Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Ngapain Ke Kampung Ragam Warna? Enggak Usah!

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Pertengahan September 2019 ketika ada info pendaftaran ke Kampung Ragam Warna masuk di grup WA, langsung saya searching. Di mana itu ya? Ternyata di Kendal. Tanpa pikir panjang, saya ikutan isi. Kalau lolos, sekalian jalan-jalan kali ya, begitu pikir saya.


Seminggu sebelum acara, WA masuk menyatakan bahwa saya terdaftar sebagai peserta. Baiklah. Tapi beberapa hari kemudian, 'saya yang lain' muncul. Ngapain ke Kampung Ragam Warna? Enggak Usah! Mending nyelesaiin Drakor. Lagian di luar sedang panas-panasnya. Nanti pusing, ini lah itu lah.

Tentu saja saya tidak menyalahkan 'saya' yang berpikiran seperti itu. Kenapa? Soalnya kadang kala saat bepergian tuh bukan kebahagiaan yang didapat tapi hanya samacam biar tidak dikatain kurang piknik. Update di sosial media, tanpa tahu apa makna dari perjalanan kita. Walaupun itu sebenarnya sah-sah saja. Tapi jadi terasa hampa.

Beberapa tahun terakhir ini semua hal sepertinya makin berwarna dalam artian yang sebenarnya. Kayanya kalau tidak warna-warni itu kurang hits. Batu diwarnain, pohon juga, bahkan hatiku penuh warna dengan kehadiranmu #Halah. Akhirnya muncullah destinasi wisata berwarna warni.

Di dunia sendiri, sudah banyak juga kampung warna warni. Kemarin sih sempat baca postingan Oky yang traveling ke Desa Budaya Gamcheon, Busan, Korea Selatan. Katanya bagus buat background foto, Heol! Di belahan dunia lain ada Burano Italy, Bo-Kaap Cape Town South Africa, Willemstad Curacao dan La Boca Buenos Aires Argentina.

Di Indonesia, tentu ada dong antara lain:
  • Kampung Warna Warni, Jodipan, Malang
  • Kampung Pelangi, Bejalen, Kab. Semarang
  • Kampung Bulak, Kenjeran, Surabaya
  • Kampoeng Kelir Kroman, Gresik
  • Kampung Kali Code, Yogyakarta
  • Kampung Sungai Kalilo, Banyuwangi
  • Kampung Wisata Teluk Seribu, Balikpapan, Kalimantan Timur
  • Kampung Wisata Lubuk Linggau, Sumatera Selatan

Dan yang terbaru ada Kampung Ragam Warna yang beralamat di Mranggen, Nolokerto, Kec. Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah 51372. Setelah menempuh Perjalanan Jepara Kendal hampir 5 jam, akhirnya saya sampai di sana dan itu dipersembahkan oleh Bus, BRT, dan juga Mas Ojek, hahaha. Saya ke Kendal dalam rangka main dan juga mengikuti Festival Drumblek Pacific Paint Cup 1 Kampung Ragam Warna.

Festival Drumblek Pacific Paint Cup 1 Kampung Ragam Warna, apa itu?


Jadi tanggal 26-27 Oktober 2019 serangkaian acara diadakan dalam rangka Festival Drumblek Pacific Paint Cup 1 Kampung Ragam Warna. Kampung ini sendiri sudah resmi dibuka tanggal 8/9 Mei 2018 lalu. Berarti ini sudah kedua kalinya acara diadakan dan makin ramai tentunya. Peserta yang daftar lebih dari 300-an.


Awalnya saya pikir acara akan mirip dengan arakan Dumbeg Festival Lasem. Iya, otak saya mikirnya makanan mulu. Ternyata Drumblek, drum juga blek dari peralatan bekas yang terbuat dari seng dan semacamnya yang dipukul-pukul hingga menghasilkan musik yang indah. Awalnya, drumblek ini ada untuk membangunkan sahur. Tapi kemudian berkembang jadi Festival yang menarik buat ditonton.


