Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Bukan Evie Tamala

Baiklah, mungkin kali ini aku akan jadi musuh dalam selimut :uhuk . Aku sedang bersaing berat dengan Mak +Lianny Hendrawati di MFF Idol tapi masih tega ikutan GIVEAWAY BLOG LIANNYHENDRAWATI.COM . Musuh macam apa aku, ha? :wek .


Ini beda tempat, sah-sah aja ya :smile . Kita masih saudara ya Mak :uhuk . Kita kan satu team dalam buku Best of Monday Flashfiction :uhuk . Aku mau ikut ramai-ramaiin yaaaa :smile .


***
Kumenagis
Menagisku karena rindu
Kebersedih
Sedihku karena rindu
Kuberduka
Dukaku karena rindu
Kumerana
Meranaku karena rindu
~Evie Tamala - Aku Rindu Padamu

***
Namanya Evie, sebuah nama yang indah dan cantik, secantik wajahnya. Aku sangat suka melihat matanya yang bulat dan bening. Memandang mata itu, perasaanku selalu menjadi tenang dan damai.
PROMPT #23 : EVIE


Aku suka sekali FF ini. Aku pikir, Evie ini siapa? kenapa Mamanya marah? 


Semua terjawab dibagian akhir. Evie tidak punya tangan dan kaki. Setiap kali aku membaca FF ini aku jadi menangis sendiri :hwa . Aku pengen bisa nulis yang bikin orang nangis :hwa .


Tapi bukan karena sebatas FF ini aku menangis. Ini lebih ketika aku mulai berfikir, bagaimana jika aku punya anak seperti Evie? dengan segala keterbatasan yang kumiliki, mungkin saja Evie hadir dalam kehidupanku. Kuatkah aku?


Evie, sosok gambaran yang amat sangat hebat. Dengan segala keterbatasan fisiknya, dia menjadi anak yang hebat. Lalu kita yang sempurnya kenapa selalu saja mengeluh? kurang ini itu. Sudah bisa lebih tapi tetap saja merasa kurang. Manusia macam apa kita ini?


Kita utuh tapi selalu merasa Tak Utuh. Entah karena kehilangan kekasih atau apapun yang seolah membuat dunia kita kiamat. Lalu dimanakah arti rasa syukur yang selalu diagungkan itu?

Credit
Evie yang mungkin punya takdir yang sama dengan Evie ini, mungkin bukan Evie Tamala. Tapi aku yakin, kalian adalah malaikat hebat yang Tuhan ciptakan. 




Ya sudahlah. Kalau postingan ini diteruskan, bisa-bisa nangis nggak berhenti :hwa . Eh iya, Gadis mungilnya Mak +Lianny Hendrawati mungkin berusia 7 th saat di foto. Oke lah. See you, bye bye :hwa


“Postingan ini diikutsertakan untuk memeriahkan GA Blog www.liannyhendrawati.com.”

Benang Merah

Bismillaaahirrahmaaanirrahiiim.....

Ketika sepasang hati bertemu :uhuk


Mungkin rasanya akan sangat bahagia melebihi apapun saat kita bertemu dengan pemilik tulang rusuk kita. Buku Benang Merah ini berisi berbagaimacam tulisan tentang pernikahan. Ditulis dengan sepenuh hati oleh penulis tamu Kemilau Cahaya Emas.

Foto kiriman Mbak +Nurmayanti Zain 

Geje juga ternyata aku bisa nulis pernikahan wekekek :uhuk . Apalagi pas jadi penulis tamunya setahun yang lalu. Dua puluh tahun nulis tentang apa itu pernikahan :smile . Patut dipertanyakan, itu tulisan beneran aku yang nulis apa bukan ckckck.


Hayuk berburu Benang Merah di Gramedia, Toga Mas. Pokonya di toko-toko buku sudah adaaaaa :smile .

Tulisan lain tentang Benang Merah ada di empunya Kemilau Cahaya Emas : Buku Benang Merah

Tak Bisa Hidup Tanpamu

Semua mata melihat ke arah Mimin. Meski sudah biasa, tetap saja mereka merasakan sesuatu yang berbeda terhadapnya. Bajunya yang kumal dan galon yang selalu melekat dipunggungnya. Mimin enggan melepaskan galon itu. Pernah suatu hari seseorang bertanya kenapa Mimin tidak mau melepaskan galon itu. Mimin hanya menjawab dengan senyuman. Baginya galon itu seperti oksigen. Mimin tak bisa hidup tanpanya.


Hujan lebat, aku melihat Mimin berlari ke lapangan masjid. Dia tertawa riang seperti menemukan sesuatu padahal suara guntur menggelegar memekakkan telinga.


“Mimin! berteduh, Min! nanti sakit!” teriakku.

“Tak mau! aku sedang menyambut kekasihku.”

Mimin menadahkan galon miliknya ke pancuran aliran air hujan.

