Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

[BeraniCerita #07] Si Pendiam yang Aneh

Berani Cerita #07
Ini pertama kalinya aku masuk sekolah baruku. Suasananya sama seperti sekolahku yang dulu, hanya saja aku bingung, dimana bangku kosong? Hei, dia di pojok ruangan dengan laki-laki berkulit pucat disampingnya.

“Boleh aku duduk disini?”

Deg! Dia menatapku. Sorot matanya tajam. Tak banyak bicara, dia hanya menggeser posisi duduknya agar aku bisa duduk di bangku sebelahnya.

"Aku Bella, kamu siapa?"
"Adward."
"Aku siswi baru, mohon bantuannya ya?"

Dia mengangguk tanpa sepatah kata.

***

Sudah seminggu ini aku sebangku dengan Adward. Dia tetap saja sama tidak banyak bicara denganku atau dengan yang lain. Wajahnya pun bersemu merah saat aku menatap dan berbicara padanya tentang pelajaran. Mungkin jika lubang semut bisa menampung tubuh jangkungnya, Adward akan memilih bersembunyi disana daripada harus berbicara dengan orang lain.

Teman sekelas yang lain sepertinya juga enggan berbicara dengan Adward. Kulitnya yang pucat, jarang bicara, wajah bersemu merah. Aku pun mulai curiga, jangan-jangan Adward itu....

Hari tidak begitu terik. Tidak seperti biasa, si Adward kulit pucat memakai kaca mata hitam. Suasana kelas sudah sepi karena jam sekolah telah usai. Aku harus memastikan semuanya.

"Adward, tumben pakai kaca mata,"
"Ada masalah?"
"Tidak. Apa kamu tidak suka matahari?"
"Hei, darimana kamu tahu?"

Aku mendelik, dia menatapku tajam.

"Kamu tahu dari mana?" ulangnya.

Aku ketakutan. Dia memojokkanku di sudut ruangan. Tangan pucatnya menekan dinding. Wajah kami begitu dekat.

"Jawab aku!" perintah Adward dengan sedikit senyuman. Gigi taringnya, aku baru melihat lewat senyumannya itu.

"Aku...."

Ya Tuhan.... Mungkinkah dia sejenis vampire seperti yang ada di film-film itu?

"Jangan bilang siapa-siapa ya?" bisiknya.
"Jadi semua itu benar?"
"Tentu saja. Aku tidak suka Matahari. Bisa kalap cin kalau liat high heels,"

Me and Family


Mbak Santi, Sinta, Aku, Lala, Mbak Ita

Foto ini diambil tanggal 14 April 2013 kemarin saat Mbak Ita akan pulang ke Pati. Foto bertiga ini adalah foto pertama yang diambil selama aku hidup :uhuk . Dulu waktu kecil, saudaraku yang empat itu pernah foto bersama minus aku karena aku sedang sakit. Aku sama sekali tidak punya foto keluarga besar, if you know. Why? Anggota keluargaku bukanlah orang-orang yang narsis. Orang desa, apa sih pentingnya? Waktu nikahnya kedua kakakku ini, sebenarnya setiap angggota keluarga dapat giliran foto. Tapi ya itu, ngga sama-sama. 

Setelah kedua Mbakku nikah, mau ambil foto mereka susahhhh banget. Katanya malu, udah emak-emak, ngga mau narsis. Foto ini benar-benar membuatku terharu :hwa . Tumben bener kedua Mbakku mau diajak foto begini. Yah meskipun Mbakku yang satu itu kejepretnya pas merem :smile . Intinya sih, akhirnya aku punya foto pose bertiga... horeee!!! :uhuk . Bisa liatin ke teman-teman bahwa aku memang punya dua kakak perempuan :wek :smile .


Postingan ini diikutsertakan dalam CAPek-Ma Berbagi  dengan Tema “Me and Family” 

Prompt #9: Parfum

Credit
"Parfum-parfum wangi. Ada banyak rasa, jeruk, apel, mangga, pokoknya wangi punya. Ayo beli dibeli harga murah, mahal semua ada. Ibu, Bapak, Mbak, Mas, Om, Tante, Adik-adik ayo beli. Monggo dilihat-lihat, dijamin tokcer. Buat para suami atau istri ada parfum yang bisa bikin lengket pasangan. Ayo-ayo dibeli,"

"Mas, tadi ada parfum yang bisa bikin lengket ya?" tanyaku sembari jongkok di depan lapak lesehannya.

"Iya Mbak ada. Ini parfum bagus lho asli dari tetesan minyak wangi Nyi Roro Kidul. Mbak tahu sendirikan, Ratu Pantai Selatan itu pandai sekali memikat lelaki? Lha, ini tetesannya lho Mbak!"

"Tetesan? Kenapa cuma setetes? Kenapa ngga satu galon sekalian?"

"Ah Mbak ini. Parfum ini tidak dijual oleh sembarang orang Mbak. Ini warisan turun temurun dari Kakek Buyut saya,"

"Emang Kakek Buyut Anda pernah jadi pacaranya Ratu Pantai Selatan?"

"Sttt, jangan keras-keras Mbak. Ini rahasia, percayalah! Kalau Mbak mau, saya bisa kasih diskon buat parfum ini,"

"Parfumnya kaya apa sih? Harganya berapa?"

"Harganya 500 ribu Mbak, diskon 50% jadi Mbak bayar 200 ribu saja,"

"He? Dari mana pula itu perhitungannya?"

"Itu rumus diskon dari Kakek saya Mbak. Jadi gimana?"

"Lihat dulu deh parfummnya,"

Pedagang itu dengan hati-hati mengambil bungkusan kain putih dari tas besarnya. Perlahan-lahan dia membukanya, cling! Botol parfum itu begitu menyilaukan mataku. Botol parfum dengan pita merah jambu itu....

"Yakin nih Mas harganya 200 ribu?"

"Yakin Mbak. Mbak boleh pegang sebentar, tapi sebentar ya!"

Ku amati botol itu dengan seksama. Ku pegang, ku raba.

"Mas, ini kan botol parfum saya yang sebulan lalu hilang di bus. Nih ada ukiran huruf J di bawah pantat botolnya. Harganya juga cuma 50 ribu"

Pedagang itu melotot, tutup lapak. Pulang Ah....

Monday Flashfiction