Sebenarnya saya enggak asing dengan musik seperti drumblek ini. Di Jepara ada namanya Tongtek bahkan sudah dibuat Festival. Biasanya diadakan saat ramadhan dan diikuti dari berbagai desa di Jepara. Dulu waktu sedang hits, Tongtek ini sampai sering diundang di acara hajatan. Orkes dangdut mah lewat. Alatnya kurang lebih sama ditambah alat musik betulan tentunya.

Lalu, apa yang membedakan Tongtek dan Drumblek?


Tongtek biasanya memainkan musik yang sedang hits saat ini. Katakanlah lagi demam Sabyan Gambus, ya lagunya itu. Lagi suka Lord Didi bersama Sobat Ambyar, ya mainnya itu. Rata-rata musiknya dangdut karena buat hiburan. Sedangkan Drumblek ini lebih dari sekadar musik, lebih ke seni dan budaya. Musik, lagu, tari, tata panggung dan juga kostum yang berwarna sesuai tema yang akan ditampilkan.


Kemarin itu di Festival Drumblek Pacific Paint Cup 1 Kampung Ragam Warna menghadirkan banyak peserta dari Kendal dan sekitarnya. Saya sendiri nonton di awal-awal sebelum pulang. Ada yang menampilkan musik Jawa, Anoman Obong, Jaranan, tari-tarian, sampai lagu barat ala-ala Zorro. Sebagai wisatawan lokal, saya merasa cukup terhibur. Dan tidak ada batasan usia untuk peserta dari anak-anak, remaja, sampai dewasa melebur jadi satu. Menyenangkan sekali! Ketika malam hari, ada pula penampilan dari Grup Rebana Modern Senada dan Grup Reggae Daun Bambu yang sama menariknya.


Ke Kampung Ragam Warna Nunggu Saat Festival Drumblek Saja Nih?


Ngapain ke Kampung Ragam Warna? Enggak usah, jika hanya buat foto-foto, begitu janji saya. Di kampung ini memang penuh warna, lumayan banyak spot buat foto-foto kece yang bisa diposting buat update sosial media. Tapi kalau ke sana hanya untuk itu, sayang banget kan?! Apalagi namanya festival itu hanya setahun sekali.

Menghidupkan Seni dan Budaya di Kampung Ragam Warna


Menurut Konseptor Kampung Ragam Warna, Ibu Wiwik W Wijaya dan Bapak Bambang Yogi, adanya kampung ini tuh buat wadah menghidupkan seni dan juga budaya, khususnya Kaliwungu Kendal. Jadi maunya nih anak-anak muda khususnya, tahu dan mau menjaga serta mengembangkan seni dan budaya yang ada.


Perkembangan industri juga makin pesat. Kalau kampung hanya dibuat warna warni tanpa ada identitas dan kekhasan di dalamnya, lama-lama juga akan bosan dan hilang. Tapi dengan adanya seni dan budaya, enggak nunggu festival, wisatawan juga pasti mau datang apalagi untuk pecinta seni dan budaya. Yap, seni itu menyatukan kita.

Apa saja sih Seni dan Budaya yang bisa kita temukan di Kampung Ragam Warna?


Pertama adalah Lukis Payung. Kerennya, sudah sampai dibawa ke Moskow, Rusia lho. Dalam rangkaian acara kemarin, masuk juga Lomba lukis payung dan saya ikutan. Asli malu sebenarnya karena kalah kece dengan peserta lain. Anak-anak di sana tuh gambarnya keren-keren dan nyeni banget. Tahun lalu yang ikut ada 50-an. Nah kemarin itu sampai 150 peserta. Unik sih menurut saya. Payung-payung juga dijadikan dekorasi panggung yang indah.


Yang kedua adalah Smock merupakan kepanjangan dari Seni Model Orang Cah Kaliwungu. Smock adalah karya seni berupa lukisan yang terbuat dari kain perca. Kalau kain sisa jahitan biasanya dibuat lap, ini bisa jadi seni lukis yang berdaya jual tinggi. Senimannya sendiri ada Bapak Mukjizat juga Mas Ipul. Smock yang dibuat sendiri banyak yang bergambar Pewayangan. Tujuannya lagi-lagi buat melestarikan seni dan budaya. Bahan yang dipersiapkan untuk membuat Smock juga cukup mudah, antara lain:


  • Kanvas
  • Perca
  • Pinset
  • Kuas
  • Gunting
  • Lem

Pertama pastinya kita buat sketsa untuk calon lukisan. Baru mulai meremas kain dan harus telaten. Ketika saya mencoba, ternyata bisa juga, hahaha.


