Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.
Showing posts with label Give Away. Show all posts
Showing posts with label Give Away. Show all posts

About Maya Maia

Ini bukan tentang Duo Maianya Maya Estiyanti ya, catet! :uhuk


Sebelum berjudul Maya Maia, ada dua judul yang penulis sodorkan. Bukan ke aku, tapi ke penerbitnya :uhuk . Pernah nonton Sinetron Amirah? Putri Yang Ditukar!? Nah! Itu dia yang akhirnya jadi judul sebelum Maya Maia :smile .


Kok Kakak Jiah tahu sih? Hayooo, ketahuan stalkerin Kak Nessya ya? :smile


Halah! Gitu aja di bahas! Kalau kalian pembaca HeartChime, jeli sedikit aja, pasti tahu deh cerita Maya Maia. Memang ngga pernah di publish kaya Masihkah, Atran When You're Away [Lagi masuk penerbitan], Flames to Dust, dan X. Perhatiin dong label pada tiap postnya, pasti nemu deh yang namanya JYT hehehe.


Jadi, kali ini mau nulis tentang Maya Maia?

Source

Kagak. Ini cuma sekedar alasan dibalik kenapa pengen baca dan miliki Dude Harlino eh Maya Maia.


Sebenarnya, aku bukanlah fans Kak Nessya :wek . Jauh-jauh hari aku sudah daftar jadi haternya, suer ngga bohong :peace . Tanya aja sama dia langsung kalau ngga percaya. Dia itu sering bully aku. Oh iya, dia juga sering buat aku nangis :hwa gara-gara Gagal Move On dari X . Sebel bangetz deh :hiks . Terus alasan pengen baca Maya Maia apa?


Karena aku iri. Catet dan garis bawahi tebal.


Yah, aku iri banget sama dia. Kok bisa sih bikin cerita yang panjang kali lebar gitu? Aku aja kalau sudah buat FF bingung kalau buat cerpen. Setelah buat cerpen, bingung kalau nulis FF. Lha ini, kok bisa nulis sepanjang itu? Patut dicontoh :smile . Sudah berulang sih, si Kakak satu ini ngomel kasih semangat buat aku nulis. Tapi ya, gitu deh :uhuk .


Tag line : Percayakah kamu dengan kebetulan?


Aku bukan tipe orang yang percaya dengan kebetulan.  Kebetulan itu ngga ada. Yang aku yakini, antara Maya dan Maia itu memiliki benang merah yang akhirnya menghubungkan keduanya. Percaya pada takdir? jelas. Tapi aku juga percaya bahwa takdir bisa diubah kalau kita mau mengubahnya.


Seperti kata Atran When You're Away, kita bisa membaca alam, angin yang berhembus, kalau saja kita mau. Alam akan membentuk sebuah konspirasi sesuai apa yang kita pikirkan. Pokoknya begitu deh :uhuk .


Sayangnya, pada HeartChime: GIVEAWAY DIBUKA!!! Dung tak dung tak jes!, aku ngga boleh ikut :hwa . Nangis guling-guling deh ih. Aku yang sudah terlanjur terkenal sebagai Miss GA dan sering menang [Alhamdulillah], ngga boleh ikut :hwa . Bener-bener pengen lempar galon si Kakak Annesya ini :hiks .


Kalau peserta lain pengen banget tanda tangan plus tanda bibir Kak Nessya, aku lebih suka tanda tangan dia di atas cek satu milyar! Itu lebih ajib bok. Ngga usah pakai tanda bibir, kaya bibir dia paling seksi aja. Kalau boleh mah, aku minta foto dia yang paling seksi. Kenapa begitu? Soalnya biar nanti pas kita - aku dia - ketemu, aku bisa bully habis-habisan :uhuk .


"Kak Nessya sekarang gemukan? Dulu di foto agak kurusan deh. Ketahuan banget sekarang sudah kaya raya, sering bagi-bagi duit, sering keliling Indonesia, ahahah."

"Iya, Jiah. Sekarang tambah seksi akunya." jawabnya malu-malu :wek


Kenapa sih aku heboh gini? Alasannya apa coba? Jangan-jangan kena virus Annesyalisme?


Ngga ada alasan yang mendalam sih :uhuk . Ngurusin badan, maaf peserta HeartChime: GIVEAWAY DIBUKA!!! Dung tak dung tak jes! itu sesuatu banget. Buat belajar sih biar nanti kalau SISI LAIN buar GA ngga pusing :smile . Oh iya, kalau aku jadi juri X factor kan sudah mumpuni, hahaha :uhuk .


Awas aja Kak Nessya kalau ngga menangin aku!!!!!
Aku lempar galon!!!!!


Percayakah kamu dengan kebetulan?
Tidak! Ini bukti kerja keras Mbak Nessya dalam mencari jodoh untuk tulisannya. Tulisan bisa terbit itu bukan suatu kebetulan belaka, tapi usaha, kerja keras dan doa.


Sukses buat Maya Maia dan kita semua!!!! Aminnn :smile

HeartChime: GIVEAWAY DIBUKA!!! Dung tak dung tak jes!

Maya Maia
Percayakah Kamu dengan kebetulan?

Maya sengaja berlama-lama kuliah di London. Tapi kini ia terpaksa pulang ke Jakarta, kembali ketemu panas, macet, dan orangtuanya yang sudah menyiapkan perjodohan untuknya.

Sebaliknya, Maia seumur hidup tinggal di Tulungagung. Ini kali pertamanya ke Jakarta demi mencari kerja. Dia gugup setengah mati di kereta menuju Stasiun Senen, dan sampai di sana malah bertemu Jonathan, bukan Joni.

Walau bernama mirip, Maya dan Maia, punya rencana yang berbeda, dan urusan cinta sama-sama tak ada dalam rencana itu. Apalagi soal punya hidup yang tak sengaja tertukar. Maya yang biasa hidup serba-ada mendadak kini bersama Joni yang tukang reparasi komputer. Sementara Maia yang tidak mengerti apa-apa soal Jakarta, kini diantar Jonathan untuk tinggal di apartemen mewah.

Ini adalah cerita soal hidup, cinta, dan kebetulan. Dan pertanyaannya: Percayakah kamu dengan kebetulan? 

HeartChime: GIVEAWAY DIBUKA!!! Dung tak dung tak jes!

Hello, ya udah lah yah, kalau udah kumpul dicucus aja GIVEAWAY-nya. Syaratnya gampang banget, cuma kudu punya akun twitter dan blog. Punya twitter kan ya, kalo ga punya, bikin gih, cuma 5 menit doang jadi. Ga usah banyak alasan! #ceplesSatu2 :D

Kalian cuma harus posting  di blog alasan kalian kenapa kamu "PENGEN BACA MAYA-MAIA". Linknya kalian mention-kan ke twitter saya (@D_Annesya), twitter 2 juri (@jiahjava dan @jurnalphobia), serta twitternya penerbit (@_Plotpoint). Hashtagnya #MayaMaia. Gitu doang... gampang bangeeeettttt.

Hadiahnya dua novel MAYA MAIA beserta tanda tangan dan tanda bibir dari saya!


foto kiriman dari temen, Pak Wo
#MayaMaia di Gramedia Pondok Indah Mall, Bandung

Di tunggu sampai tanggal 20 September ini!

Eksis Ngeblog

Aku membuat blog ini pada agustus tahun 2010 atas dasar keisengan. Namanya juga iseng, tidak tahu bagaimana ke depannya nanti. Setahun kemudian, aku baru mulai mengisinya dengan sedikit serius meskipun tulisannya jauh dari kata bagus. Sampai saat ini, terhitung dua tahun aku menuangkan apa yang aku pikirkan di sini, di Sisi Lain. 


Bukan perkara mudah mengingat semua keterbatasan yang kumiliki. Tapi aku percaya, tidak ada yang sia-sia dengan apa yang kutulis. Paling tidak, semuanya bisa menjadi catatan yang kelak bisa di baca anak cucuku nanti :uhuk .


Selama dua tahun juga, aku sering mengalami pasang surut dalam ngeblog. Aku pernah hiatus, pernah juga mandek gara-gara banyak kerjaan. Pokoknya macem-macemlah. Tidak ada rumusan tertentu untuk tetap mengeksiskan diri dalam dunia perbloggeran. Sampai hari ini, aku masih belajar bagaimana caranya agar tetap eksis.


