisanku. Tulisan awal beliau berupa artikel nasihat, puisi, berubah menjadi sesuatu yang lebih. Beliau menulis informasi, review film atau apa pun yang sedikit berbeda dengan blog lain. 


Aku fikir, setiap kita pasti akan mengalami masa-masa seperti itu. Ngeblog yang hanya berisi curhatan geje, puisi ngga romantis, opini seenak udelnya sendiri menjadi sesuatu yang lebih. Mungkin menjadi blog yang bertema film, buku, dunia fiksi, atau pemburu giveaway. Itulah cara waktu mengajarkan kita untuk menemukan jati diri tulisan kita.


Hey, selamat ulang tahun buat Azwar weBlog :smile . Tetap semangat menulisnya. Aku yang tergolong baru masih butuh belajar untuk terus bertahan seperti Azwar weBlog. Amazing!: Lukisan Menggunakan Pensil, Hasilnya Seperti Foto Digital, aku suka itu deh. Soalnya dulu pernah belajar ngevector tapi sekarang lupa :uhuk . Gambar tanganku juga ngga bagus-bagus amat, makanya naksir berat sama tuh gambar.


Oh iya, gambar headernya kan berbau biru muda hijau, background belakang sama bagian laman yang hitam itu kayaknya lebih bagus kalau dibuat biru kaya banner GAnya atau transparan kaya blogku hehehe :uhuk . Satu lagi, labelnya itu pilih satu aja, yg label biasa atau label cloud biar ngga banyak gadged yang bikin load lama :smile . Yuk mari tingkatkan page rank #eh :shy .


Banner Giveaway 3

Tulisan ini diikutsertakan pada Azwar weBlog Giveaway Dalam Rangka Ulang Tahun Azwar weBlog Ke-8

#8MingguNgeblog 6 : Sisi Lain

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam


Tahu Sisi Lain? Yah itu nama blogku. Dulu aku menamainya Jiah Al Jafara. Tapi setelah memutuskan untuk serius ngeblog, akhirnya aku mengubahnya menjadi Sisi Lain  Yah karena aku selalu percaya. Setiap orang pasti punya dua sisi yang berkebalikan. Karena setiap orang punya sisi yang berbeda, sisi yang unik, menurutku sendiri.


Blogku dan segala isinya adalah perwujudan sisi lain kehidupanku. Dua sisi yang sangat berbeda meski dalam satu tubuh, satu nyawa. Bisa jadi aku yang aktif di dunia maya ternyata dalam dunia nyata begitu pasif. Semua bisa terjadi, dan menurutku itu sah-sah saja. Apa sih yang tidak mungkin di dunia ini?


Sisi lain dari dunia nyata dan dunia mayaku adalah pekerjaanku yang sangat bertolak belakang dengan tulisanku di blog. Dalam seharian, aku bukanlah pegawai majalah, bukan editor, atau apa pun yang masih ada hubungannya dengan dunia menulis. Pekerjaanku membutuhkan ketelitian dan kadang itu cukup bermasalah mengingat jiwa seniku yang tak beraturan. Sementara ketika aku menulis di blog, beberapa waktu ini kebanyakan tentang dunia fiksi. Aku juga beberapa kali mereview buku atau novel. Benar-benar berbeda. Tapi aku sadar lagi. Kita diciptakan dengan segala perbedaan dan karena perbedaan itu kita saling melengkapi. 


Di dunia maya aku tetaplah aku. Aku memang punya kepribadian yang berbeda, mungkin ganda. Aku suka humor dan berusaha mewujudkannya lewat tulisanku. Aku sadar, dalam keseharian aku jarang sekali membanyol. Aku hanya berusaha mempelajari banyolan itu dengan menonton komedi, membaca cerita humor atau berkumpul dengan keluargaku.