Kemarin di Festival Drumblek Pacific Paint Cup 1 Kampung Ragam Warna juga ada banyak Workshop seperti Kartunis. Sayang saya tidak ikut karena istirahat di homestay. Lalu ada Workshop Sumpil juga. Sumpil adalah makanan khas Kaliwungu, Kendal, yang diberikan saat tradisi weh-wehan menjelang Maulid Nabi Muhammad. Sejenis ketupat sebenarnya, tapi bentuknya limas segitiga dan dibungkus dengan daun bambu. Makannya pakai parutan kelapa. Sebenarnya ini sudah masuk bulan Rabiul Awwal, pas banget ya kalau mau lihat weh-wehan. Apa saya balik ke sana saja ya?! Hahaha.


Hari terakhir ada workshop Lukisan Ampas Kopi bersama Andre Himawan. Kurang lebih sama seperti smock tapi pakainya kopi. Bahan yang disiapkan antara lain: Kertas, Kuas, Air putih, Pisau palet, Pernis spray dan Kopi CET. Tetap harus ada sketsa dulu sebelum membubuhkan kopi.


Selain Budaya dan Seni, ke Kampung Ragam Warna ini bisa sekalian buat Wisata Religi ke Makam Waliku. Di sana terdapat makam ulama yang berpengaruh di Kaliwungu seperti KH. Mustofa, KH. Musyafak, dan KH. Abu Chaer. Horor dong?! Enggak juga. Pemakamannya di bagian atas sementara Kampung Ragam Warna itu di bagian bawah. Secara lokasi, lebih mudah lewat dari jalan Makam Waliku sebab dari bawah itu jalannya agak muter-muter karena ada perbaikan.


Kalau mau menginap di Kampung Ragam Warna, ada satu homestay dan kemarin saya tempati bersama teman-teman Blogger yang lain. Rumahnya sederhana dengan 2 kamar. Kami akhirnya tidur ramai-ramai di ruang depan. Kalian juga bisa menginap di rumah penduduk lokal yang ramah-ramah. Untuk lingkungan, saya melihatnya cukup bersih. Mungkin bagian pengairannya yang sedikit kurang apalagi kalau ada banyak tamu yang datang seperti kemarin.


Saya tidak bilang bahwa Kampung Ragam Warna ini tempat sempurna untuk menghabiskan waktu liburan. Habis kemarin panas banget! Hahaha. Memang lagi cuaca ekstrim saja sih. Tapi, saya percaya ke depannya potensi dasar yang mereka miliki itu bisa dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata yang jauh lebih baik dan populer. Konseptor-konseptornya yang berpengalaman, warga yang mau gotong royong & berkembang serta tetap menjaga seni dan budaya, dan tentunya para sponsor yang ikut mendukung adanya Kampung Ragam Warna.


Kita semua mungkin seniman, mengekspresikan keindahan dengan cara kita, cara yang berbeda

Destinasi wisata yang berhasil adalah yang mampu memanjakan wisatawan dan juga meningkatkan perekonomian warganya. Enggak sabar deh lihat perubahan Kampung Ragam Warna yang lebih berwarna. Terima kasih buat semuanya yang telah memberikan saya kesempatan mengikuti Festival Drumblek Pacific Paint Cup 1 Kampung Ragam Warna. Jalan naik turunnya lumayan banget buat olahraga, ckckck.


Jadi, sudah dapat gambaran mau ngapain saja saat dolan ke Kampung Ragam Warna? Atau ada yang sudah main ke sana juga? Share pendapat kalian ya!

Sampai jumpa. Happy blogging!

62 comments

Ali Muakhir said...