Untuk eksis, pertama adalah patokan tema yang akan aku tulis. Biasanya memang tulisan curhatan, geje. Tapi sekarang, aku lebih menata blog ini bukan hanya sebagai diary pribadi, tapi lebih. Dimana orang lain bisa mengenalku dari tulisan-tulisanku.


Untuk mendapatkan tema menulis, aku bisa mendapatkannya dari sekitarku. Misalnya tempat tinggal, kantor, atau buku dan cerita yang ku baca. Nah! Kalau dari sekitar belum memancing otak untuk bisa menuliskan sesuatu, maka yang kulakukan biasanya adalah mencari give away, kuis atau mengikuti challenge tertentu seperti di Monday Flash Fiction dan Berani Cerita.


Dalam sebuah give away atau kuis, biasanya kita di berikan tema tertentu untuk membuat tulisan. Nah, di sini otak kita mulai terangsang untuk memikirkan tema tersebut. Untuk Monday Flash Fiction dan Berani Cerita, kita biasanya diberikan prompt tertentu dan mengeksekusinya menjadi sesuatu yang berbeda. Intinya sih, dalam hal ini kita di berikan tantangan dan berusaha untuk menyelesaikannya pada deadline yang sudah di tentukan. Bukankah ini sangat mengasyikkan mengingat kita bisa menaklukkan diri sendiri agar tetap menulis?


Untuk eksis, aku juga berusaha menjalin pertemanan, persahabatan di dunia maya ini. Bewe, saling menyapa, komentar merupakan sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan. Nikmatnya ngeblog itu ketika ada yang di rindukan. Entah menulis atau teman dunia maya. Lagi-lagi, kita berusaha untuk tetap hidup di dalamnya.


Menulis itu, menuangkan apa yang kita pikirkan. Tak peduli itu bagus atau tidak, intinya kita tetap belajar untuk menungkan apa yang kita pikirkan. Eksis itu ada. Kita ada karena tulisan-tulisan kita. 


Mau eksis ngeblog? Yuk mari berkaca. Lihat! Kita ada. Tinggal diri sendiri, mau tidak kita tetap eksis? Mau eksis? Maka menulislah. 


“Cerita ini diikutsertakan dalam 2nd Give Away Ikakoentjoro’s Blog”

Anak Babe

Hujan perlahan turun, sial! Aku benci hari ini. Aku sudah menyetrika rapi bajuku. Hujan merusak hari ini. Aku berdiri di halte bus bersama orang-orang yang entah aku tak tahu apa yang mereka lakukan. 

Padatnya tubuh manusia, tak mengahalangi mataku untuk memandang seseorang yang tiba-tiba datang bak bidadari yang turun dari langit. Wajahnya manis, seolah cinta datang dengan tiba-tiba.

"Ape lu? Belum pernah liat orang cakep?" katanya pada laki-laki yang tanpa kedip melihatnya.

Kami naik bus yang sama. Dia duduk tepat di depanku. Lagi, sepertinya aku jatuh cinta.

***

"Hallo Vin, ada yang baru lho?" kata Wahyu sahabatku, mengudarakan suaranya lewat HP

"Apa?"

"Oreo rasa jeruk!"

"Kampret! Ada apaan sih?"

"Ada anak baru. Cakep bener dah!"

"Anak mana?"

"Gue ngga tau lah. Tapi tadi ada di depan rumah kontrakan lo."

"Masa?"

"Ntar gue pacarin pokoknya. Titik!"

"Kambing lo!"

Aku bergegas menuruni anak tangga. Ada seseorang di depan TV. Kenapa tadi aku tidak melihatnya? Apa mungkin anak baru yang mau ngekos di rumah Babe? Ah Babe ini. Aku sudah bilang ngga mau ada orang lain di rumah ini.

"Hei. Siapa lo?" kataku.

Dia menoleh. Astaga! Langit runtuh. Bidadari di halte bus tadi. Ya Tuhan! Aku jatuh cinta.

"Nay." katanya memperkenalkan diri.

"Anak mana lo?"

"Aku anak dari istri ketiga bapakmu!"

***
Ngasih hadiah : September Bahagia by harryirfan

RT @NafriYrrah: ANAK BARU. “Anak mana Lo?” | “Aku anak dari istri ketiga bapakmu!”

Notes :
Pos awal di sini : Tiba - Tiba Cinta tema lagu Tiba-Tiba Cinta Datang

Telat

Jam seolah berhenti bergerak. Antara rindu, cinta dan harapan kini merekah menjadi satu. 

Para undangan sudah memenuhi ruangan. Penghulu dan semua keluarga calon suamiku sudah datang. Mataku menjelajah ke segala arah. Sudah waktunya akad nikah, tapi kenapa Yusuf belum juga datang? Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya.


Aku melihatnya sedikit tergesa saat mengetuk pintu. Matanya beredar ke segala arah hingga mata kami bertemu. Kutundukkan pandangan mataku.


Setelah beberapa menit, dengan mantap Yusuf menjabat tangan Ayah.


"Sah"


Doa menggema. Kelegaan memenuhi relung hatiku. Aku melihat gerak tubuhnya. Aku yakin Yusuf juga merasakan hal yang sama.


“Yusuf, mau kemana?” tanyaku sebelum dia beranjak pergi.
“Aku, aku mau keluar sebentar. Aku banyak berkeringat, lagi pula disini tidak ada AC.”
“Maaf sudah merepotkanmu, rumahku ini memang tidak ada AC. Terimakasih atas bantuannya ya. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu ini.”
“Iya sama-sama, bolehkan aku keluar sebentar?”
“Iya silakan.”


Yusuf pergi bersama rasa cinta ini. Harapan kehidupan baru. Kelegaan karena dia yang mengqobulku meskipun itu hanya perwakilan qobul Fathi kakaknya yang sedang berjuang di Afganistan yang kini sah menjadi suamiku.


Notes :
Ini Telat versi ceweknya yaaa. Versi cowok ada dimari :smile
FF ini juga diikutkan Quiz GA berhadiah novel A Cup of Tarapuccino
Jawaban akad nikahnya di mari Qobul Yang Diwakilkan

Jodoh

Cinta Pandangan Pertama. Mempelai wanita itu… Nay. Tersenyum bahagia, malu-malu dengan wajah memerah. Dia cinta pertamaku, cinta pada pandangan pertama saat aku dan dia berlari mengejar layang-layang putus saat masih SD. Manis, sederhana, mata belo, celana butut dan aku suka.

Source + Editan
Aku memandangnya, masih tak percaya dia yang jadi mempelai wanitanya. Mata kami kini saling bertemu, aku menunduk malu. Dia menghampiriku.


"Vino!"

"Nay...."

"Aku hampir ngga percaya dengan semua ini!" katanya dengan riang.

"Aku juga Nay. Seperti mimpi saja."

"Setelah kamu menghilang sekian lama, akhirnya kita bertemu juga."

"Iya."

"Kamu percaya jodoh, kan, Vin?"

"Tentu saja Nay. Vino percaya, kita memang ditakdirkan berjodoh."

"Gue suka gaya lu Vin!" ucap Nay sambil memelukku.

"Ih bused. Malu Nay dilihat orang!"

"Ngga papa. Aku ngga peduli!"

"Kamu itu ngga sabaran banget!"

"Egp tau!"

Dengan PD Nay menggandeng tanganku, mengenalkan kesemua orang siapa diriku, Vino. Aku hanya tersenyum malu melihat antusiasme Nay.


Aku masih terngiang kata-kata Ibu. Cinta pandangan pertama memang benar adanya. Kata Ibu, itu artinya jodoh. Aku pergi berlayar jauh menyeberangi pulau. Ternyata, apa yang Ibu bilang itu benar adanya. Jodoh itu tidak akan lari ke mana. Dia akan bertemu, pasti. 


Aku melihat Nay lagi. Wajahnya memancarkan cahaya. Akhirnya aku dan dia bertemu juga di pelaminan. Nay mempelai wanitanya dan aku tamu undangannya. 

