Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Anak Babe

Hujan perlahan turun, sial! Aku benci hari ini. Aku sudah menyetrika rapi bajuku. Hujan merusak hari ini. Aku berdiri di halte bus bersama orang-orang yang entah aku tak tahu apa yang mereka lakukan. 

Padatnya tubuh manusia, tak mengahalangi mataku untuk memandang seseorang yang tiba-tiba datang bak bidadari yang turun dari langit. Wajahnya manis, seolah cinta datang dengan tiba-tiba.

"Ape lu? Belum pernah liat orang cakep?" katanya pada laki-laki yang tanpa kedip melihatnya.

Kami naik bus yang sama. Dia duduk tepat di depanku. Lagi, sepertinya aku jatuh cinta.

***

"Hallo Vin, ada yang baru lho?" kata Wahyu sahabatku, mengudarakan suaranya lewat HP

"Apa?"

"Oreo rasa jeruk!"

"Kampret! Ada apaan sih?"

"Ada anak baru. Cakep bener dah!"

"Anak mana?"

"Gue ngga tau lah. Tapi tadi ada di depan rumah kontrakan lo."

"Masa?"

"Ntar gue pacarin pokoknya. Titik!"

"Kambing lo!"

Aku bergegas menuruni anak tangga. Ada seseorang di depan TV. Kenapa tadi aku tidak melihatnya? Apa mungkin anak baru yang mau ngekos di rumah Babe? Ah Babe ini. Aku sudah bilang ngga mau ada orang lain di rumah ini.

"Hei. Siapa lo?" kataku.

Dia menoleh. Astaga! Langit runtuh. Bidadari di halte bus tadi. Ya Tuhan! Aku jatuh cinta.

"Nay." katanya memperkenalkan diri.

"Anak mana lo?"

"Aku anak dari istri ketiga bapakmu!"

***
Ngasih hadiah : September Bahagia by harryirfan

RT @NafriYrrah: ANAK BARU. “Anak mana Lo?” | “Aku anak dari istri ketiga bapakmu!”

Notes :
Pos awal di sini : Tiba - Tiba Cinta tema lagu Tiba-Tiba Cinta Datang

Prompt #24 : Bintang Top

Jantungku seolah berhenti berdetak. Sial! Lelaki itu, kenapa bisa sampai di sini? Kulepaskan sepatu hak tinggiku. Perlahan, aku berjinjit, mengendap-endap seperti maling masuk dari pintu belakang kontrakanku. Jangan sampai dia menemukan keberadaanku di sini. Bisa gawat!

"Hayo!"

"Astagfirullah! Kamu ngagetin aku aja Sin." ucapku mengelus dada.

"Lha kamu sendiri ngapain ngendap-endap dari pintu belakang?"

"Ada depkolektor di depan. Serem ih!"

"Ngawur kamu Ti. Ganteng gitu di bilang serem." jawab Sinta manyun.

"Serem ih! Liat ototnya segede itu, mules tau!"

"Lu yang gak gaul Ti. Ngga tau bintang top? Mas Agung tuh artis yang sedang naik daun! Dasar Uti katrok!"

"Dia artis? Naik daun? Ulet ijo dong?"

"Hih. Pokoknya Ayem folling in lope sama Mas Agung!"



"Terus gue harus bilang wow! Gitu?"

"Mbuh ah! Bilang aja kamu sirik ngga jadi pacarnya artis. Ngaku?"

"Hih! Ngga sama sekali ya."

"Lha terus?" tanya Sinta penasaran.

Ngga mungkin Sin aku bilang, Mas Agung yang berotot itu mantanku. Dia norak tau! Tiap hari namaku disebut dalam lagunya.


Tegangan cinta tak dapat dihindar lagi
Kala ku coba menyapamu....


"Astuti!" teriak Sinta.

Kubekap mulut Sinta. Mati aku kalau sampai Mas Agung mendengar nama itu.

***

MFF

Bukan Reuni Colongan

Sore kemarin 2 September aku pulang ke rumah. Niatnya mau kondangan ke rumah teman perempuan jaman MTsN dulu yang menikah dengan keponakan Kiyaiku. Sebenarnya ngga masalah kalau aku ngga datang. Cuma rada ngga enak sama Ibunya mempelai pria yang memang sudah kenal baik dengan mereka.


Jam empat OTW ke rumah. Di jalan berasa aneh, kok jalannya beda? Lebih jelek dari jalan biasanya? Jangan-jangan... :uhuk


Kuperhatikan nama-nama plang yang kulewati. Nah lho, salah jalur. Dasar akunya jaim, langsung deh aku puter balik ke asal mula jalan yang kulewati. Sebenarnya akan jauh lebih mudah kalau aku pulang lewat jalan raya. Mengingat sore hari itu ramai dan rawan, akhirnya aku pilih jalan pintas lewat jalan desa.


Alhamdulillah selamat akunya sampai rumah :smile . Sampai rumah, cek paket ini itu. Alhamdulillah paket hadiah kuis Cinta Bolang yang kemarin dikirim sudah sampai. Yang lebih keren, temannya mbakku yang juga kukenal nikah juga di hari itu. Wuih, riweh pisan :smile .

Hadiah Cinta Bolang
Ba'da magrib kondangan ke desa Swawal tempat temannya Mbakku itu sama Kakakku. Bused, lewat sungai gelap gulita di mana aku pernah fajar-fajar nyungsep di sana tanpa ada yang nolong. Bismillah, Kakaku yang kaya Valentino Rossi berhasil lewat pulang pergi dengan selamat.


Isyak tik tok, langsung cabut ke Desa Kecapi tempat mempelai perempuan. Namanya Nila, cantik dia :smile . Selain ketemu Nila, aku juga ketemu banyak teman jaman bahula. Mereka tambah cantik, yang cowok tambah tinggi-tinggi :uhuk . Wes ngobrol bentar sama mereka sambil say hallo. Wes koyo reuni :uhuk . Sempat jepret foto, cuma pake HP temen. Maklum, HPku masih opname di Semarang. Semoga dia cepat sembuh, amin :smile .


Habis dari Desa Kecapi, cabut ke Desa Bawu di mana aku mengahbiskan 6 tahun sekolah di sana. Di rumah mempelai pria itu ketemu teman-teman, adik kelas lama, tapi porsinya ngga terlalu banyak. Aku juga turut berbahagia atas pernikahan mereka. Doa kami, semoga mereka mejadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, amin.


Pesan moral


Pesan moral apaan? Yang jelas aku senang karena ada beberapa teman dekat yang masih suka manggil aku dengan potongan namaku. Setelah sekian tahun, nama itu yang masih menancap di otak mereka. Hanya nama desa, bukan nama Jiah Al Jafara dan aku suka. Mereka juga menghawatirkanku. Katanya, kok aku berani pulang ke rumah sendirian pakai motor? Lha emang ada apa coba? Bukankah artinya mereka peduli?


Ini memang semacam Reuni Colongan tapi Bukan Reuni Colongan. Jelas aku ingin bertemu mereka semua, reuni secara resmi. Mereka yang saat ini masih sibuk kuliah. Mereka yang sibuk bekerja. Mereka yang mengurusi bisnis orang tuanya. Mereka yang sudah berkeluarga. 


Pertenyaannya, kapan? Masihkah aku-kita ada usia untuk bertemu, menjalin silaturakhim kembali? Semoga