Seru juga ya, jalan-jalan ke Kampung Ragam Warna Kendal. Aslinya, kemarin sempet pengin daftar, apa daya lagi banyak kerjaan, jadi aja nggak jadi daftar deh, hehehe

Susi Susindra said...

Hih! Ngapain ikut? Trus kamu ikut, gitu? Asem tanan, ih.
AKu juga mikirnya, Festival drumbek itu ya festival makanan seperti di lasem dulu. Wkwkwk. Ternyata drumblek alias drumb band dengan blek. Aku curiga kalau ini adabtasi dari tongtek kita.
#GairahNyinyirMuncul gara-gara judulmu yang nggemesin

Marfa Umi said...

Ternyata kampung warna bisa ajuga ya sekaligus buat destinasi salah satunya kampung ragam warna kendal, bisa sekaligus menginap. Rasanya pasti kaya menginap di pedesaan gitu yak wkwk

Ruli retno said...

Wah tambahin lagi donk daftar kampung pelanginya di kotaku juga ada, di pesisir bantaran sungai. Kampung pelangi di banjarbaru, gitu.. hihihi request minta di tulis, aku jadi penasaran mau liat yg di kendal juga nih

vira elyansyah said...

aku kalau datang ke kampung warna-warni begin, sengaja bawa beberapa baju loh hehe!
biar bisa aplod foto berkali-kali di IG dengan outfit yang beda!
sekalian, ngasih liat ke dunia luar bahwa banyak ragam dan budaya di kampung tersebut

Mau Nambahin nih list kampung warna-warni yang pernah aku kunjungi juga :)
-Ada Kampung Bekelir di Tangerang di pesisir sungai Cisadane
-Kampung Warna-warni di Depok II Jawa Barat (Gang Rebana IV)
-Kampung 3D Depok (Depok Timur)

Mechta said...

Jiaaah..pikiran sama pernah terlintas : ngapain ke situ, paling cuma kampung dicet warna-warni.. ternyata bedaaaa..haha.. Oya, aku masih penasaran dg workshop2nya krn kemarin datang telat! Haha...

Eko Prasetyo said...

Jadi pengen kesana, kita disana juga bisa melukis.
Dan warna-warni rumah yg menawan, penasaran sama di dalam isi rumahnya.

Anisa Deasty Malela said...

Mau juga datang ke kampung warna, penasaran dengan wajah suatu kampung yang warganya kompak dan solid menghias lingkungan sampai jadi tempat tujuan wisata.

Pertiwi Yuliana said...

Setuju banget! Kalo cuma datang buat foto doang mendingan gak usah. Pun dengan objeknya. Kalo cuma dibikin warna-warni ngikut trend doang mah gak guna, bagus kalo memang ada hal lain yang disuguhkan seperti kebudayaan begini.

Fatimah Aqila said...

Aku kalau kesini pengen ootd sepuasnya deh, kalau backgroundnya instagramable banget nih. hahaha

Seru banget dalam satu tempat banyak hal yang bisa dibawa pulang gitu, jadinya pasti gak sia-sia kalau kesini.

Farida Pane said...

Aku taunya smock itu yang teknik jahit kerut2. Ternyata di sini artinya lain, ya. Keren banget deh inovasi kampung ini

Tukang Jalan Jajan said...

Sepertinya di banyak kota ada kampung warna warni ya kak. Di Pontianak juga ada sih kampung seperti itu. Awalnya ramaintapi seiring waktu kurang ada perawatan. Semoga yang di Pontianak ngga kejadian dikampung lain ya kak

Dikki Cantona Putra said...

Aku baru tau ternyata ada ya kampung yang sangat bagus banget dan penuh warna warni sangat bagus untuk OOTD

@blogger_eksis said...

Aku sih belum pernah main ke Kampung Warna. Katanya di daerah Tangerang pun sudah ada..

Cuma festival Drumblek ini ramai diperbincangkan blogger Jakarta juga loh. Banyak yang daftar ingin ke sana. Cuma aku gak tau siapa saja yang jadi berangkat.