***

RT @nafriyrrah: CINTA PANDANGAN PERTAMA. Mempelai wanita itu…

NGASIH HADIAH: SEPTEMBER BAHAGIA by harryirfan

Notes :
Inspirasi dari Sini :uhuk

Ramadhan Terakhir

Bismillahirrahmaanirrahim....
Andai Ramadhan ini adalah bulan terakhir untuk sahabat, ceritakan 1 impian yang ingin sekali sahabat wujudkan di bulan ini.

Aku punya 100 mimpi yang ingin kuwujudkan. Meskipun sampai hari ini keseratus mimpi itu masih belum tertulis dalam diaryku. Mimpi yang [tak] sempurna memang tapi aku berusaha untuk mewujudkannya, apa pun itu.


Kita tidak pernah tahu kapan jodoh, rejeki, mati datang menghampiri kehidupan kita ini. Yang jelas semuanya pasti. Mereka dekat jika kita mau mendekat. Mencoba menjadi magnet untuk setiap mimpi, rizki, dan jodoh. Bagaimana dengan kematian? Ya, mati juga pasti dan begitu dekat dengan kita. Tak peduli usia, dimana kita berada, sedang apa. Kalau saatnya mati ya mati. Yang ada kita harus mempersiapkan segalanya. Mempersiapkan diri untuk menjemput jodoh kita, menjemput rizki kita dan bersiap untuk bekal mati kita. 


Andai ini ramadhan terakhirku, apa yang akan kulakukan? Apa aku ingin menikah? Ya, aku ingin, tapi itu bukan prioritas utamaku saat ini.


Dalam 100 mimpiku aku menulis, "Ingin membuatkan usaha orang tua". Aku tahu benar, untuk mewujudkan mimpi ini banyak tangga yang harus kulewati. Paling tidak aku punya harus punya usaha sendiri, punya uang hingga akhirnya bisa memenuhi kebutuhan orang tua dan pastinya membuatkan usaha untuk mereka.


Bukan tanpa alasan aku memimpikan hal ini. Aku hanya berfikir bagaimana kehidupan tua mereka nanti. Aku mati dan tak membawa apa-apa dan mereka? Mereka butuh hidup, kebutuhan akan semakin meningkat. Aku tak ingin Bu e, Bapak membanting tulang terlalu keras untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika mereka punya usaha, aku yakin mereka akan berusaha mengelola usaha itu dengan baik. Hidup memang tidak melulu tentang uang, tapi hidup memang butuh uang.


Untuk dia, bukan aku tak peduli, bukan aku tak ingin bertemu dengannya. Aku mau, tapi bahagiaku saat ini adalah melihat senyum orang tuaku. Aku tak mau melihat wajah lelah mereka. Ya, itu yang kumau.


Bagaimana aku mewujudkannya? Aku benar-benar tidak tahu bagaimana caranya. Yang jelas aku tidak mau melogikakan apa yang kuimpikan. Yang jelas aku berusaha mempersiapkan mimpi-mimpiku. 


Doaku, semoga aku masih bisa bertemu ramadhan tahun yang akan datang, lagi dan lagi. Tapi, jika ini ramadhan terakhir, semoga apa yang kulakukan, apa yang kutulis bisa bermanfaat untuk orang lain, amin.

Ceria Ramadhan Bersama Gamazoe dan Dhenok Habibie

Aku Pasti Bisa

Sudah baca tulisanku tentang Mimpi Yang [Tak] Sempurna? Penting? Tidak juga sih :uhuk . Hanya saja dalam postingan itu aku menuliskan mimpi masa kecilku yang belum kesampaian :smile . Eh tapi, dibilang belum ya aku sudah pernah mengajar sih :uhuk .


Dulu aku sempat mengajar sebagai guru ngaji di mushola dekat rumahku. Dibayar? Jelas tidak. Aku ngajarnya suka-suka sih. Siapa yang mau ngaji, hayuk. Kalau tidak ada, ya wes yang penting aku sudah ngejongkrok di depan meja.


Rata-rata anak yang mengaji itu usia SD. Mereka mungkin mengatakan bahwa aku ini mirip Mak Lampir. Kerjanya marah-marah terus. Poin kerennya karena aku sering sekali menyuruh mereka mengulang. Ibarat kata, ngaji mereka tidak naik-naik. Wuih, pada sebel setengah hidup deh.


Kalau mau jujur, aku sebenarnya suka anak-anak. Cuma kalau sudah agak gede, aku sering sebel dan jengkel dengan tingkah dan pola piker mereka. Perasaan dulu pas aku kecil tidak sampai segitunya deh *Pencitraan :uhuk .


Beberapa bulan ini Alhamdulillah aku dan beberapa karyawan lain sering ikut pelatihan mengajar membaca. Awalnya yah aneh secara backgroundku sama sekali bukan pengajar apalagi guru PAUD, TK atau playgroup.


Dari sini, kita dituntut tidak hanya mengajar tapi mendidik. Kalau mengajar, aku yakin siapa pun bisa melakukannya asal dia sanggup untuk menguasai pelajaran yang akan diajarkannya nanti. Nah, karena yang kuajar adalah anak-anak, jadi aku harus menanamkan pendidikan baik pada mereka.


Pola pikir anak-anak jelas sangat berbeda dengan orang dewasa. Dunia anak-anak adalah dunia bermain, bernyanyi, loncat-loncat dan bebas apa pun yang dia mau. Saat kita mengatakan ‘Jangan ini, jangan itu’ maka respon yang diterima adalah perintah karena sifat mereka sangat penasaran dengan hal-hal baru.


Sebagai seorang yang dibilang dewasa, kita sering sekali mencap anak dengan sebutan buruk karena melakukan satu kesalahan. Misal saja, anak nakal. Mantra yang kita ucapkan ini justru menjadi sugesti yang terekam kuat dalam otak anak. Maka dari itu, hendaklah kita sebagai orang dewasa, orang tua selalu menerapkan pola pikir positif pada anak. Misal saat anak naik ke atas pohon. Jangan katakan tidak, nanti jatuh tapi katakan hati-hati ya Nak. Jangan lupa berdoa. Bukankah itu sesuatu yang sangat keren?


Aku punya murid yang sangat hiper aktif namanya Haunan. Menurut curhat Uminya, Haunan sudah tiga kali keluar masuk PAUD. Informasi, Haunan tidak mau diatur bahkan pernah tidak sengaja melukai pelipis gurunya. Orang tuanya sampai pusing, bagaimana mengatur anak ini.


Nah, hari itu aku dapat tugas bermain dengan Haunan. Kuajak dia tepuk tangan, meloncat, bernyanyi dan bermain. Aku mengajaknya mengobrol ala anak-anak. Kutanyakan apa kesukaannya. Dia juga bilang bahwa ada kambing bagus di depan rumahnya.


Setiap anak punya sifat ajaib tersendiri. Tinggal bagaimana kita bisa atau tidak mempelajari karakternya. Semua anak sama, mereka ingin bermain dan aku berusaha mewujudkan apa yang dia mau.


Dari sini aku banyak belajar tentang pentingnya memberikan pendidikan saat usia dini. Anak adalah hasil fotocopy kita di masa yang lalu. Anak adalah kertas kosong yang bebas kita coret dengan tinta warna-warni. Di sinilah saatnya kita belajar, mau jadi apa anak kita nanti? Kalau mau jadi baik, kita harus memberikan pendidikan sebaik mungkin. Tapi kalau kita cuek bebek dan sering mengatakn hal-hal yang kurang baik di depan mereka, maka jangan salahkan jika mereka mengikuti apa yang kita lakukan atau bicarakan.


Keluargaku memang bukan seorang pengajar tapi aku bersyukur betul dengan pendidikan dari orangg tuaku. Yuk mari kita perbaiki diri. Toh pendidikan dengan kata-kata positif tidak hanya berlaku pada anak tapi pada semua orang. Kata-kata positif merupakan semangat yang luar biasa. Seperti sebuah mantra, sugesti positif akan terus menjalar menjadikan kita tidak mudah putus asa. Apa pun yang terjadi, katakan pada muridmu, pada semua orang, Aku Pasti Bisa! 


Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Si Sulung


Penumpang

“Mbah! Sudah tua masih ke pasar. Mbok di rumah. Nyusahin orang!” kata kondektur bus yang kutumpangi. 