Diikutsertakan dalam #FF100Kata

Terimakasih Tuhan

Baku tembak terdengar menyakitkan telinga. Anak-anak menangis mencari orang tuanya yang tak tau di mana. Suara tangis itu akhirnya terhenti ketika kepala mereka mengeluarkan darah. Semua mata waspada, senjata mereka juga siap membidik setiap gerakan yang mencurigakan.


Seorang anak menatap nanar ke depan. Dia bersembunyi, napasnya tersengal-sengal. Dia menahan perih di kaki kanannya akibat luka. Di sampingnya beberapa tubuh terbujur kaku berlumur darah. Sungguh menyakitkan hatinya. Dia melihat setiap detik pembantaian yang dilakukan orang luar sukunya.


Aku berlari ingin memeluknya, merasakan betapa aku juga mengalami kepedihan yang sama. Aku terhenti, senjata mereka mengacung padaku.


“Cuma kucing, bukan manusia.”

Terimakasih Tuhan.

Credit

Diikutsertakan dalam #FF100Kata

Prediksi Jitu Top

Sebelum kita membahas Prediksi Jitu, aku mau cerita sedikit. Boleh baca sambil jongkok, nungging, atau selonjoran, nggak masalah :uhuk .


Jadi, ceritanya sudah sebulan lebih aku jadi idol-idolan di Monday Flashfiction. Acaranya bernama MFF Idol dan FFku menjadi salah satu peserta dari sepuluh yang lolos seleksi. Awalnya ya ajang coba-coba, eh ternyata lolos.


Minggu pertama, tantangan pertama ngerjain Flashfictionnya agak gimana gitu :smile . Waktu itu habis Idul Adha, jadi ya rada-rada males soalnya liburan. Maunya liburan ya, tidur, nggak usah mikir ini itu :uhuk .


Ternyata, FFku masuk tiga terbawah. Wuih, aku galau, deg-degan setengah mati. Lolos nggak ya? Kalau biasanya ngerjain FF cuek bebek, sekarang mikir dulu karena dinilai. Bagaimana kelogisan ceritanya, alurnya, bahasanya dan juga EYDnya. 


Waktu itu aku berjanji sama Allah. Ya Allah, aku nggak mau pulang dulu. Aku janji jika lolos, aku mau berusaha lebih baik :smile . Alhamdulillah aku lolos :hepi .


Masuk sembilan besar, ternyata tantangannya semakin bertambah. Aku masih tiga terbawah lagi :omg . Merapal doa untuk yang kesekian kali dan aku lolos. Biasanya, orang beruntung itu 2-3 kali. Kalau aku sudah beruntung 2 kali, mungkin minggu ke tiga aku pulang :hiks .


Setelah mengerjakan tantangan minggu ketiga, ternyata aku nggak masuk tiga terbawah. Aku senang bukan main :smile . Rasanya itu benar-benar sesuatu :uhuk . Aku bisa masuk tujuh besar.


Minggu keempat tantangan semakin menjadi. Aku masuk tiga terbawah lagi dan lolos. Teman-teman di grup sampai heran. Aku itu ngapain? Kok bisa lolos terus?


Masuk minggu ke lima, sudah semakin setres apalagi harus duet dengan dua kepala yang mempunyai pikiran yang berbeda. Kalian pasti tahu apa yang terjadi? Aku masuk dua terbawah. Aku atau pasanganku ada yang pulang. Apakah yang terjadi? Ternyata ada salah seorang peserta yang mengundurkan diri karena suatu hal. Itu artinya aku lolos lima besar! Gila tau nggak sih? :mabok .


Minggu keenam ini, tak tahu lah. Apa aku harus menggunakan prediksi jitu top markotop tentang nasibku di MFF Idol.

Coba dicermati:
Minggu 1 : Ghost writer >>>> Lolos
Minggu 2 : Ghost writer >>>> Lolos
Minggu 3 : Lolos
Minggu 4 : Ghost writer >>>> Lolos
Minggu 5 : Ghost writer >>>> Lolos
Minggu 6 : ??????

Silakan prediksikan, apakah aku lolos? atau jadi Ghost writer >>>> Lolos??? atau pulang :hwa .


Nasibku bukan atas prediksi jitu top kalian. Tapi, ada pada diriku sendiri. Bagaimana aku bisa mengeksekusi tantangan yang diberikan. Aku nggak mungkin mengandalkan keberuntungan saja. Dari awal, aku sudah berusaha walaupun akhirnya selalu masuk tiga terbawah.



“Susungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu mau merubahnya sendiri.” QS : 13 :11


Kata temanku, keberhasilan itu ada dari usaha dan keberuntungan. Keduanya harus bertemu disatu titik yang namanya keberhasilan. Sekarang masih belajar konsisten untuk sesuatu yang baik. 