Terima kasih kak atas liputan lengkapnya. Jadi bisa mewakili teman-teman yang tak bisa berangkat ke Kendal.

Nyi Penengah said...

JIah keren, udah jadi. Aku belum apa-apa masih rempong wkwkwk semoga hari ini bisa ngoyak.
Ragam warna bikin bahagia, bisa ketemu blogger2 kece seperti kalian. Terima kasih sudah datang ya Jiah.

Jalan-Jalan KeNai said...

Hmmm ... Gak usah, ya? Tetapi, biasanya kalau dilarang malah bikin penasaran, ya hahaha.

Ceria banget nuansanya kalau warna-warni begini. Apalagi lihat payung-payungnya. Instagramable banget kalau foto-foto ma payung

Nurul Fitri Fatkhani said...

Dari sekian banyak Kampung Ragam Warna yang ada di negeri ini, saya belum bisa menyaksikan satu pun kampung tersebut secara langsung.Padahal banyak spot untu berfoto ya...hihihi

nurul rahma said...

seruuu buanget acaranya ya mbaaa
aku lihat di IG story teman2 yg ikut acara ini
super seruuuu dan nyenengin buangeett
--bukanbocahbiasa(dot)com--

Raisa Hakim said...

Aku juga asalnya mikir, ngapain sih ke kampung ragam warna kalo cuma lihat genteng warna-warni doang emang disana ada wisata apaan yg seru eh ternyata penduduknya memang kreatif ya bisa bikin karya memang

Okti Li said...

Seru ya acaranya. Sayang saya batal ikut, suami kecelakaan dan di rumah juga kena musibah, rumah kemasukan maling... Padahal sebelumnya saya sudah niat mau ikut acara ini. Setelah dapat konfirmasi, eh terpaksa saya batalkan...

Okti Li said...

Seru ya acaranya. Sayang saya batal ikut, suami kecelakaan dan di rumah juga kena musibah, rumah kemasukan maling... Padahal sebelumnya saya sudah niat mau ikut acara ini. Setelah dapat konfirmasi, eh terpaksa saya batalkan...

Ida said...

Wah jd kenal Mba.Jiah di sana hehe..seru ya..seru malam2 pd nguplek kenapa hayo..hahaha

Celoteh Dini Hari said...

Aku kira kampung warna cuman ada di jodipan Malang aja mbak. Ternyata bayk daerah lain yang punya juga yaa. Keren

Lidya Fitrian said...

Aku belum pernah loh ke Kampung Pelangi di Semarang hihihi, lupa kalau pas mudik mau mampir. Eh di Kendal juga ada kampung ragam warna ternyata ya. Ternyata gak cuma warna-warni cat ya tapi banyak aktivitas yang bisa dilihat selain itu juga bisa membantu perekonimian di sana ya. Wah seru ada drumbleknya segala, kreatif ya.

Rach Alida Bahaweres said...

Sebetulnya pengen aku ikut ke kampung ragam mba. Senang banget bisa lihat secara langsung kebudayaan dan kemampuan yang bisa dipelajari ya mba

Nova Violita said...

Wah..belum pernah datang ke semuanya..menarik banget warna warni ya..,

Sketsa bubuk kopi keren ya.., pas banget kaya asalu candi..

Ini juga hiburan banget. .bisa dikunjungi bareng keluarga

Elly Nurul said...

Duh kalo seru dan banyak yang didapat seperti ini sih, aku mau banget kesini juga mbak hehe.. ngga ngajak ngajak ish.. seneng deh liat kampung ragam warna kendal ini.. kampung ini sangat hidup dan kebanyang deh aku tinggal disana.. otak dan badan senantiasa mengalir energi positid deh pasti

Jalan-Jalan KeNai said...

Kampung warna-warni sepertinya memang sukses mendatangkan wisatawan. Saya melihatnya karena semakin banyak kampung berwarna begini di Indonesia

Kurnia amelia said...

Huaa gemas banget sama payung hiasnya dan mengingatkan saya nih waktu kecil pernah beli payung hias gitu hehe. Bwt cakep ya kampungnya ada banyak tradisi kearifan lokal juga.

