Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Valentine Nay

Bismillaahirrahmaanirrahiim....


***


Aku menahan napas. Ini gila! Dua lelaki saling berjabat tangan, lama dan mata mereka saling memandang. Errrr!!! Mesranya. Kuhitung angka satu sampai sepuluh di dalam hati. Oke! Mereka mesra karena sampai detik kesepuluh tangan mereka masih terjalin erat.


Aku mundur mencari minuman di pesta valentine yang maha tidak penting ini. Sudah kuduga sebelumnya, mungkin akan seperti ini. Gadis jomblo sepertiku datang dengan kakak laki-laki yang menurut gosip yang beredar adalah seorang homo tidak akan menguntungkan sama sekali. Alih-alih ingin dapat pacar, justru kemesraan Reza kakakku dan Vino calon gebetanku yang kudapat. 


Baiklah, mereka dulu satu kelas saat SMA. Vino pernah datang ke rumah sekali seingatku. Aku masih SMP jadi ya tidak terlalu paham dengan hubungan mereka. Aku berbalik arah setelah mendapat minumanku. Hei! Ke mana mereka?


"Nay!" Tya sahabatku menepuk bahuku.

"Hai. Lihat Mas Reza tidak?"

"Tadi sih ke halaman belakang sama Vino. Kau tahu, sepupuku itu yang bantu dekorasi pesta ini. Dia senang sekali kamu mau datang di tengah hiruk pikuk valentine yang menurutmu maha tidak penting ini."

"Kurasa bukan aku yang dia harapkan." kataku berjalan ke halaman belakang. Tya mengekor di belakangku.

"Maksudmu apa?"

"Lihat! Mesra banget mereka!" aku menunjuk ke arah Mas Reza dan Vino yang saling berpelukan. Vino terlihat bahagia, senyumnya lebar.

"Ah! Mesranya!" Tya bertepuk tangan.

Aku menyipitkan mata pada Tya sementara dia tersenyum geli dengan deretan gigi putihnya. Mas Reza dan Vino berjalan ke arahku. Kuputar bola mataku melihat Vino merangkul Mas Reza.

"Nay! Ngapain di sini? Ayo masuk." ajak Vino.

"Mas, pulang yuk! Nay pusing."

Bagaimanapun, aku tidak sanggup menahan rasa patah hati ini.

"Oh tidak bisa Nay! Mas Reza dan aku mau kencan." kata Tya menggamit lengan Mas Reza. Aku melotot padanya sementara Mas Reza menggaruk kepalanya dan Vino cekikikan di sampingnya.

"Apa-apaan kalian!" protesku.

"Sini, kenalan sama calon kakak ipar." kata Tya menjabat tanganku.

Kuputar mataku lagi. Gila! Aku meninggalkan mereka.

"Nay, tunggu!" Vino menggapai lengan kananku. Aku berbalik menatapnya tak mengerti.

"Ini bukan rencana untuk menutupi kehomoan kalian kan?"

Vino menahan tawanya.

"Apa yang lucu?" tanyaku.

"Kau!"

"Aku?"

"Kau pikir aku homo?"

"Bisa jadi."

"Kalau begitu aku taubat dari masa homo."

"Hey!"

"Masa penantian sudah berakhir. Tidak sia-sia lima tahun nunggu restu Reza buat macarin adiknya yang manis." Vino mengedipkan matanya dengan genit.

Aku kaget kemudian menahan senyum dari bibirku. Kulirik Mas Reza di seberang, dia tersenyum ke arahku.


***

Notes :
Kyaaaa~ Valentine maha tidak penting. Selamat ulang tahun buat Mbak Naya Belo dan Mbak Siti [Teman sekolah]. Tambah barokah usianya, sukses selalu :smile . Selamat ulang tahun buat yang ulang tahun. Aku kemarin juga sudah nambah umurnya :uhuk .

Terima Kasih

Bismillaahirrahmaanirrahiiim....

Alhamdulillahirabbil 'aalamin, sampai hari ini aku masih hidup :smile . Terima kasih kepada Allah, Rosul, keluarga, Bapak, Bu e dan semua teman yang dekat maupun tidak karena selalu baik dan ya kalian luar biasa :hepi . 