Aku bukanlah seseorang yang sempurna. Banyak sekali kekurangan dalam diriku. Aku yang sebenarnya pecinta anak kecil tapi kurang bisa bersikap manis dengan mereka. Dengan bayi atau anak-anak yang berusia balita sikapku bisa terkendali. Tapi jika dia sedikit besar, entah kenapa aku berubah menjadi sedikit ketus dengan sikap mereka yang ajaib. Bahkan sering kali anak didik ngajiku dulu menyebutku galak. Mungkin mereka melihat nenek sihir dalam diriku.


Mau tidak mau, itulah sisiku yang berdeda. Sisi lain yang memang selalu tak sama. Aku sendiri santai saja dengan sikap ajaibku itu. Kadang kala takut juga dengan pendapat orang lain disekitarku. Bagaimana jika mereka tidak bisa menerima sifat ajaibku? Memperolok, membully, atau ah, sudahlah.


Aku selalu percaya, aku adalah aku. Aku adalah apa yang aku pikirkan. Inilah aku, inilah keadaanku yang sebenarnya. Tak perlu aku menjadi orang lain untuk mendapat perhatian atau mungkin cinta dan tahta. Aku percaya dua sisi di dunia ini. Dimana ada sisi yang baik dan ada sisi yang buruk. Ambillah sisi baik dariku dan buang sisi buruknya. Sampai hari ini pun aku masih berusaha untuk membuang kejelekan yang ada dalam diriku. Bukan aku tidak mau, tapi memang aku begini adanya.


Aku pun tidak bisa memaksakan kehendakku kepada orang lain dan sebaliknya begitu. Dalam hidup ini ada benang merah dari dua sisi yang berbeda. Kedua bukan menjadikan pertentangan, permusuhan, pergolakan jiwa, tapi justru menjadikan mereka satu. Dimana kita bisa saling menerima satu sama lainnya. Saling mengisi kekosongan menjadikannya kesatuan yang lebih utuh.


Angka 212 memiliki makna
Di dalam kehidupan
Dalam diri manusia terdapat dua
Unsur ingat duniawi dan Tuhan
Segala yang ada di dalam dunia ini
Terdiri atas pembagian
Yang berlainan
Namun merupakan pasangan
Keduanya tak dapat terpisahkan
~Lirik Lagu Wiro Sableng :uhuk

Cerita di Balik Aroma : Pesing

Pesing? What the meaning of pesing? :uhuk . Kalau menurut bahasaku, pesing itu merupakan bau dari urine, air seni aka pipis. Jangan dikira aku mau bahas yang jorok-jorok ya, ngga sama sekali kok. Lha terus kenapa pilih bau pesing? Up to me dong :uhuk .


Pasti ngerti banget yang namanya bau pipis itu, ampun deh. Ngga bisa bayangin kalau jadi dokter yang kudu ngetes urine seseorang. Bagaimana kalau baunya ngga sedap gara-gara habis makan jengkol atau pete? :omg . Para ibu-ibu yang sudah pakai tes pack, harus betah dong dengan urinenya sendiri :uhuk . Begitu juga penjaga toilet umum, hem jadi mikir. Ngga mual?


Ngomongin urine dan bau pesing, entah mengapa dulu aku suka banget dengan bau pipis bayi. Mungkin aku gila, but ketika aku dipipisi rasanya itu sesuatu banget. Sejak umur 4 tahun aku sudah punya adek. Jadi main sama bayi itu bukan hal baru. Sekitar kelas 2 SD, aku sudah berani gendong bayi. Bukan bayi yang baru dilahirkan memang, tapi bayi yang sudah berumur 3-4 minggu. Tapi tetap saja harus dipantau sama orang tuanya.


Rata-rata anak-anak keponakan yang aku gendong, semuanya pipis. Masalahnya, saat itu aku belum tahu gelagat bayi yang pengen pipis. Sekarang emang sudah tahu? Belum :uhuk . Tapi melihat gelagatnya, biasanya bisa sih. Kalau Sinta pipisin aku, biasanya pagi sampai siang. Malamnya dia baru pakai pampers.