Rani Yulianty said...

Wuih banget nih Jiah jalan-jalan ke kampung ragam warnanya, jadi pengen ke sana juga sekalian kenalan dengan ragam budaya di sana yang menarik, pengen juga ikutan melukis payung hias, kayaknya seru

nurul rahma said...

daku juga mupeng mau cuss ke Kendal niiih
Kayaknya bakal asyiikk buanget!
https://bukanbocahbiasa(dot)com

Uniek Kaswarganti said...

Akuuu...aku belum ke sana Ji. Jadi tau banyak melalui tulisanmu ini. Entar kapan-kapan ajak keluarga aaah ke sana. Menyenangkan sekali nih kayaknya.

Jeanette Agatha said...

Tempatnya bagus dan instagramable banget ya. Ada berbagai aktivitas juga. Jadi mau ke sana deh 😊

Novitania said...

baca ini cuma bisa ngebayangin kapan ya aku bisa ke sana. cantik banget kampungnya. warna warni seperti kehidupan #eaaa. doain ya mba moga aku juga bisa berkunjung kesana.

Siska Dwyta said...

Ternyata sudah banyak kampung yang mengusung tema warna warni, termasuk kampung ragam warna ini. Tapi beneran deh keren kampungnya, acara festivalnya juga tak kalah keren. Pasti seru sekali bisa langsung berkunjung dan mengenal ragam budaya yang ada di sana.

Diah Alsa said...

buat smock itu harus sabar dan teliti ya Ji.
kampungnya sesuai nama ya, penuh warna warni. semoga budaya di kampung ini terus lestari ya :)

Monica Anggen said...

Hiks, kemarin waktu ke Malang malah tak main ke Kampung Warna Jodipan. Bagus padahal ya. Anakku agak kurang suka sih ekplorasi gitu. Dia lebih nyaman ngumpul sama mama dan papanya di satu ruangan, trus cerita-cerita gitu sepuasnya. Next kalau ke Malang lagi, mau banget mampir sini biar lihat langsung, tak melulu hanya baca review teman-teman yang sudah ke sini

Monica Anggen said...

Aku belum pernah ke Kendal dan baru tahu di sana ada kampung ragam warna juga, mana lagi ada festivalnya gitu ya, Festival Drumblek. Seru nih sepertinya. Semoga dengan adanya kampung warna ini, semakin menambah jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kendal ya

Dapur Ngebut said...

wah ternyata kampung ragam warna ada di kendal ya. pada jaman dahulu kala aku main ke kendal masih sepi belum ada tempat2 yg menarik untuk dikunjungi, jadinya mau cari makan aja balik lagi ke semarang haha.

asyik ya bisa sekalian nginep di rumah penduduk. pasti seru apalagi rame2 :D

Arinta Adiningtyas said...

Kalau ke situ, kira-kira biayanya berapa kalau mau coba semuanya? Pengen ih... Biar anak-anak nyoba melukis payung, dll, jadi ngga ke gadget melulu.

Rani R Tyas said...

Ntar pengen datang juga ah pas ada festivalnya. Biar makin seru gitu, habisnya lihat Jiah kayaknya asyik banget di sana.

Cindy Vania said...

Kampung Ragam ini beda ya dari kampung warna yang lainnya. Bagus karena mereka ada festival juga. Trus kreatif semua gitu warga desanya yaa, hasil karyanya bagus2

tantiamelia.com said...

FEstival Drumblek ini bikin semangat para penduduk ya, jangan sampeeee tinggal di bantaran kali yang kumuh lagi

jadi warna warni ceria gini kan bagus yaaa

Ranny said...

Belum pernah ke Kendal, tapi kalau ada kampung wisata kayak gini saya yakin dah bakal lebih maju dan pariwsata makin ramai. Acara kayak gini cucok banget ya kalau ajak anak, jadi bisa belajar mewarnai juga budaya. ^^

Ranny said...

Belum pernah ke Kendal, tapi kalau ada kampung wisata kayak gini saya yakin dah bakal lebih maju dan pariwsata makin ramai. Acara kayak gini cucok banget ya kalau ajak anak, jadi bisa belajar mewarnai juga budaya. ^^

TIAN LUSTIANA said...

