Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Ya, Positif!

Bismillaahirrahmaanirrahiim.... 

Apa kabar Kalian? Sehat dan tetap waras? 

Kali ini saya datang dengan One Week One Post Part 3. Temanya: Say Something Positive About 2020. Sebelumnya tema part satu saya memposting Pengarang yang Menginspirasi Menulis dan Part 2 tentang Kuota dan Sekolah Online.


Kita semua tentu tahu bahwa tahun 2020 ini sesuatu banget. Banyak hal yang terduga bahkan membuat rencana-rencana yang tersusun rapi jadi tertunda. Ya, semua karena Korona. Seberapa sebalnya kita, akan sangat melelahkan jika mengumpat dan marah. Jadi mari berdamai saja. 

Sebagian orang yang punya rencana entah berlibur, menikah, dan lainnya mungkin bisa ditunda. Tapi jika rencana dapat momongan, ini sebenarnya agak tidak mungkin untuk menunda apalagi jika sudah jadi. Itulah yang dialami Mbak saya. 

Jadi Mbak itu sejak akhir tahun 2019 sudah berencana punya momongan lagi. Memang sih enggak pakai konsultasi dokter. Cuma berhenti pakai KB beberapa waktu dan alhamdulillah jadi. Mungkin sekitar awal Februari atau akhir Januari. Pokoknya di waktu itu Mbak sudah telat menstruasi. Siapa sangka Maret kita kedatangan tamu bernama Korona. 

Hamil saat pandemi jelas bikin deg-degan ya. Pertama karena bumil itu berisiko lebih besar kalau kena bahkan bisa ke janinnya. Kedua, harus ekstra waspada apalagi saat pergi ke faskes. Waktu saya nganterin Periksa Kehamilan di Puskesmas Jepara karena bidan desa kena Covid-19, asli itu cukup menantang. 

Dramanya Ibu hamil ala Mbak saya sebenarnya umum sih. Kaya muntah atau pusing. Cuma sampai tri semester akhir ini lah kok masih muntah apalagi pas mandi. Enggak paham juga kenapa. Sama Bidan dikasih vitamin, obat tambah darah, ya kaya gitu sih. Soal ngidam juga enggak macem-macem dan aneh. Masih bisa dicari kaya mau Nasi Kucing atau Rujak. 

Yang paling drama mungkin ya anak keduanya. Keponakan saya itu memang suka anak kecil dan request mau punya adik. Pas tahu Ibunya hamil, dia tidur sama saya sampai sekarang. Apa-apa seringnya sama saya. Ketika mulai belajar di rumah, sabarnya kita kudu ekstra. 

Mungkin yang paling bikin deg-degan ya jelang kelahiran kaya sekarang. HPLnya sih awal bulan November dan itu juga jadi hari-hari untuk setahun meninggalkannya Mbah saya dan juga Mertuanya Mbak. Meninggalnya beda 3 hari gitu. Kebayangkan repotnya setahun lalu. Dukanya dobel. 

Meski 2020 ini cukup melelahkan, tapi saya berharap, kita tetap bisa menemukan sisi positifnya. Tuhan menguji sesuai kemampuan kita. Jadi jangan pernah berhenti untuk berharap. Kita kuat, kita bisa. Jika lelah, mari kita istirahat sebentar. Tak apa untuk jadi tidak baik-baik saja. 

Sampai jumpa. Happy blogging!

4 comments

Rhoshandhayani KT said...

Wuah tetap semangat ya buat mbak Jiah dan keluarga
Semoga kelahiran anggota baru menjadi kado istimewa 2020

Ainun said...

tetep semangat buat mbaknya mbak Jiah, jaga kesehatan lebih extra lagi.
selamat menyambut kehadiran anggota keluarga yang baru

Erina said...

Nggak ngalamin sendiri sih, tapi kakak saya. Hamil anak kedua yang lahir awal bulan lalu. Bener-bener terasa perbedaannya. Kontrol kehamilan diminimalisir, cuma bisa periksa seperlunya aja. Beberapa bulan udah gk periksa alhamdulillah si dedek mau ngerti keadaan dan nggak rewel. Sekalinya periksa diwajibin buat USG, peraturan baru katanya. Akhirnya beberapa hari kemudian si dedek lahir dalam keadaan sehat, alhamdulillah.

Una said...

Kirain Jiah yang positif...