Maaf karena kemarin aku menjadi gadis yang manja dan keras kepala. Kehebatan dan kepercayaan diri yang dulu dibanggakan nyungsep dan akhirnya aku sadar, aku tak ada apa-apanya dibanding kuasa Tuhan. Perencanaannya, hari ini ke kota, ke toko buku beli novel, buku seperti X atau Benang Merah. Yah, bagaimanapun aku ingin memegang novel yang real, beli sendiri. Semua harus tertunda seperti kemarin karena aku harus istirahat di rumah dan praktis tidak ke mana-mana. Dan ya, kemarin sampai hari ini mau tak mau aku kerja karena ijin sakitnya sudah lumayan lama :uhuk .


Tak ada yang harus ditangisi, toh Insya Allah masih diberi umur. Doaku di hari spesial ini, semoga aku lebih dewasa, lebih baik dan lebih baik lagi :smile . Bagaimanapun aku harus bertahan mencapai sebuah kemenangan. Doaku lagi, semoga Allah memberikan kesempatan untuk menjalani hidup tidak dengan rutinitas harian. Aku ingin bebas dan menemukan sesuatu yang berbeda. Semoga saja :smile .

25 Januari

"Alexa!!!"


Astaga!!! Mami!!! Kupalingkan wajah dan menarik tangan Duma, pacarku.


"Duma, ayo kita pergi." ajakku.

"Tunggu! Es krimnya belum jadi."

"Udah ayo pergi."


Mami terlalu gesit, dia sudah ada di belakang kami.


"Alexa, kamu kok ada di mall?" tanya Mami.

"Anu Mi...,"

"Siapa sayang?" tanya Duma. Kuinjak kakinya, dia menjerit.

"Au!!!"

"Alexa? Kamu bolos kuliah? Siapa laki-laki ini?" Mami mulai mengintrogasi.

"Duma, Tante. Dumari. Tante Ibunya Alexa?"

"Iya. Lidya, Mami Alexa yang cantik sejagad raya tiada duanya." kata Mami tertawa.


Kuputar mata, ya ampun, Mami!!! Kutarik napas dalam-dalam. Tamatlah riwayatku!!!


"Mi, Alexa ke toilet dulu. Duma, kamu ngobrol dulu sama Mami."


Tamat sudah kisah cintaku ini. Aku bersembunyi di balik dinding memperhatikan Mami dan Duma. Kuambil catatan kecil di tasku. Tanggal 25 Januari 214, putus dengan Duma. Duma pacar ke-17 yang kemungkinan besar akan didepak Mami dari hidupku. Ya Tuhan!!! Aku bukan anak kecil lagi!!! Mami yang single parent terlalu over protektif denganku. 


Semua pacarku tidak ada yang bertahan lebih dari tujuh hari kecuali Duma. Duma memang berbeda dari pacar-pacarku yang lain. Dia bukan ABG, dia sudah bekerja itu yang aku tahu. Bisa bertahan back street sampai satu bulan merupakan catatan sejarah dalam perjalanan percintaanku. Aku tidak rela kalau sampai putus dengan Duma. Aku harus mempertahankan Duma, titik. 


Kulihat Mami dan Duma, mereka cekikikan. Aneh!!! Kok bisa?


"Alexa sudah datang. Mami pamit kalau gitu. Jaga anak gadis Mami ya Duma." kata Mami mencium pipi Duma kemudian pipiku juga.

"Beres, Mi!"


Mami pergi jauh, aku kaget luar biasa.


"Kamu ngomong apa sama Mami? Kok bisa akrab gitu?"

"Rahasia!"

"Duma." aku merajuk. Dia nyengir.

"Mami tanya siapa nama lengkapku. Kujawab Dumari Harlino. Mamaku ngefans Dude Harlino sampai dia ngasih nama Dumari, dua lima januari biar kaya Dude, dua desember. Ternyata Mami kamu ngefans juga sama Dude Harlino."


Tawaku meledak! Mami!!!

***

Notes:
Ditulis dengan sepenuh hati pada malam minggu kelabu karena malam nggak mungkin langit nya merah, di tengah pergolakan batin karena banyak hal termasuk gagal traveling, hujan yang ternyata sudah berhenti, banjir yang surut, macetnya Jepara, antrian bensin dan BBM yang orangnya kaya semut, kebingungan cari warnet, perjalanan ke rumah sakit dan akhirnya dapat warnet :uhuk .Ditulis dalam rangka ulang tahun Monday FlashFiction yang pertama. Selamat ulang tahun MFF!!! :hepi :luph . Terima kasih karena telah menerimaku menjadi bagian dalam grup ini. Terima kasih buat semua pembelajarannya. Aku cinta MFF dan kalian semuaaaa :luph *TebarCiuman :calm . Selamat ulang tahun!!!!