Terimakasih buat teman-teman yang sudah menyebutku real survivor. Rasanya memang luar biasa. Entah faktor x apa yang bisa membuatku terus bertahan sampai minggu ini. Yang jelas, aku nggak pakai dukun atau apapun yang berbau mistis. Paling makan kembang, jongkok depan kuburan atau manjat pohon rambutan depan kantor :uhuk . Kembang yang dimakan itu kembang pepaya, kembang turi, buat pecel enak tuh. Kalau jongkok depan kuburan, lha iya wong depan rumah tempat aku tinggal kuburan. Lagi bersih-bersih sambil jongkok otomatis jongkok depan kuburan :wek . Untuk manjat pohonnya, nggak sih paling naik kursi gara-gara nggak ada sinyal. Hidup di tengah hutan memang sesuatu :uhuk .


Jadi, bagaimana prediksi jitu topmu? :smile .


Artikel ini turut mendukung gerakan PKK Warung Blogger

Seksi

Ini pertama kalinya aku ke toko lingerie. Sedikit malu, tapi ya sudahlah. Apa salahnya?


Aku berjalan mengelilingi toko. Semua pelayannya ramah-ramah. Salah seorang menyodorkanku majalah koleksi terbaru Victoria's Secret. Kubolak-balik majalah itu perlahan. Matahu terhenti pada sosok gambar yang ternyata lumayan seksi. Tunggu, seksi?


Seorang model berambut panjang dengan lingerie merah darah serta sayap bulu-bulu di kedua lengannya. Aku menelan ludah. Dia benar-benar menggoda. Dia terlihat begitu seksi. Aku mengusap keringat di pelipisku. Kepalaku berdeyut begitu juga bagian bawah perutku.  


“Bagaimana Cin, udah nemu lingerie yang cocok belum? akika udah dapat yang seksi nih.”


Aku tersadar. Aku aku masih normal!!!


Diikutsertakan dalam #FF100Kata

Puncak Gunung

Aku menyeka keringatku sementara Rivai masih saja berjalan di depanku dengan semangat 45nya.


“Riv, masih jauh?”

“Masih! Ayo semangat dong, Rev! katanya mau lihat yang bagus?”


Aku mengangguk. Ini pertama kalinya aku melakukan perjalanan mendaki puncak gunung. Sebenarnya aku tidak terlalu suka gunung.  Aku tidak tahan udara dingin. Tapi Rivai dengan segala kegigihannya membuatku mengiyakan ajakannya untuk mendaki gunung. Aku menarik napas. Perjalanan mendaki memang tidak mudah. Pundakku terasa begitu nyeri dengan beberapa bahan makanan dan perlengkapan lain di dalam ransel yang kubawa.


“Nggak asik ah! nggak semangat gitu!” Rivai cemberut. Aku tersenyum.

“Udah. Sampai di sini aja ya? aku nggak kuat.”

“Nggak-nggak-nggak kuat, nggak-nggak-nggak kuat, aku nggak kuat naik gunung-gunung.” kata Rivai bergaya Seven Icon.


Aku terbahak. Baru kali ini aku melihat Rivai dengan gaya unyu seperti itu.


“Kamu cocok banget deh, Riv.”

“Maksudmu cocok jadi girlband? ah! aku nggak suka!” kata Rivai melanjutkan jalan sementara aku mengekor di belakangnya.

“Masa nggak suka? lha itu bisa gaya gitu.”

“Aku lebih suka kamu daripada mereka.”

Langkahku terhenti. Rivai juga ikut berhenti.

“Kenapa?”

“Kamu suka aku?”

“Iya. Kenapa? ada yang salah?”

“Tapi, kita…,”

“Aku suka jailin kamu, wek!”


Aku meninjunya, dia tertawa. Dia berlari aku mengejar.

Rivai terus berlari sementara aku mengejarnya sampai kehabisan nafas.


“Stop! kita istirahat.” kataku.


Rivai memandangi sekitar.


“Rev. Sepertinya kita…,”

“Kita tersesat?”

“Kita sampai, Rev! puncak gunung!” teriak Rivai histeris.

Aku memandang ke arah yang Rivai tunjukkan. Benar! puncak gunung. Aku meloncat. Akhirnya aku bisa naik gunung.


“Reva!”

Aku menoleh ke belakang. Suara yang tidak asing.

“Rendra? Anna, Dito, Mega. Kalian di sini juga?”

“Kami semua di belakangmu.” jawab Rendra pacarku.

“Ehem.” Rivai, saudara tiriku menyenggol lenganku.

Aku tertawa geli. Dia berjalan ke arah Mega, gadis yang diincarnya.

“Reva, mau jadi teman hidupku?” tanya Rendra malu-malu.

Semua bersorak. Pipi Rendra semakin memerah. Aku mengangguk pelan di depannya.


[GIVEAWAY] Cerita Perjalanan


Notes :
Kemarin, aku janji mau buatin FF Qem Por . Taraaaaa :smile