Hei, terus pesing itu mengingatkanku pada apa? Pernah ngompol di kasur? *ups :uhuk . Aih, itu rahasia dong :shy .


Dulu jaman di Ponpes keduaku, tempatnya itu dekat dengan TPQ (Taman Pendidikan Qur'an). Tiap hari kecuali hari jum'at dan hari libur, siang hari selalu ada tuyul, eh anak-anak. Ngga jenuh, ngga bosan mereka selalu datang mengaji. Karena dekat pula, kamar mandi yang kami pakai sering juga dipakai mereka ini. Sering kali bau pesing gara-gara mereka yang pendek ngga bisa ngambil air di bak yang kadang airnya terlalu dalam.


Suatu ketika, waktu sudah sore. Aku dan temanku mau masak. Ritual ngga biasa, aku masuk kamar mandi. Setelah selesai aku keluar, mengunci sedikit pintunya biar baunya ngga kemana-mana. Ngga lucu kan kalau lagi masak bau pesing? Aku masuk ke dapur, asyik lagi motongin sayur tiba-tiba ada suara tangisan. What happen? Apa tuh tuyul pada keroyokan? Aku berinisiatif keluar melihat keadaan mereka. Seorang anak perempuan nangis.

"Lho? Kenapa Dek? Kok nangis?"

Dia masih nangis. Temennya yang jawab.

"Dia ngompol Mbak?"

Haduh. Udah besar kok ngompol?

"Kenapa ngga pipis di kamar mandi?"

"Kamar mandinya kekunci, udah kebelet dia."

Pak! Tamparan buatku. Aku ingat tadi memang menguncinya sedikit dengan kunci kayu. Tadi juga aku bertemu dengan anak itu ketika keluar dari kamar mandi. Ketika aku bergerak ke kanan, di juga ikut ke kanan. Ketika ke kiri, dia juga ikut ke kiri. Mungkin rasa kebeletnya memuncak. Itu salahku.


Dia masih menangis. Aku mencoba membantunya masuk ke kamar mandi. Entah insting emak-emak atau apa, tapi aku membantu dia melepaskan celananya yang basah. Aku juga mengambilkan air untuknya. Sambil menunggu dia membersihkan diri, aku coba menenangkannya.

"Sudah Dek, nanti Ibumu ngga akan marah kok." 

"Hus Mbak!" seorang sedikit membentakku.

"Kenapa?" tanyaku kemudian

"Ibunya sudah meninggal, Bapaknya juga."

Aku kaget. Kupandangi muka polosnya yang masih sembab dengan air mata. Sekecil itu, anak kelas 1 SD sudah ngga punya orang tua.


Setelah itu aku minta bantuan tetangga Ponpesku untuk meminjaminya celana. Kuusap air matanya, berusaha menenangkan hatinya. Ah bukan hatinya, tapi hatiku sendiri. Hati yang bersalah karena membuat seorang anak tanpa orang tua menangis.


Pesing, kau bau. Semoga saja anak itu sudah melupakan kejadian itu. Tapi, ada juga sedikit kehawatiran jika dia masih mengingat semuanya. Bukan untuk menyalahkanku, tapi lebih kepada ketakutan yang tak ku ketahui wujudnya. Sering kali aku merasa kenangan buruk saat kecil itu mengahantui diriku, mungkin juga dengan dia.

Habis ini, jangan ngompol lagi ya :smile

“Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Cerita di Balik Aroma yang diadakan oleh Kakaakin”

Prompt #12: Konde

Source
Aku memasuki pelataran rumah Mas Toha, laki-laki yang sebulan lalu menikahiku. Setelah menikah, Mas Toha memang tidak langsung mengajakku pulang ke rumahnya. Katanya rumah itu baru diperbaiki dan khusus dipersiapkan untukku. Aku menurut saja dengan apa yang Mas Toha katakan. Kapan lagi coba punya suami kaya raya?