Kuulurkan tanganku pada wanita sepuh yang berdiri ringkih di depan pintu bus. Dia, mengacuhkanku dan duduk sendiri tanpa mau dibantu.

“Kemarin Mbah ini dimarahi penumpang lain Mbak. Duduknya kan menuhin angkot. Kenapa anaknya ngga nglarang?” ucap teman dudukku.

Bukankah ini mandiri? Lalu bagaimana saat aku tua nanti?

Mimpi Yang [Tak] Sempurna


My Dream
Hidup berawal dari mimpi
Kamu adalah mimpiku, dan aku
akan membawamu masuk ke dunia nyataku
~catatan diary

Dulu jaman kecil saat orang bertanya, kamu ingin jadi apa? Dengan polos kujawab, "Aku ingin jadi dokter."


Menurutku, menjadi dokter itu sangat mulia. Kita bisa mengobati orang yang sakit. Kita bisa mensosialisasikan tentang kesehatan. Aku pikir, jadi dokter akan sangat menyenangkan. Sampai lulus MTsN pun cita-cita dokterku masih belum tergeser dengan yang lain. Difikir, jadi dokter itu gampang :smile .


Sampai akhirnya aku masuk MAN, aku ingin merealisasikan cita-citaku itu. Yah, nilai pelajaran IPAku tidak terlalu buruk. Bukankah itu bisa menjadi modal awal? Aku ingin masuk PMR sebagai batu loncatan untuk belajar tentang pengobatan. 


Setelah melihat kondisi dan budged yang harus dikeluarkan, mendadak nyaliku ciut. Biaya untuk ikut kegiatan PMR lumayan menguras kantong dan aku tidak mempunyai uang untuk itu. Aku bukan berasal dari keluarga kaya. Aku juga bukan anak yang dengan mudah minta uang untuk ini itu. Aku sering berpura-pura mengatakan uang sakuku masih padahal uangku menipis. Akhirnya aku memilih untuk mengikuti ekskul Teater. Kenapa teater? Entahlah, aku juga tidak tahu. Yang jelas, saat aku disana aku merasa menemukan duniaku. Dunia yang kucari.


Menjadi dokter memang tidak mudah. Banyak hal yang harus kulakukan dan jelas biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Saat kutahu realita yang nyata terjadi, keinginan untuk menjadi dokter mulai terkikis. Aku tetap masuk IPA tapi nilai IPAku standar dan lagi-lagi uang menjadi kendala. Tak usah dibicarakan betapa sulitnya aku menerima, memacu diri untuk berfikir positif.


Sebenarnya, ada juga sedikit keinginanku untuk menjadi seorang guru. Alasannya karena guru itu bisa mengamalkan ilmu pada orang lain. Tapi pada prakteknya saat aku menjadi guru ngaji atau memberikan les untuk anak SD, mereka bilang aku ini galak :uhuk #BerasaJadiMakLampir.


Ah sudahlah. Sepertinya cita-cita yang kuinginkan dulu belum bisa terealisasi dengan baik :smile .


Beberapa waktu yang lalu, bosku pernah menyuruhku untuk menuliskan 100 mimpi yang ingin kucapai. Apa aku menuliskannya? Yah, aku menulisnya walaupun saat ini masih menginjak diangka 20-an. Memang mimpi yang [tak] sempurna. Tapi aku yakin, apa yang kutulis akan menemukan jalannya jika aku mau berusaha. 


Ini sebagian mimpiku :

Menikah sebelum usia 23 tahun
Memiliki usaha sendiri
Membuatkan usaha orang tua
Membantu dan mencarikan donatur Perpustakaan desaku
Menyelesaikan beberapa draft tulisan dan membukukannya
dan masih banyak hal yang mungkin nanti akan terekan di blog ini.


Mungkin 100 keinginan yang kuimpikan terkesan terlalu naif. Tapi tidak ada salahnyakan jika aku bermimpi? Bukankah bermimpi itu gratis dan tidak perlu membayar? Yah, aku akan mewujudkan apa yang aku mau. Bisa saja satu tahun yang akan datang aku menuliskan rincian mimpi-mimpiku di blog ini saat semuanya bisa terealisasi. Semoga saja, sebelum akhirnya aku mati.


Saat ini, walaupun bukan dokter, aku masih bisa mengobati tangan temanku yang luka. Aku masih browsing tentang penyakit-penyakit yang sering terjadi dimasyarakat. Kadang aku juga ikut mengajar les membaca anak kecil. Yah, tanpa predikat sarjana, aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Aku bisa berjualan, aku bisa mengurus anak kecil, aku bisa menulis, aku bisa melakukan banyak hal untuk mewujudkan mimpiku, keinginanku.


Aku kan menghilang
Dalam pekat malam
Lepas ku melayang
Biarlah ku bertanya
Pada bintang-bintang
Tentang arti kita
Dalam mimpi yang sempurna
~Peterpan


Hanya Tuhan Yang Maha Sempurna. Tak ada yang sempurna di dunia ini termasuk mimpi. Mungkin bukan hari ini mimpi kita terealisasi, mungkin nanti saat kita berulang kali terjatuh dan kembali berdiri dengan percaya diri. Mungkin bukan di dunia, tapi percayalah mungkin saja doamu sudah menanti diakhirat sana.


“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.”
(Ghafir: 60)


kamu memang bukan yang sempurna, aku pun begitu
Aku kamu masing-masing punya kekurangan
Kita punya cita-cita sendiri dan berhak untuk mewujudkannya
Kamu punya mimpi aku juga
Dalam keterbatasan, kelemahan dan kekuatan kita bersatu
Untuk mimpi kita
Mimpi yang sempurna
Karena kekuatan cinta


"Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Tuppy, Buku dan Bipang di www.argalitha.blogspot.com"

Abimanyu Blora

Abimanyu Blora dibuat pada 2 April 2012 dengan postingan pertama berjudul ‘Jangan Salahkan Guru’. Anehnya, pada postingan 22 April 2012 malah baru ‘diselameti’ dengan Bismillah. Yah, Abimanyu Blora ini merupakan rumah maya Mas Fauzul Andim.


Secara tulisan, saya sendiri tidak ada apa-apanya dibandingkan beliau. Why? Bukannya blog saya sendiri lebih senior dan postingannya lebih banyak? Postingan banyak pun sebenarnya tidak menjamin daripada kualitas isinya. Tapi peru diingat, tidak sedikit yang banyak menulis dan tetap berkualitas.


Bagi saya sendiri, blog Abimanyu Blora itu komplit pakai telur. Banyak hal yang bisa saya temukan disini. Misalnya, curhatan pribadi Mas Fauzul sendiri sebagai seorang suami, ayah, pekerja dan pendidik di sebuah SLB di Semarang.


Artikel-artikel yang beliau tulis sendiri kebanyakan berupa opini yang update sesuai berita yang popular saat ini. Misalnya kemarin saat perhelatan akbar IMB yang akhirnya memenangkan gadis cilik yang pandai menari bernama Sandrina Az Zahra. Ada juga opini beliau tentang soal UN yang terlambat kedatangannya sehingga UN di Kota tersebut mundur satu sampai dua hari. Opini yang menurutku paling geli adalah berita tentang kegantengan seseorang sehingga mengakibatkan pria itu dideportasi. Yang paling baru sendiri adalah tentang demo kenaikan BBM yang selalu membuat heboh masyarakat Indonesia.


Bagi saya sendiri yang merupakan seseorang yang kurang berpendidikan tinggi, saya sangat suka dengan artikel-artikel beliau tentang pendidikan. Bagi Mas Fauzul, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan saya setuju dengan hal itu. Lewat artikel beliau, saya bisa merasakan betapa sulitnya menjadi seorang pendidik apalagi untuk anak dengan kebutuhan lebih. Seperti yang Mas Fauzul tulis dalam ‘Pengawas Ujian, Malah Jadi Peserta’. Dalam artikel tersebut, Mas Fauzul menjadi seorang pengawas untuk anak istimewa bernama Ibnu. Percakapan antara beliau dan Ibnu membuat saya sedikit tergelitik dan mengacungi jempol tentang kesabaran beliau. Saya sendiri dengan anak biasa saja sering senewen, lha ini dengan anak istimewa. Saya rasa, marah-marah dihadapan anak seperti mereka pun tidak akan ada gunanya. Saya pun salut dengan orang-orang seperti Mas Fauzul sendiri.


