Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

5 Tips Kerja Sama Dengan Influencer Social Media

Masih Awam dan Bingung melakukan pemasaran di Dunia Digital? Mau cari Influencer untuk kerja sama? Bagaimana caranya? 

Influencer marketing merupakan pemasaran yang melibatkan kolaborasi dengan Influencer demi tujuan untuk memperluas jangkauan brand atau bisnis kita di media sosial. Kolaborasi dengan Pemengaruh bisa juga dianggap sebagai kemitraan dalam urusan bisnis. Seperti halnya dengan jenis kemitraan lain, pemilik brand atau bisnis dan Influencer memerlukan komunikasi dan kerjasama agar tujuan dapat tercapai.

Tips kerja sama dengan Influencer social media

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat, Indonesia memiliki sekitar 100 juta pengguna media sosial saat ini. Menurut AnyTag, platform analisis influencer marketing, Instagram menjadi media sosial yang dipilih banyak brand untuk menjalankan Influencer marketing dengan angka 74,15%. Sementara itu jumlah pengguna Instagram di Indonesia pada Oktober 2022 sebanyak 93,6 juta orang.

Meskipun tidak ada pendekatan yang pasti berhasil dalam segala strategi, namun dengan perencanaan yang tepat maka akan ada hasil yang optimal. Oleh karena itu, kita perlu melihat tips-tips di bawah ini untuk memastikan kolaborasi bisnis dengan Influencer dapat berjalan dengan baik. Ini dia:

1. Tentukan Tujuan
Tujuan utama brand yang menggunakan Influencer Marketing adalah untuk menjangkau target konsumen baru. Maka masuk akal jika kolaborasi tersebut diharapkan dapat memperluas jangkauan merek ke pengikut Influencer

Dengan begitu kita perlu mengetahui bahwa mendorong penjualan bisa jadi adalah tujuan ketiga. Sebab, setelah calon konsumen mulai memiliki kesadaran terkait brand, mereka juga baru akan mempertimbangkan produk kita. Sehingga kita perlu memikirkan tentang rencana pemasaran Influencer yang cocok dengan strategi pemasaran bisnis kita.

2. Tentukan Influencer yang Tepat
Menentukan Influencer yang cocok dengan tujuan dan citra brand kita tidaklah mudah. Setiap Pemengaruh memiliki persona dan karakter masing-masing. Hal ini akan menyebabkan Pengikut "terpengaruh" oleh Influencer tersebut.

Misalnya brand kita adalah sebuah produk skincare dengan bahan alami yang bisa membantu membersihkan wajah dari minyak hingga menghilangkan komedo dengan target market wanita muda aktif. Maka tentu Influencer yang dicari haruslah memiliki wajah bersih cerah, berusia produktif, dan sering posting gaya hidup sehat.

Saat ini juga terdapat beragam kategori Influencer, seperti Mega Influencer dengan satu juta lebih pengikut, Makro Influencer dengan seratus ribu lebih pengikut, atau Mikro Influencer dengan sepuluh ribu lebih pengikut. Dengan menentukan tujuan terlebih dahulu, kuta akan lebih mudah menentukan Influencer dari kategori mana yang sesuai dengan kebutuhan kita.

3. Pertimbangkan Pengaruh Faktor RJR
Pengaruh terdiri dari Relevansi, Jangkauan, Resonansi. Ketiga faktor ini bisa menjadi pegangan penting untuk memastikan bahwa Influencer yang dipilih, cocok dengan pemasaran brand kita.

Pertama, Influencer tersebut harus relevan dalam membagikan konten yang sesuai dengan bisnis kita. Contohnya jika bisnis kita adalah bisnis peralatan memasak, maka Influencer yang memiliki konten memasak jelas lebih relevan. Kedua, jangkauan adalah jumlah orang yang berpotensi untuk kita jangkau melalui basis pengikut Influencer.

Meskipun perlu diingat bahwa audiens kecil bukan berarti buruk, bisa jadi pemirsa tersebut justru efektif dan lebih militan. Ketiga, resonansi adalah tingkat dampak potensial yang dapat dibuat oleh Influencer terhadap penonton yang relevan dengan brand kita. Dampak ini dapat diukur dari ketertarikan audiens untuk mengetahui lebih lanjut atau melakukan pembelian dari produk kita.

influencer marketing

4. Terbuka dengan Ide dari Influencer
Ingat bahwa dalam kolaborasi dengan Influencer, prinsip yang berusaha dibangun adalah bermitra. Kita tidak bisa memperlakukan Influencer seenaknya saja hanya karena kita merasa sebagai pihak yang membayarkan jasa mereka.