Kududukkan pantatku di sofa empuk yang ada di ruang tamu. Rumah yang begitu apik, besar dan bersih. Sementara Mas Toha mengambil minum, aku berjalan mengelilingi tiap ruangan yang ada di rumah Mas Toha. Aku melihat sebuah pintu dengan ukiran kuno di pojok lantai bawah. Ah mungkin saja itu kamar yang Mas Toha siapkan untukku.


Kubuka pintu perlahan. Bau wangi begitu menyengat hidungku. Ranjang dengan kelambu yang indah. Aku berjalan menyusuri kamar itu. Sampai di depan meja rias, aku terkejut saat aku secara tak sengaja menyenggol sesuatu yang besar dan menyembul. Astaga! Konde? Tapi, siapa yang pakai konde di rumah ini? Mas Toha bilang, dia hanya tinggal sendiri di rumah ini. Lalu ini konde siapa?


Kuambil konde besar itu. Seperti milik sinden yang ada di pewayangan. Tiga kembang goyang yang menghiasinya juga begitu manis, seperti terbuat dari emas.


"Sri, kamu dimana?"

Suara Mas Toha mengagetkanku. Segera ku lempar kembali konde itu ke kolong meja.

"Mas cari-cari ternyata kamu disini to?"

"Sri cuma jalan-jalan Mas. Kamar ini milik kita kan?"

"Kamu mau tidur disini?" tanya Mas Toha sambil mengelus-elus rambut panjangku yang tergerai.

"Memangnya ini bukan kamar kita?"

"Ini rumah kita, jadi kita bebas mau bercinta dimana saja."

"Ah Mas ini."

Mas Toha masih saja mengelus-elus rambutku sembari bibirnya mengecup bibirku. Tapi aku tetap tidak bisa berkonsentrasi. Konde itu menggangguku.

***

"Halo selamat pagi Mas Toha. Ini saya Jeng Kartika. Konde pesanan saya enam bulan yang lalu kok masih belum dikirim mas? Konde yang terakhir bener-bener tokcer Mas. Anak perempuan saya menang kontes kecantikan gara-gara tuh konde. Halo Mas Toha...."


Kubiarkan telfon itu mengoceh sendiri sambil kubaca berita pagi dengan secangkir kopi tanpa Mas Toha. Lima bulan ini telfon rumah sering berdering menanyakan konde Mas Toha. Dalam pernikahan ini kita sama-sama punya misi dan aku yang memenangkannya.


JOMBANG - Warga Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Jombang, Senin (29/4) pagi gempar. Pasalnya, ada temuan tulang belulang manusia di lahan tebu dengan pakaian yang masih menempel, yang diduga berjenis kelamin laki-laki.

Foto Pribadi
Ah Mas Toha. Kau salah memilihku. Aku sudah berulang kali bilang, jangan memilih aku.

***

Selain untuk MFF, FF ini juga diikutsertakan pada Tantangan Menulis "Kliping" oleh Jia Effendie

Rapid Fire Question #2

Kaget dapat lemparan Rapid Fire Question? Aku biasa aja sih :uhuk . Pertanyaan seperti itu bukan hal baru buatku. Inget saat pertama kali teman-teman blogger lempar Pe er, jadi kepingin juga kena timpuk. Setelah kena, bingung ngerjainnya gimana lagi. Mengerjakan pe er semacam itu bukan suatu beban dan justru aku anggap sebagai bantuan buat alasan posting di blog :uhuk .

Kali ini senjata yang aku lempar balik lagi beuh. Mbak Diah nih yang balikin merconku. Wes yuk mari dijawab :uhuk . Pertanyaan 1-10 kan sama kaya yang kemarin, jadi bisa baca disini Rapid Fire Question. Nah ini untuk pertanyaan tambahannya :


1. Nulis yang serius atau lucu-lucuan?
Ini maksudnya apa? Nulis lucu-lucuan kaya curhat gitu? :uhuk . Aku nulis keduanya :smile . Tergantung mood dan tema Giveawaynya *teteup .