Hei, dari tadi bicara artikel, tidak tahu wujud blognya seperti apa? Ya, saya memang kurang melihat bagaimana template blog Abimanyu Blora karena seringnya BeWe dengan HP.



Setelah saya perhatikan, template yang Mas Fauzul gunakan merupakan template bawaaan blogspot. Tidak ada pernak-pernik istimewa yang menarik karena hanya berisi satu banner. Kelihatan sekali Mas Fauzul ini bukanlah pemburu Giveaway ecek-ecek seperti saya.


Di headernya sendiri ada sebuah lambang club sepak bola yaitu MU. Saya yakin benar, Mas Fauzul adalah fans dari club ini sama seperti saya :smile . Dari beberapa artikelnya juga membuktikan bahwa Mas Fauzul itu hobi sekali dengan si kulit bundar.


Untuk kerapian, kalau boleh saya memilih alangkah lebih baik kalau searchnya di taruh dibagian paling atas. Popular pos dan label sebaiknya pilih salah satu untuk dipasang karena dua-duanya membuat blog terkesan banyak isi.


Untuk Page rank blog ini memang masih di angka satu. Tapi saya yakin, andai Mas Fauzul mau belajar sedikit tentang SEO, banyak orang akan tertarik untuk mengunjungi blog ini karena artikel pendidikannya oke punya.


Dari blog Abimanyu Blora saya belajar tentang kesederhanaan. Hal ini terbukti dengan kesederhanaan template blognya tapi artikel di dalamnya oke punya. Kita sebagai blogger tentu saja berhak memilih, mau seperti apa rumah maya kita ini. Banyak pernak-pernik tidak penting hingga terkesan cantik tapi artikel nol atau template biasa tapi artikelnya luar biasa. Hayuk, jangan lupa berkunjung ke blog Abimanyu Blora :smile

.
Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Blog Review~Saling Berhadapan

Belajar Tersenyum

Aku masih ingat betul dulu saat bosku berkata bahwa mukaku itu’Kecut’, asam tidak enak dipandang karena tidak pernah tersenyum. Aku mengakui itu. Ya, dalam dunia real, aku memang susah sekali untuk bergurau yang tidak penting. Aku akan tersenyum kalau aku mau, kalau hatiku merasa bahagia. Aku tidak bisa berpura-pura tersenyum saat hatiku sakit atau tidak ada sesuatu yang lucu menurut versiku.


Yang kuyakini adalah, setiap orang punya versi sendiri untuk mengatakan itu lucu. Bagiku, yang telah berlalu, ucapan dan gurauan bosku itu garing. Jujur, aku sendiri tidak gampang untuk akrab dengan orang baru, termasuk bos baruku itu. Aku harus memahami bagaimana sifatnya, karakternya yang pasti sangat bertolak belakang denganku.


Waktu pun berlalu. Setelah beberapa bulan, aku semakin mengerti siapa bosku. Ditambah lagi, diakhir 2012 aku bisa menulis, bangun dari hiatus. Aku bisa bergaul lagi dengan teman dunia mayaku sehingga tidak merasa tertekan seperti beberapa bulan yang lalu ketika sama sekali tidak ada teman beradu argument.


Aku berusaha tersenyum, bukan karena bosku tapi terlebih karena aku sendiri, keluargaku dan teman-teman dunia mayaku. Yah, aku, mereka berusaha menyemai cinta walau pun tidak pernah bertatap muka. Kita saling berdiskusi, berbagi apa-apa yang bisa dibagi.


Hai, bagaimana dengan bosku?
Aku tetap tersenyum padanya. Sampai hari ini, bosku sering bilang, “Ji, setahun yang lalu kamu susah sekali tersenyum, sekarang Alhamdulillah sudah bisa.” Aku pikir tak ada salahnya aku tersenyum meskipun karena hal lain bukan karena bosku. Dengan tersenyum, paling tidak aku bisa melegakan hati bosku yang setres berat gara-gara seniorku – karyawan lain - yang selalu membuatnya pusing.


Harapanku, semoga dengan senyumku itu bukan hanya bosku yang bisa lega hatinya tapi seniorku juga. Walaupun usia mereka dibawahku, mereka bisa jauh lebih sopan, tidak banyak tingkah sehingga tidak membuatku berkata dengan nada tinggi.


Aku tersenyum dari hati dan aku yakin apa yang aku sampaikan lewat senyum itu sampai juga di hati mereka. Sampai hari ini aku masih belajar tentang menyemai cinta bukan hanya dengan keluargaku tapi dengan orang lain. Aku hidup bukan hanya dengan diriku dan keluargaku, tapi dengan orang lain juga. Aku tidak berharap timbal balik atas semua yang kulakukan. Selama aku bisa melakukan hal baik, aku akan tetap melakukannya.


Tersenyumlah karena dengan senyumanmu itu tidak hanya melegakan hatimu tapi hati orang lain disekitarmu. Dan ingatlah, jangan terlalu banyak tertawa di dunia karena bisa jadi saat diakhirat nanti kamu akan menangis. Lakukan apa pun yang baik menurut-Nya. Lakukan sekarang, karena kita hidup cuma sekali. Esok tak akan terulang lagi.



Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani

Lari Darimu

Kulirik pertigaan dekat RS. Sultan Hadlirin yang dulu saat sore hari selalu ada polisi. Ah maksudku operasi kelengkapan berkendara, ya helm, spion, STNK maupun SIM. Dulu sih aku sering terkaget-kaget kalau ada operasi. Mendadak badan panas dingin. Padahal aku cuma bonceng, yang jadi supir si Kakak yang sudah punya SIM. Gila? Iya. Tapi untung, beberapa kali saat helmku ketinggalan di showroom, tidak ada operasi :uhuk .


Sudah setahun lebih aku resign dari showroom dan bekerja di tempat lain. Sering kali aku wira-wiri keluar dan menggunakan motor. Kadang ke kantor pos, ke pasar, ke kecamatan, ke kota, ke ATM. Parahnya, aku tidak punya SIM. PeDe? Wajib.


Kali ini aku mendapat tugas mengirim air galon ke kota gara-gara tukang antarnya pulang kampung. Setelah perjalanan panjang yang cukup membuat jedag-jedug, sampai di pertigaan yang kumaksud ternyata tidak ada polisi, aman sejahtera. Kulanjutkan perjalanan lagi karena bosku yang juga ikut mengirim air galon sudah jauh di depan.


Akhirnya, lima ratusan meter sebelum terminal bayangan ada operasi. Aku juga melihat ada polisi melaju ke arahku. Langsung saja aku berbelok masuk ke sebuah SD untuk bersembunyi. Hadeh, benar-benar tidak patut dicontoh.


Kata Kakakku, kalau ada operasi semacam itu kita kudu PeDe tingkat dewa. Kita tidak boleh panik, selama masih menggunakan helm, spion lengkap dan lampu yang menyala meskipun tidak punya SIM :smile . Aku sering menghayal, “Pak polisi ganteng, tilang aku dong!” Kenyataannya, nyaliku ciut tetap saja menggunakan jurus ‘Ngumpet’.


Setelah aman dari operasi, rasanya aku tidak kapok untuk bersembunyi lagi. Semoga setelah ini aku punya motor dan budget untuk membuat SIM. Antara penting dan tidak, alasan utama aku belum buat SIM itu karena tidak punya motor sendiri. Klise banget kan? Kelakuanku di atas harap jangan ditiru. Kalau nyali kalian ciut untuk kejar-kejaran dengan Pak polisi maka buatlah SIM. Okey? :smile


Tulisan ini diikutsertakan pada Kinzihana's GA

Kesandung Cinta

Aku tersentak saat membaca SMS dari Kapten Bhirawa yang mengabarkan bahwa beliau telah sampai di kota Surabaya dan sedang perjalanan menuju rumah. Firasatku sedikit tidak enak dengan kedatangan beliau yang sangat mendadak. Inspeksi dadakan ini seolah menyudutkanku. Apa mungkin ini ada hubungannya dengan pekerjaanku yang tidak beres selama dua tahun menjaga Kinar anak semata wayangnya? Semoga semua baik-baik saja. Toh aku masih bisa mengendalikan perasaanku sendiri.