Maka kita perlu terbuka terhadap ide atau rekomendasi dari Influencer sebagai pembuat konten. Terlebih lagi, mereka biasanya memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih baik terkait audiensnya. Maka kita perlu mempertimbangkan ide Influencer selama mereka tidak memberikan ide yang bertentangan dengan citra brand kita.

5. Pantau dan Ukur Kinerja dengan Analytic Tools
Setelah meluncurkan konten kolaborasi dengan Influencer, kita perlu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap peluncuran tersebut. Terdapat beberapa alat yang banyak dipakai oleh penyedia jasa social media management dan bisa kuta manfaatkan juga untuk mengukur Influencer Marketing, seperti Hootsuite, Collabtr, dan Right Relevance Pro.

Secara garis besar alat-alat tersebut bisa membantu kita mengetahui pengaruh Influencer terhadap brand hingga melacak respon dari audiens terdapat konten tersebut. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa bisa jadi konten tersebut mendapatkan respon positif namun tidak terlalu berpengaruh pada tingkat penjualan brand kita. Itu bisa jadi karena konten tersebut masih sebatas meningkatkan kesadaran calon konsumen terhadap merek kita.

Kolaborasi dengan selebgram atau Influencer bisa jadi tidak langsung sukses dalam uji pertama. Kita perlu melakukan beberapa kali percobaan untuk memastikan bahwa Influencer benar-benar mempengaruhi pemasaran bisnis kita.

Ingatlah bahwa pemasaran dengan berkolaborasi bersama Influencer memakan waktu, maka tidak ada yang instan. Namun percayalah bahwa dengan memulai kolaborasi dengan seorang Influencer, kita akan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam sampai tujuan pemasaran berhasil.

Itu dia Tips Kerja Sama Dengan Influencer Social Media. Semoga bermanfaat ya. Sampai jumpa. Happy blogging! 

28 comments

Ida Raihan said...

Cocok nih untuk yang punya brands atau produk jika ingin meksimal memasarkannya. Makasih sharingnyq Kak Jiah

Rosanna Simanjuntak said...

Setuju banget, terutama di bagian ini:

"... bahwa bisa jadi konten tersebut mendapatkan respon positif namun tidak terlalu berpengaruh pada tingkat penjualan brand kita. Itu bisa jadi karena konten tersebut masih sebatas meningkatkan kesadaran calon konsumen terhadap merek kita!"

...a.k.a brand awareness, right Jiah?

Helena said...

poin pertama penting diketahui klien. Sekali pakai jasa influencer jangan langsung berharap mendongkrak penjualan. Ada istilah AIDA: awareness, interest, desire, action - yang perlu dilewati customer journey sebelum membeli.

Erin Herlina said...

Di dunia digital brand memang membutuhkan seorang influencer dalam melakukan promosi. Karena, pastinya setiap influencer memiliki pengikut yang beragam jadi brand juga bisa menjangkau lebih banyak pemirsa. Walau, dalam memilih influencer gak bisa sembarangan juga ya, Mba.

Eni Rahayu said...

Berguna banget tips ini untuk calon klien yang menggunakan jasa influencer untuk mempromosikan produknya, tetapi cara ini tidak hanya dilakukan sekali dua kali untuk mendapatkan penjualan sesuai target. Karena ada istilah yang perlu dilewati customer sebelum membeli produk yang di promosikan yakni AIDA: Awareness, Interest, Desire, Action.

Okti Li said...

Para pelaku UMKM saat ini mulai merambah influencer untuk memasang promosi dan iklan produk nya. Asal tidak terlalu berharap ya karena kualitas tetap jadi acuan nomor satu.

www.grandysofia.com said...

terkadang proses dealing dengan influencer untuk marketing harus sama-sama dipahami bahwa tidak bisa langsung dongkrak penjualan yang diinginkan oleh client. Dan digital marketing ini perform nya bisa secara jangka panjang, ada konten yang udah setahun tiba-tiba naik dan viral

Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) said...

Influencer juga harus punya personanya masing-masing nih agar punya ciri khas tersendiri kalau menurutku. Brand pun juga lebih tepat memilih influencernya ya kak.

Dewi Rieka said...

Iya kadang brand memandang influencer berarti peningkatan penjualan produk secara instan padahal tujuan berkolaborasi dengan influencer lebih ke awareness pemirsa terhadap produk yang diperkenalkan influencer ya

Rani R Tyas said...

Sempat Disinggung di drama The fabulous kalau influence itu sekarang banyak diincar brand. Padahal tujuan influence itu mengenalkan produk kemasyarakat bukan berarti kita itu kayak sales gitu kan ya mbak

Andiyani Achmad said...

bekerjasama dengan influencer jangan asal pilih, harus profiling setiap influencer terlebih dahulu dan sesuat dengan yang dibutuhkan oleh brand tersebut

Keke Naima said...

