Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Lupa Teman Sekelas

Lupa teman sekelas saat masuk WAG setelah bertahun-tahun itu normal. Lupa teman setelah PJJ, itu normal banget. Mungkin tak hanya lupa, tapi tak tahu orangnya yang mana. Ada yang mengalami juga?

Seminggu yang lalu, Anak-anak mulai masuk sekolah lagi. Sebenarnya, Keponakan saya sendiri sudah masuk sekolah sejak Agustus 2021. Saya merasa bersyukur karena akan meminimalisir drama. Dia juga bisa lebih 'waras' karena bertemu Teman-temannya.

lupa teman sekelas

PTM di SD Keponakan itu sistem masuknya bergantian. Katakanlah jumlah sekelas itu 28-29 siswa. Nah mereka dibagi jadi 2 kelompok sesuai absen. Keponakan saya sendiri masuk Kelompok 2. Hari ini masuk, maka Selasa belajar di rumah. Kelompok 1 masuk hari Selasa, Rabu belajar di rumah.

Untuk jamnya, jika dulu anak kelas 3-6 SD pulang jam 12 siang, maka di PTM Pandemi ini berbeda. Mereka masuk jam 7 sampai 11 siang. Hari Jumat dan Sabtu pulang jam 10. Jadi tidak penuh. Nah semua juga wajib mematuhi protokol kesehatan.

Pandemi COVID-19 di Indonesia sendiri mulai di awal tahun 2020. Waktu itu Keponakan kelas 2 SD dan langsung belajar di rumah. Masuk kelas 3, mulai banyak drama. Anak-anak sendiri hanya sesekali ke sekolah saat mengumpulkan tugas. Di kelas 4, baru deh mulai PTM terbatas.

Satu setengah tahun itu membuat Keponakan lupa. Dia juga jarang keluar rumah untuk bermain, paling sama Tetangga samping. Kalau pun Temannya ada WA, itu bukan punya pribadi tapi milik orang tuanya.

Dari kenaikan kelas 2 ke 3, ada anak yang tinggal kelas dan pindah. Lalu di kelas 3, ada yang tinggal kelas karena kecelakaan. Naik kelas 4, ternyata ada siswa yang tidak naik kelas ke kelas 5 dan itu Anak Tetangga 1 RT. Lucunya Keponakan tidak tahu karena Anak Itu berada di Kelompok 1. Saya sampai konfirmasi ke Ibunya Keponakan dong. Betulan tidak naik?

Kok bisa saat PJJ malah tidak naik kelas?

 


Bisa saja. Alasannya, Anak itu tidak mengerjakan tugas sama sekali saat PJJ. Jangan tanya kenapa karena saya pun tidak tahu. Kalau dilihat, dia punya Kakak Perempuan yang harusnya bisa membantunya minimal mengumpulkan tugas jika memang orang tuanya tidak mampu. Sebenarnya saat itu tidak harus bernilai bagus, yang penting setor karena situasi dan kondisi memang tidak biasa.

Kalau boleh jujur, sekolah era pandemi memang tidak mudah. Yang terbiasa dengan teknologi mungkin akan nyaman. Untuk Orang Desa dan gaptek, jangan dinyata soal dramanya. Saya pun kebagian stresnya meski belum punya anak. Mau protes? Ya bagaimana karena memang kita semua sedang susah saat pagebluk ini.

Saya, kita semua tentu maunya pandemi COVID-19 ini segera berlalu. Mari ikut melakukan pencegahan terbaik. Jangan suka ngeyel kalau dibilangin. Ya karena melawannya memang harus bersama.

Semoga setelah PTM ini, Anak-anak jadi Tidak Lupa Teman Sekelas. Biarlah mereka menikmati masa kecil dengan bahagia. Karena jadi dewasa itu tidak mudah.

Sampai jumpa. Happy blogging!

9 comments

Anisa AE said...

Kalau kita lupa teman sekelas dulu wajar udah lama banget, lha kalau anak yang baru atau masih menempuh sekolah kayaknya kasihan banget. Sudah lama memang gak ketemu temannya, apalagi yang masih siswa baru pasti belum sempat kenalan sama semua temannya.

deddyhuang.com said...

tantangan pandemi ini emang kita harus lebih cepat adaptasi. buat anak-anak yang nggak terbiasa jadinya ada rasa bosan, kita pun jadi orang dewasa juga suka ngerasa jenuh banget.

makanya aku tanya temanku yang anaknya sekolah negeri gitu dia masih ada seminggu sekali buat PTM jadi biar gak lupa anaknya sama teman sekelas.

Deeva Collection said...

Kasihan sekali ya, PJJ ga naik kelas, Tapi gpp, itu bagian dari proses yang memang harus dilalui, sebagai ornagtua adalah memberikan anak semangat untuk tetap bisa termotivasi.

Rudi Soedjono said...

Ini terjadi sama anak-anak pas ketemu temannya di pasar, entah apa yang dirasakan mereka kok bukan saling menegur tapi cuma bersitatap saja. Ah, anak zaman now kali ya udah terlalu fokus ke gawai jadi kebutuhan sosial kurang terpenuhi. Semoga PTM bisa mengembalikan fungsi sosial sekolah, alhamdulilah anak-anak di rumah udah mulai full PTM sejak beberapa bulan lalu. Moga pandemi cepat selesai dan anak-anak ga lupa sama teman sekelasnya.

Rani Retnosari Mantriana said...

Kok aku sedih ya pas baca ada yang ga naik kelas saat PJJ, hiks. Belajar mengajar semasa pandemi ini jadi singkat banget ya waktunya, moga pandemi segera berlalu dan anak-anak sekolah bisa belajar normal kaya sebelum pandemi disekolah.

Maria G Soemitro said...

oh cukup ngumpulin tugas ya?

karena tetangga depan rumah kebingungan

2 anaknya PJJ, dan yang bungsu, usia TK, gak bisa nyimak pelajaran

maklum masih kecil, konsentrasinya pendek

Noorma Fitriana M. Zain said...

Yang penting kamu ga lupa aku ya Ji.

Aku juga banyak lupa nama temen SD aku nih

iluvtari said...

anak2ku sih gak lupa temen sekelas, sebab belajar daring mrk nyambi chatting, kan dpt pinjeman hp. tapi drama tetap berjalan. sekolah daring, berantem daring juga ada

atinnuratikah said...

Haha ini kayaknya yang terjadi sama anakku ya. Dia sih gak lupa sama wajahnya, yang lupa namanya aja.