Kuambil agenda harianku sebagai catatan kegiatan yang Kinar lakukan. Kubaca sekilas, memastikan tidak ada bagian dari kegiatan kuliah Kinar yang terlewatkan. Bel rumah berbunyi, sepertinya Kapten Bhirawa telah datang.


“Selamat pagi Kapten.” sapaku
“Pagi. Kinar dimana?”
“Masih di kamarnya Kapten. Hari ini tidak ada kuliyah.”
“Bawa agendamu, aku tunggu di ruang kerja!”
“Siap Kapten!”

***

Kapten Bhirawa membaca catatanku dengan serius sambil memilin kumis tebalnya. Aku hanya berdiri tegak di depannya menunggu penilaian terhadap pekerjaanku.

“Mencintaimu itu seperti mencintai bintang. Tampak dekat tapi jauh.”

Aku tersentak mendengar ucapan Kapten Bhirawa.

“Aryo? Apa-apaan ini?” bentak Kapten Bhirawa dengan menyodorkan sebuah kertas merah jambu.
“Itu…,” kataku terputus. Aku tak tahu dari mana kertas itu.
“Apa kamu punya pacar?”
“Siap tidak punya!”
“Lalu kenapa surat cinta ini ada di agendamu ha? Apa kamu mencintai seseorang?”
“Siap iya!”
“Nikahi dia!”
“Siap iya! Tapi…,”
“Tapi kenapa? Ketika mencintai seorang gadis, kamu harus bertanggung jawab untuk segera menikahinya. Pernikahan itu untuk menyempurnakan agama, kenapa harus ditunda? Jadi kapan kamu mendatangi orang tuanya?”
“Siap! Minggu depan saya sampaikan proposal pernikahan saya kepada ayahnya!”
“Bagus! Kamu kupecat jadi pengawal Kinar!”
“Siap iya! Lho? Kapten? Kenapa saya dipecat?” ucapku bingung.
“Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina!” kata Kapten Bhirawa.


Beliau melempar agendaku ke meja kemudian bangkit dari kursinya. Aku berbalik mengikuti arah Kapten Bhirawa pergi. Ada Kinar disana tersenyum begitu manis. Sebelum Kapten Bhirawa menarik tangan Kinar, aku sempat mendengar ucapan lirih Kinar,

“Kerja bagus Mas Aryo!”

 Cerita  ini diikutsertakan pada Flash Fiction Writing Contest: Senandung Cinta

Sayang Ya Sayang

Punya benda kesayangan? Hey, tentu saja aku punya. Tapi kalau difikir, semua benda yang kumiliki harusnya semua kusayang, bukankah begitu? :uhuk


Aku sayang buku-bukuku dan terbilang sangat over protective terhadap mereka. Sebisa mungkin kurawat mereka dan pastinya tidak meminjamkan pada orang lain. Terlalu? Iya, sangat. Aku hanya meminjamkan mereka pada orang-orang tertentu yang aku yakini tidak akan membuat mereka rusak. Apa mereka akan aman? Aku harap begitu.


Tapi seberapapun sayangku pada buku-bukuku, aku lebih sayang HPku yang sekarang. Bukan HP baru melainkan HP second milik Kakakku. Ya, aku penerima second. Dulu pas punya uang mau sih beli HP, tapi sama Bu e dilarang. Katanya buat apa HP banyak-banyak? Yawes, manut aja terima barang second.


Meskipun second, HP Cina yang kupakai ini ada fitur javanya, jadi bisa dipakai buat operamini-an :uhuk . Aku lupa pegangnya kapan, dipertengahan 2012 sepertinya, tapi HP ini benar-benar berarti buatku. HP ini menemaniku saat pertama kali buat e-book dan berhasil membukanya di HP. Lewat HP ini, aku juga bisa pakai operamini untuk internetan. Dengan HP ini, aku juga bisa bewe, belajar untuk twitteran, FBan tanpa henti kecuali pas batere habis dan dengan HP ini, aku semakin geje buat memotret sesuatu. Bagiku, so amazinglah.


Namanya juga second, HP ini pun hamil dan dengan rela aku pun bertanggung jawab atas keadaan dirinya. Banyak hal yang telah kulewati dengan HP ini. Ada kalanya menelfon keluarga dirumah, ditelfon mas JNE, Tiki atau mas-mas pengirim barang. Ngebangunin dengan alarm gejenya, dengerin musik sampai kerusakan memori telah kutanggung.


Jujur, Hp ini sangat bermanfaat buatku. Tapi, maafkan aku HPku sayang karena aku beberapa kali menjatuhkanmu sampai LCD mu soak. Aku juga sering overdosis menggunakanmu saat masih posisi di charger. Maafkan aku :hwa .


Terimakasih buat HPku, karenamu aku masih bisa internetan, tidak gaptek dan tentunya masih bisa ikut kuis :uhuk .


Aku pernah mendengar di suatu pengajian bahwa jika ingin memberi sesuatu kepada orang lain, maka berilah sesuatu yang paling kamu sayangi. Jika itu terjadi pada HPku, hem gimana ya? Insya Allah akan kuberikan HPku itu. Tapi alangkah lebih baik jika aku memberikan yang lebih baik dari HPku. Jika pun suatu saat dia hilang entah karena keteledoranku atau apa pun itu. Aku percaya, jika dia masih milikku, Allah akan mengembalikannya untukku. Jika memang bukan milikku lagi, tandanya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.


Sayang ya sayang. Aku percaya, jika barang yang sangat kita sayangi diminta oleh orang lain, berarti dia benar-benar menginginkannya. Aku yakin, dia akan menjaganya lebih sungguh-sungguh daripada saat kita menjaganya dulu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan tentang kehilangan benda kesayangan. Ada saatnya bertemu dan akhirnya akan berpisah. Jika pun masih berjodoh, dia tak akan kemana.


"Tulisan ini diikutsertakan pada Event Giveaway Wedges Kaos dan Buku di www.argalitha.blogspot.com"

Siapa Sahabatku?

Sahabat? Siapa sahabatku? Kata orang, sahabat adalah seseorang yang bisa diajak berbagi suka dan duka. Ketika definisi itu yang menjadi patokan, aku fikir sepertinya aku tidak punya sahabat. Mengerikan sekali bukan? Ya, rasanya tak pantas saja jika aku membagi dukaku pada orang lain. Yang aku mau, mereka selalu melihat senyum dalam diriku. Bukankah rasa itu menular? Dan jika aku bahagia, maka setiap yang melihatku juga ikut bahagia.


Saat kecil, aku punya seseorang yang ku anggap sebagai sahabat  Meskipun kami adalah rival, tapi kami tetap bermain bersama. Sampai suatu ketika, aku mau saja saat dia menyuruhku untuk menjatuhkan sepeda seseorang yang terparkir disamping sekolah. Akhirnya, si pemilik sepeda menegurku. Dengan jujur, aku bilang temanku yang menyuruhku. Aku kira masalah akan selesai jika kami bisa menghadapinya bersama. Tapi nyatanya, dia meninggalkanku, dia tak mau mengaku. Aku tersedu, mengangis, aku benci. Cerita pahit kelas 3 SD masih saja membekas dalam rongga fikiranku. Inikah yang disebut sahabat?


Waktu kian berlalu. Aku masih tak menemukan sosok sahabat baru. Rasanya tak percaya saja menumpahkan masalahku pada orang lain. Banyak yang datang silih berganti. Tapi toh semuanya tak pernah tahan bersamaku. Mungkin aku sendiri yang terlalu sulit membuka pagar di hati.


Sebenarnya banyak juga juga yang mau menumpahkan masalahnya padaku. Aku hanya berusaha menjadi pendengar yang baik untuk mereka. Aku berusaha memberi masukan yang baik untuk mereka. Mungkin mereka menganggapku sahabat, lalu aku? Ya, aku juga ingin mendapat pengakuan yang sama.