2. Facebook atau twitter?
Kalau main di MFF atau WB ya di FB. Kalau mau berburu kuis sama nyampah sesuka hati ke twitter aja :wek .

3. Buku tebel atau tipis?
Kalau fiksi aku suka yang tebel. Non fiksi, tergantung lagi ujian apa sih :uhuk .

4. Liat berita atau acara gossip?
Gossip :uhuk . Tapi bukan berarti ngga mau liat berita ya. Liat aja di chanel TV, acara gossip jauh lebih lama bok ketimbang berita. Jadi soal berita biasanya aku baca bukan liat :smile .

5. Aku kelihatannya orang serius atau baik sih :D ????
Gimana ya Mbak :smile ? Dilihat dari wajahnya itu bermuka serius. Baik? Baik dong wong mau ngerjain pe er berantai ini :uhuk .

Fiuh~ beres deh. Yuk mari beberes dan ngebabu lagi :uhuk . Karena kemarin sudah lempar pe er, kali ini ngga ada lemparan ya :uhuk . Happy sunday :hepi .


BeraniCerita #11 : Kembalinya Cincin Ibu

Source
Aku melihat Ibu tampak gelisah. Berulang kali Ibu mondar mandir tak menentu.

"Ibu cari apa?" tanyaku buka suara.

"Noofa lihat cincin Ibu tidak? Cincin yang ada di laci itu?"

"Noofa tidak lihat Bu. Memangnya itu cincin apa?"

"Itu cincin pernikahan Ibu sayang. Ibu fikir, nanti Noofa bisa memakainya."

"Noofa masih 17 tahun Bu. Noofa tidak berhak memakainya."

Ibu hanya tersenyum sambil berlalu dari hadapanku.

***

Aku terbangun saat tengah malam. Tumben sekali lampu ruang tamu masih menyala. Apa Ayah belum pulang? Tapi motornya sudah terparkir di garasi. Aku berjalan menuju ruang makan yang masih gelap. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki semakin mendekat. Harusnya aku santai saja, tapi aku malah bersembunyi di kolong meja. Tap! Lampu menyala.

"Apa ini Yah?" suara ibu terdengar kaget.

"Selamat ulang tahun sayang."

"Ih Ayah apa-apaan ini? Pakai sayang segala. Ibu kan malu."

"Tidak apa-apa sayang. Noofa paling sudah tidur, jadi kita aman. Kita sudah lama kan tidak bermesraan seperti ini? Candle light dinner."

"Bukannya kita sudah tua? Apa masih pantas ada adegan seperti ini?"

"Memang yang romantisan itu hanya milik kaula muda? Semakin kita tua, kita akan semakin bijak. Hari kita yang semakin tua, bertambah usia, uban bukan alasan untuk tidak saling mengungkapkan cinta."

"Ah Ayah ini."

"Sayang, jadilah bidadari surgaku!"

"Ayah! Pakai nyodorin cincin segala. Itu kan cincin Ibu! Kok bisa sama Ayah?"

"Ayah yang ambil. Boleh Ayah pasangin di jari Ibu?"

"Iya."

"Lho? Kok tidak muat?"

"Makanya Ibu copot. Cincin ini sudah terlalu sempit di jari Ibu. Ibu kan tambah melar Yah."

"Biar pun melar, Ayah tetap sayang sama Ibu."

Cup! Seperti suara kecupan. Ya Tuhan! Kapan drama romantis ini bersambung? Aku lelah jongkok di kolong meja.



Notes :

FF ini selain untuk misi Berani Cerita dan Lampu Bohlam #11 - Tua, juga ku tulis untuk Mbak Noorma yang hari ini sedang berulang tahun. Pantas saja sih kemarin nagih cerpen :uhuk . Biar pun ngga banyak kata kaya Ciderella's Stepsister dan Valentin Untuk Nay, aku harap ini bisa gantiin sementara tuh cerpen yang aku janjiin dulu :uhuk . Intinya sih, selamat ulang tahun Mbak :luph . Kapan kita ketemu lagi? :uhuk