Festival Drumblek ini bikin penduduk kreatif dan semangat yah, mudah2an ditiru sama kampung2 lainnya yah biar berwarna dan kreatif jadi kan bisa jadi tujuan wisata.

Andiyani said...

Sesuai dengan namanya, Kampung Warna, ada banyak ragam warna di sana, begitu cantik dan muralnya pun keren semua

Rosanna Simanjuntak said...

Di Balikpapan juga ada kampung dengan tema yang sama.

Setuju, kudu ada inovasi ya, biar tidak gampang bosan, kalau yang ditampilkan hanya kampung warna-warni.

Dewi Rieka said...

Acaranya meriah, seru dan unik ya, ada workshop melukis ampas kopi juga..sayang ngga bisa ikutan, jadwal ngajarku hari Sabtu huhu..

Eri Udiyawati said...

Kampung Ragam Warna ini bisa ditiru nih, bikin festival budaya atau sesuatu yang beda biar kampung yg udah warna-warni tetep eksis dan ramai, enggak sepi. Eh, itu mungkin yg di daerah saya, sepi. Awal pembukaan ramai, tapi makin ke sini makin sepi karena di sana ya hanya cat-cat rumah atau bangunan yang berwarna. Belum ada atraksi atau event semacam Festival Drumblek Pacific Paint Club ini.

Utie Adnu said...

Ternyata buka hanya kampung yg berwarna warni ya Ada Juga kegiatan seninya menarik bngt klo wisatawan yg dateng sama kyk Malang nanti

Tira Soekardi said...

wah agar ramai harus ada pertunjukan yang bagus ya, biar bisa menghibur

Nurul Fitri Fatkhani said...

Meskipun harus berpanas-panas ria, kayaknya rela aja deh,untuk lihat keunikan Kampung Warna dan Festival Drumplek-nya. Banyak budaya yang bisa dinikmati

Ugik Madyo said...

Aku tahunya kampung warna cuma di Malang. Ternyata banyak. Unsur seni di kampung ini menonjol ya. Suka banget sama lukisan payung. Cantik semua. Pantesan sudah sampai ke Rusia. Paling unik yang lukisan kain perca dan kopi. Masyaa Allah keren. Bagus banget dan yang bikin teliti sekali.

Damar Aisyah said...

Saya telat info, Mbak, padahal udah dijapri Mbak Nuniek diajak bareng. Sayang banget, padahal banyak obyek kece buat hunting foto. Btw, menurutku, kalau dari foto2 Mbak, memang lokasinya masih progres ya, karena masih baru. 3 atau 4 bulan lagi mungkin udah beda lagi. Apalagi kalau banyak wisatawan yang datang. Wah pasti progresnya lebih cepat.

Lina W. Sasmita said...

Gak kebayang repotnya panitia menyambut 200 orang lebih blogger dan fotografer lalu menyediakan homestay dan konsumsi. Salut banget.

Jiah Al Jafara said...

Next time kudu ikutan lho

Jiah Al Jafara said...

Perlu war apa gimana ini biar tahu siapa yang adopsi siapa, ckckck

Jiah Al Jafara said...

Memang di desa Mbak, tapi ya kekinian gitu

Jiah Al Jafara said...

Woh masih ada banyak ternyata yaaa

April Hamsa said...

Kalau saya jalan ya jalan aja, i dont care bout medsos dan penilaian org xixixi. Iya ya di Indonesia banyak kampung warna warni. Bagus juga nih mbak festival drumbleknya bikin warganya kreatif ya. Kalau ke kampung sana biaya homestay atau biaya sewa rumah penduduk buat stay berapa mbak kira2?

Helenamantra said...

ku baru dengar tongtek dan drumblek, heheh. Kreatif lah orang Indonesia soal musik!
btw, ga nyesel kan jadi ke Kampung Ragam Warna Kendal. Aktivitas di sana makin melatih kreativitas. Payungnya itu lho cantik-cantik