Aku bukanlah sosok sahabat idaman. Harusnya mungkin aku bisa mendukung sahabatku saat ada masalah. tapi yang terjadi justru sebaliknya, aku menolaknya mentah-mentah. Aku tidak sering patah hati, tapi aku tau gelagat orang jatuh cinta. Ketika sahabatku terbuai akan cinta dan hampir saja kehilangan bibirnya, reaksiku adalah ilfeel berat dengan pacarnya. Sebagai orang desa yang beradap, pacarnya itu sudah terlewat batas. Baru juga pacar, kok sudah berani bergerilya kemana-mana? Tapi tetap saja sahabatku itu kekeuh tidak memutuskan pacarnya. Aku sadar, itu haknya bukan hakku.


Ah sahabat, siapa sebenarnya dirimu?


Setelah bergelut di dunia maya, aku baru mengerti. Ada kalanya kita punya sahabat yang dekat tapi jauh. Yah, mereka sahabat dunia mayaku. Tak perlu aku berbagi duka pada mereka, yang aku ingin hanya tertawa bahagia. Kita saling berdiskusi tentang banyak hal dalam kehidupan dunia nyata. Tapi toh bukan berarti sahabat nyata itu tidak penting.


Jika pun ada yang bertanya tentang siapa sahabatku yang lebih real. Mungkin aku akan menjawab buku dan rasa sepiku yang selalu menemaniku kapan pun aku mau.

Khairul Ashabi Man Yadulluka 'Alal Khair - Teman yang baik adalah yang menunjukkan kepada kebaikan.

Source
 “Tulisan ini diikut sertakan dalam GA 'Siapa Sahabatmu?'”

Usia 23

Usia 23, hem apa sih yang ingin kamu lakukan? 


Kalau dilihat dari angka 2 dan 3, angka tersebut termasuk angka favoritku. Mau bukti? Cek e-mailku jiahaljafara32@gmail.com :uhuk . Ada angka 2 dan 3 nya kan? Kenapa 32, bukan 23? Itumah suka-suka aku aja sih.


Dua puluh tiga tahun, hem masih dua tahun lagi insya Allah masih ada usia. Kalau ngaca dari Kakak perempuanku, saat usia mereka 23 th, mereka sudah punya anak. Aku? Aku juga ingin :smile . Sebelum usia 23 th, aku telah menemukan teman sejatiku.


Ada kesempatan untuk kuliyah? Wow! Aku mau, ngga nolak deh. Aku akan tetap berusaha menjalani hari-hariku sebagai seorang istri, mahasiswi dan tetap melanjutkan kegiatanku dalam bidang lain seperti menulis.


Diusia 23 th nanti, paling ngga aku sudah bisa menyelesaikan draft tulisanku yang terkatung-katung. Bagaimana pun, aku telah memulai kisah kehidupan dalam tulisanku dan mereka menuntut untuk segera diselesaikan. Saat usia 23 th juga, aku sudah bisa bantu Bu Lurah untuk mensosialisasikan perpustakaan desa dan menularkan pada semua orang bahwa membaca itu mengasyikkan. 


Ini kutulis bukan hanya untuk rencana, tapi lantunan doa yang insya Allah akan dikabulkan oleh Sang Pemilik Tahta.


Untuk Mbak Ayu sendiri, selamat ulang tahun. Tambah barokah usianya dan sukses selalu ya :smile . Tetap semangat terus dalam berkarya. 


Kita memang baru kenal, tapi aku suka dengan gaya tulisan FFmu yang manis dan kadang menggelitik. Pantes dong kalau Mbak Ayu sempat gondol banner winner dari BC. Yah meskipun PRmu masih di bawahku *maapkeun :peace tetep keep on wring ya mbak :hepi . Persetan sama orang yang bilang kita item. Asal mbak tau, item itu eksotis banyak bule yang nyari lho :smile . Eh tapi kerennya, meskipun PRmu segitu, kok bisa nembus Adsense ya? Gimana ceritanya tuh?


Setelah ini, pinangan akan datang padamu amin... Apa pun yang akan kamu lalu nanti, berikan yang terbaik dari dirimu Mbak. Semangat dan sekali lagi Selamat Ulang Tahun

"Tulisan ini diikutsertakan dalam 23 Tahun Giveaway" 

23 Tahun giveaway

#8MingguNgeblog 7 : Andai Aku Tidak Ngeblog 6

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh


Andai aku ngga ngeblog, aku ngga akan dapat hadiah-hadiah keren. Setelah bercerita bahwa kalau aku punya teman-teman keren di dunia maya, aku jadi punya banyak link yang ngasih tahu tentang lomba atau pun giveaway.


Kalau aku ngga ngeblog, aku ngga akan tahu apa itu giveaway. Pertama kali ikut giveaway sekitar akhir oktober tahun 2011 buat surat ke Mbak Zola Nail. Blognya sendiri itu tentang drama Korea dan kawanannya. Menang? Ya ngga dong wong namanya juga pertama kali ikut :uhuk .


Setelah itu, aku ikut Giveaway Man and The Moonnya Mas Amri Al Kahfi yang sekarang ini hiatus. Aku ingat betul, hari aku ikut adalah hari pertama aku kenal Mas Amri dan bertepatan dengan DL giveawaynya. Dari ikutan ini, aku mendapat buku menjawab Ateis Indonesia posisi sebagai peserta :smile .


Aku juga ikut Giveaway Suka-suka Dunia Pagi dari Mbak Amela. Ada tiga kategori dan  dua kategori kuikuti. Dari sini aku mendapat sebuah novel PadaMu Ku Bersujud karena beruntung. Yes, I’m lucky dan aku seneng banget. 


Di bulan berikutnya, setiap satu bulan sekali aku selalu mendapat kiriman dari giveaway yang bermodalkan menulis atau hanya sekedar tebak nama. Rasanya jelas seneng bukan kepalang. Aku orang desa dan dapat kiriman barang-barang seperti itu, wuaaa :smile . Ada buku-buku, jilbab, kalung dengan liontin rajut yang manis mengisi bulan-bulanku dalam ngeblog.


Kalau aku ngga ngeblog, mana bisa aku dapat seperti itu? Ya, mungkin akan ada kiriman tapi mungkin posisinya itu beli :uhuk .


Sekitar bulan april, aku mengalami hiatus sampai sekitar bulan agustus. Itu juga pun postingannya jarang banget. Tapi aku berusaha untuk menyempatkan diri paling ngga seminggu sekali untuk posting. Mulai di bulan oktober sampai sekarang, aku berusaha untuk tetap stabil dalam menyempatkan diri untuk menulis.


Alhamdulillah, setelah hiatus itu rizki Allah bertambah padaku. Satu persatu aku mulai ikut giveaway lagi, ikut kuis dan lomba lain. Semakin hari rizki Allah datang dengan begitu banyaknya. Kaget? Iya, tapi itu tandanya aku harus semakin banyak memberi kepada orang lain.


Seringnya, hadiah yang kuperoleh berupa buku. Kadang keluargaku yang menerima sampai geleng-geleng. Iyalah, wong buku itu khusus buat aku sendiri. Orang rumah jarang baca yang model novel-novel begitu :uhuk .


Tapi diakhir 2012 sampai kemarin, aku mendapatkan banyak hal yang bisa kubagikan dengan orang lain. Ada boneka yang bisa kubagi dengan Sinta keponakanku. Ada jersey bola yang bisa kuberikan pada Kakak. Ada dompet untuk Mbakku. Ada makanan yang bisa kubagi-bagi. Pokoknya hem, asyik deh.


Kalau aku ngga ngeblog, aku ngga akan dapat banyak hal seperti itu. Awalnya memang karena ajang coba-coba, berubah menjadi hobi dan akhirnya mempelajari banyak hal di dalamnya. Ada kepuasan batin tapi ada juga bonus karena hadiah-hadiah yang bisa kudapat.


Intinya sih, kalau aku ngga ngeblog aku ngga akan bisa ikut giveaway dan mencoba sesuatu yang baru. Yah, minimal saat ikut giveaway kita bisa belajar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Kita bisa uji nyali dan uji kemampuan dalam hal tulis menulis. Kalau ngga menang? Ya, ngga papa. Berarti bukan rezeki kita bukan? Aku selalu percaya, rizki yang Allah berikan tidak pernah tertukar. Jadi, kalau kamu ngga ngeblog kamu ngga akan ikut giveaway. Kalau kamu blogger, sudahkah kamu ikut giveaway?

