Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Go For Istiqomah

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Go for istiqomah. Duh bahasanyaaaa....

Kalau ditanya apa yang ingin saya capai di aktifitas blogging ini ya memang istiqomah. Istiqomah itu menetapkan hati, ciyeee!!! Gimana mau menetapkan hati wong hatinya terbagi dibeberapa blog #Walah. Lima tahun saya punya Sisi Lain, tapi ya gitu. Saya kerjanya main-main lha wong semua blog yang saya buat karena iseng doang. Maka dari itu saya serius mau istiqomah ngeblog.

Saya berharap bisa mengelola semua blog yang saya buat. Tak peduli sayanya jungkir balik nungging buat ngepost, pokoknya diusahain ada postingan setiap minggu di semua blog. Meskipun di bulan pertama ini sayanya nyut-nyutan bagi postingan.

Saya belum mau muluk-muluk ngebet ngiklan sana-sini. Yang penting itu tadi, istiqomah. Kalau harapan saya tinggi tapi males action, kan sama saja bohong. Kata orang Jawa, ‘Alon-alon waton kelakon’. Hati-hati yang penting jalan, tapi maunya wusssss Go For It gitu deh, hihih.

Terus biar bisa bagi post di masing-masing blog, ngaturnya gimana?

Karena saya belum punya HP pintar, saya biasanya corat-coret di kertas. Kalau malas sih langsung nulis dan di draft di masing-masing blog. Kadang kala sih saya simpan di e-mail. Tergantung sikon lah. Tapi kalau sayanya punya kesempatan nulis di komputer, saya simpan dulu beberapa tulisan di word. Untuk edit foto, biasanya ya dengan aplikasi HP. Kalau di komputer sayanya pakai Corel Draw, sekalian belajar.



Semoga sih saya istiqomah ngeblognya sampai nanti, sampai tua. Habisnya gimana, saya ngeri dengan perempuan di kampung saya yang sudah menikah. Banyak sekali mereka akhirnya milih jadi ibu rumah tangga tapi aktifitas dunia maya dibatasi suami yang tak mau membelikan kuota internet. Ini namanya kejam!!!

Nanti kalau saya menikah maunya ya jadi ibu rumah tangga tapi blogger juga. Blogger berduit pula. Jadi nggak perlu minta-minta sama suami kalau masalah kuota, ahahah. Walaupun gadis kampung, nanti saya tetep mau jadi Emak Gaoel, Ibu yang cerdas yang ngerti perkembangan jaman tapi tetap memegang teguh agama dan kebudayaan #Halah. Semoga nanti kalau saya sudah istiqomah, saya bisa menyebarkan virus-virus ngeblog itu asik.

Emang selama lima tahun nggak nyebar virus, Ji?

Sudah, tapi ya memang belum ampuh saja virusnya. Saya sudah bilang ngeblog bisa dapat duit, pulsa, buku, hadiah, banyak lagi bahkan dapat jodoh juga. Tapi ya memang muka saya kurang meyakinkan kali ya. Belum bisa nebar buku karya sendiri soalnya wong punyanya buku kroyokan.

Pokoknya, go for istiqomah!!!








Go For It Blog Competition

Gempa Bumi di Jepara

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Tiba-tiba bangun dari tidur dan bumi berguncang itu rasanya kaya mimpi. Saya pikir ini cuma halusinasi. Nyatanya, betulan gempa bumi.Karena saya tidurnya cuma di karpet, guncangan bumi betulan terasa. Kaget? Jelas. Saya keluar kamar, lihat keadaan di luar dari kaca. Setelah efek gempannya mereda, saya manggil Bu e, nanya ini ada apa? Lindu, aka gempa jawab Bu e.

Kurang lebih pukul 01.10 terjadi gempa 5,0 skala Richter berpusat di kilometer 26 timur laut Jepara. Hasil lihat BMKG, gempa ini tidak berpotensi Tsunami. Walaupun begitu, tetap sayanya kaget, rada bingung, campur aduk lah. Saya nggak berani bayangin yang aneh-aneh. Alhamdulillahnya tak ada korban. 

Dari info yang saya baca, ada beberapa retakan di jalanan dekat pusat gempa.Sepuluh Suro kali ini beda. Karena gempa serta Matahari yang seolah patah hati. Kemarin Matahari terlihat merah, tak terik. Hari ini pun panasnya seperti mendung. Saya tak mau menghubungkan ini dengan hal mistis atau pertanda apa. Yang penting ingat Tuhan dan berdoa semoga keselamatan menyertai kita semua.

#365HariJokowiJKGagal

Bismillaahirrahmaanirrahiim....



Hari ini sudah satu tahun Pak Jokowi dan Pak JK memimpin kita. Sebagi wujud kecintaan rakyat terhadap Presidennya, dan betapa bebasnya berpendapat, maka rakyat membuat peringatan dengan #365HariJokowiJKGagal. Sudah satu tahun lho, dan gagal!!! Bayangkan!!!

Mana janjimu dulu? Katanya BBM turun. Katanya nggak banyak pengangguran. Katanya rupiah naik. Katanya asap bisa hilang cepat? Mana??? Satu tahun saja gagal, apalagi yang tinggal empat tahun kepemimpinan???

***

Itu sih kata mereka, bukan saya, heheh. Tahu nggak sih? Satu dari lima tahun itu harusnya baru, bukan sudah. Empat tahun bukan tinggal, tapi masih. Begitulah seharusnya kata yang kita pakai. Sudah cukup Balonku yang mengatakan empat itu tinggal!!! Jaman sudah maju, kita harus berpikir ke depan dan luas!!! #Merdeka!!!

Beda kepala, beda cara memimpin dan berpikir. Kita tidak bisa menyamakan Presiden satu dengan yang lain. Dan setiap sesuatu itu butuh proses, penyesuaian, adaptasi. Presiden itu bukan Tuhan yang berkata, “Jadilah, maka jadi.”. Presiden itu manusia biasa, sama seperti kita.

Kecewa itu lumrah, menuntut janji itu wajar. Tapi, sudahkah kita bercermin?

Kita ini bisanya cuma jadi penonton. Ngamuk-ngamuk, komentar sok pintar, sok tahu segalanya. Suka nuntut ini itu. Tapi, apa yang sudah kita lakukan untuk bangsa kita tercinta ini? Sudahkah kita melakukan hal kecil seperti buang sampah pada tempatnya? Sudahkah kita mengajarkan hal baik pada anak-anak, remaja pemimpin masa depan kita? Sudahkah kita jadi kreatif bukannya konsumtif?

Perubahan itu dimulai dari kita sendiri. Kita tidak bisa hanya menuntut tanpa melakukan sesuatu yang berguna, yang nyata.

Saya yang tidak berpendidikan ini berusaha berpikir logis, obyektif bukan memihak. Waktu 365 hari yang sudah lewat tidak bisa dijadikan tolak ukur gagalnya kepemimpinan. Jika sudah empat tahun dan bangsa kita masih terpuruk, mungkin saya akan berkata ini gagal. Revolusi Mental, harusnya kita memang melakukannya. Selain memperbaiki akhlak, kita juga harus memperbaiki mental dan pemikiran kita. Berpikirlah positif, maka akan positif.

Presiden Cuma satu dan kita tidak bisa menarik beliau untuk menyelesaikan semua masalah yang mungkin kita sendiri yang menyebabkannya. Mari bantu beliau mewujudkan harapan-harapan kita bersama bukan keinginan segelintir orang. Beliau itu bisa, kalau kita percaya. Dan apakah kamu percaya bahwa yang akhir itu lebih baik dari permulaan?