Saya sepakat dg tulisan. Kalau nyimak beberapa cerita, terkadang influencer jadi kayak dianggap sales. Dituntut harus meningkatkan penjualan dengan target tertentu. Padahal tujuannya kan mengenalkan ke masyarakat. Nah di sini peran brand juga mencari influencer yang pas. Tentu aja bila sudah terjalin kerjasama, harus bisa saling menjaga kepercayaan

Nanik nara said...

Kini memang brand banyak menyasar influencer untuk mempengaruhi masyarakat agar tertarik lalu membeli dan menggunakan produknya. Ternyata ada toolsnya juga untuk mengetahui sejauh mana pengaruh influencer terhadap pemasaran produk brand tertentu

lendyagassi said...

Iya sih, gak bisa instan untuk dapet hasil dari Kerja Sama Dengan Influencer ini.
Inginnya branding dapet dan produk bisa dikenal lebih luas di masyarakat.

Siti Hairul Dayah/ catatansiemak said...

namanya juga influencer ya mbak Jiah. mereka berfungsi untuk menginfluence masyarakat. mau ga mau saran dari mereka juga harus didengar

Dee_Arif said...

Wah iya
Kerja bareng influencer media sosial ini emang ada banyak yang perlu kita perhatikan ya mbak

Gusti yeni said...

Ada yg salah kaprah yaa influencer membuat penjualan meningkat padahal kan gak selalu yaa...
Waktu salah satu selebgram terkenal tersandung kasus banyak koment endorse selebgram tsb ga ada peningkatan penjualan dkk.

Influencer hanya membantu mengenalkan produk syukur2 berimbas banyak yg order

Hidayah Sulistyowati said...

Influencer memang tugasnya membranding, jadi ya jangan disamakan dengan sales penjualan ya. Tapi justru dengan jasa influencer, produk satu perusahaan jadi lebih dikenal netizen

Nurul bukanbocahbiasa said...

Makin k sini berasa bangetttt urgensi kerjasama dgn influencer yak.
Artikelnya sangaattt menarik mbaa
Makasii makasiii

Lia Yuliani said...

Sekarang ini peluang kerja influencer besar banget ya Mba. Di era digital ini, saya ngerasa sebagai blogger kudu bisa multitasking nih. Makanya banyak klien yang nyari influencer dengan background sebagai Blogger. Soalnya Kan Kaya selebgram atau influencer belum tentu bisa bikin review selengkap tulisannya Blogger.

Tian lustiana said...

Makin berkembang pesat ya dunia blogger ini, makin banyak agency dan juga peluang nih, harus banget diimanfaatkan dengan sangat baik

duniaeni.com said...

Pasti berberpengaruh ya karena selama ini masih banyak yang mengajak influenser kerjasama dalam mempromokan brand dan lain-lain

April Hamsa said...

Aku jd keinget kenalanku yang pertama kali pakai selebgram buat promoin produknya. Ternyata penjualannya sama aja gak terlalu laku. Kadang mengedukasi klien kalau gak sekali coba berhasil emang bagian yang susah. Apalagi influencer ma marketer kan beda ya, influencer cuma mengembangkan lingkaran untuk memperkenalkan produknya.
Tapi emang sih di satu sisi klien/ brand kudu selektif memilih influencer yang profesional dan punya follower yang emang "menghamba" banget sama si influencer ini hehe.

Uniek Kaswarganti said...

Iya sih, postingan influencer lebih ke arah branding kan, terutama untuk produk yang masih baru dan belum banyak dikenal. Kalau harus dikonversi ke penjualan berat juga kan. Influencer kan bukan sales officer hehehee...

Nia K. Haryanto said...

Di zaman kayak sekarang, untuk iklan, memang kudu ya membudgetkan dana ke influencer. Era media sosial, tanpa influencer, produk kayaknya gak bisa maksimal penjualannya. Setuju deh dengan tips-tips yang ditulis Jiah. Semoga nanti aku bisa jadi pihak yang menyewa influencer. Aamiin. :D

Leyla Hana said...

Makasih infonya. Siapa tau nanti aku dapat job handle influencer xixi bisa ditengok lagi nih tipsnya.

Ainun said...

aku sendiri disamping nyambi jadi influencer, juga belajar gimana cara memasarkan yang baik. Jadi jika suatu saat aku punya bisnis sendiri dan ingin menggunakan jasa influencer, juga bisa memahami kira kira yang dimau influencer kayak gimana

duniamasak said...

setuju banget dengan poin 'terbuka dengan Ide dari Influencer' karena beberapa brand masih lumayan kaku dengan hal ini. semoga saja kedepannya bisa saling mengerti dan saling membantu ya