Cerita Tentang Wayang

Bunda Enny Mamito bukan penggemar wayang kulit, tapi bukan berarti tidak tahu nama-nama si wayang. Aku pun sebenrnya begitu. Dulu jaman kelas tiga SD pas kakakku khitan, kayanya aku sama sekali tidak lihat tuh wayang. Waktu penataan panggung dan lainnya sih masih lihat, tapi pas main, entahlah aku lupa.


Kadang kalau ada tetangga yang 'nanggap' wayang, sesekali aku melihatnya. Ternyata benar, banyak kisah yang tidak aku tahu dan pantas saja orang tua menikmati jalannya pertunjukkan wayang. Aku sendiri hafal beberapa nama lakon wayang, tapi sungguh lupa bagaimana ciri mereka. Paling yang dihafal itu empat punokawan, Petruk, Bagong, Gareng dan Semar. Satu lagi yang bentuknya paling aku hafal, si Anoman Kera Putih. 


Sebenarnya kalau boleh jujur aku lebih suka wayang golek dan wayang orang. Meskipun aku tidak pernah main sebagai wayang orang, tapi aku selalu melihat adik-adik teaterku memainkan drama pewayangan. Rasanya seru sekali bisa melihat mereka berakting dengan ciamik meski pun standarnya tidak selincah dalang Sujiwo Tejo.


Satu lagi tokoh wayang yang paling aku suka, Arjuna penengah Pandawa. Penggambaran tokoh Arjuna yang ganteng, menawan, de el el membuatku tergoda sampai-sampai membuat wujudnya dalam bentuk tulisan dan nama yang manis.


Kemarin sempat kaget dan rada syok :shock waktu ada tantangan Mengungkap Misteri di Balik Layar. Iya aku sengaja baca profil pelakunya, si Cakil yang konon adalah anak Arjuna :mabok . Arjuna yang katanya ganteng kok punya anak Cakil? Tapi bagaimana pun aku harus menerima Mas Arjuna apa adanya. Tapi, masa aku harus saingan sama Srikandi? Hey, aku tidak punya senjata Srikandi. Eh, postingannya kok jadi banyak gini ya?


Bagaimana pun kita harus tetap melestarikan budaya Wayang Kulit. Jangan sampai kalah sama orang bule yang getol belajar dalang. Jujur, aku tidak sanggup kalau harus jadi sinden :uhuk . Jangan sampai ya, kita ngamuk-ngamuk gara-gara Wayang Kulit di klaim oleh bangsa lain gara-gara orang yang punya tidak mau merawatnya.


Buat blog Bunda Enny 'Pelangiku', tuh background blog tidak gambarin pelangi deh. Malah terkesan sedikit kaya gambar anak-anak. Headernya juga kurang keren. Mungkin headernya bisa dikasih gambar pelangi yang warna-warni. Buat pages Berandanya, kenapa pula ditaruh disamping itu Bun? Enakan ditaruh di atas, ehem kaya blogku :uhuk . Eh, tapi selera masing-masing orang beda ya, I know. Ngomong-ngomong, aku juga suka Raisa lho. Yuk nyanyi bareng Bun lagunya Raisa :smile .


Yuuk ikutan 2nd Giveaway Enny Mamito

Happy to Marry, My Bestfriend

Kamu kok nikah sih? Emang sudah bisa masak enak? Terakhir masak denganku saja rasanya masih kacau. Sekarang kamu sudah rajin bersolek? Dulu kan kamu males setengah mati untuk bedakan. Emang ngajimu sudah hatam? Sudah tahu adab di dalam pernikahan? Buku apa yang kamu baca? Bukuku tentang panduan untuk suami istri saja baru beberapa halaman yang kubaca. Kok kamu duluin aku sih?


Aduh Sob, maafin aku yah. Sudah nulis bagian ngaco diatas. Jujur setelah nerima SMS tentang kabar pernikahanmu aku jadi banyak mikir. Kemarin baru saja aku ijin pulang, sedangkan hari H mu bukan hari libur. Lalu, bisakah aku hadir di pernikahanmu? Walau bagaimana pun kamu itu salah satu sahabat terbaikku. What should i do?


Ingat pertama kali kita bertemu? Ah tentu saja aku lupa, maafkan. Dulu aku pikir kamu sama Rika itu kembar, habis muka kalian mirip banget. Sampai akhirnya aku tahu bahwa Rika itu keponakanmu. Aku hanya berfikir, kok bisa tante sama keponakan seusia? Hah hari gini, apa sih yang ngga bisa? Mungkin kita lebih intens bertemu saat ECC - English Conversation Club - salah satu ekskul baru di MAN. yah, aku dan kamu bertemu disana.


Asal kamu tahu ya Sob, Bu Umaroh pernah ngirain aku itu kamu. Emang muka kita mirip yah? Aku rasa iya sih. Kalau kamu pengen tahu kejadian itu. Hem, posisiku di kantor guru sedang ngafalin sejarah manusia purba pas kelas X. Itu lho yang Pitecantropus erectus dan kawanannya. Aneh juga, but whatever lah.


Tiga tahun kita ngga pernah satu kelas. Kok akhirnya kita bisa jadi sahabat ya? Kalau saja aku masuk kelas Bahasa, apa kamu ngga mau masuk kelas IPA? Takut saingan denganku? Ampunnn. Tapi aku ingat betul, dulu kamu penasaran denganku kan? Ingat ngga kamu pernah bilang itu? Iya, kamu penasaran dengan seseorang yang namanya terpampang di papan pengumuman sekolah. Mungkin aku salah satu murid yang kena garis merah.


Kita berbeda, tapi kita sama. meskipun diending MAN aku tertinggal jauh. Kamu ranking 1 di progam kelas Bahasa. Aku? Apa kamu lihat aku sepenggung denganmu? Tentu saja ngga. Ranking hanya sebuah penjara. Bukankah aku terus buta dengan keadaannya? Diending, aku belajar bahwa ranking bukanlah segalanya. Yang penting adalah bagaimana kita mengaplikasikan semua pelajaran dikehidupan nyata.


Hei, kita lulus kan? Iya. Selanjutnya persahabatan itu muncul. Kita yang senasib karena sama-sama belum melanjutkan kuliyah. Intensitas SMS mau pun telfon menjadikan kita semakin dekat. Aku fikir, kamu adalah satu-satunya orang yang ngga pernah marah padaku atau sebaliknya. Ngga ada rasa iri yang muncul ketika salah satu diantara kita mendapat sesuatu yang baru. Kamu, satu-satunya teman diskusi yang sepadan dengan fikiranku. Tak pernah ngotot untuk memperdebatkan perbedaan. Justru perbedaan itulah yang menjadikan kita saling mengerti satu sama lain.


Ah, kamu! Harus bagaimana lagi aku mengingat tentangmu?


Sob, aku ingin menangis. Bukan menangis sedih tapi menangis bahagia. Satu tahun terakhir ini kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Aku pindah kerja, jarang main ke rumahmu. SMS pun satu dua kali karena pada malam hari kita terlalu letih untuk bercerita. Lebaran kemarin saja aku gagal bertemu dengamu. Lalu SMS pernikahanmu datang mengagetkanku. Itu kejam Sob. Harusnya aku ikut menjadi seseorang yang mendapat cerita ketika kamu memilih pria itu. Lalu kemana saja aku?


Kita sering berdiskusi tentang arti sebuah pernikahan. Kita sering  berbagi tentang siapa laki-laki yang menjadi sejarah kecil dalam kehidupan kita. Ah pernikahan itu, cepat sekali kamu menemukan pemilik tulang rusukmu? Bagaimana denganku? Dia masih menyembunyikan jati dirinya. Mungkin dia akan datang menjadi seseorang yang membantu perealisasian 'Taman Bacaku' nanti. Semoga saja.

Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita, bersama di sini
Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan Illahi
Pegang erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah

Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini


*Edcoustic - Sebiru Hari Ini


Selamat jalan untuk menempuh hari baru sahabatku. Hari baru dengan kekasih halalmu. Maaf aku ngga bisa ngasih apa-apa untukmu. Bagaimana pun kita harus berterimakasih kepada Ibu Sofiyah dan Roudhotul Muta'allimin. Bukankah kita juga lebih dekat karena keberadaannya? Aku turut berbahagia untukmu, sahabatku. Happy to marry, my bestfriend.


Gambar editan sendiri dari
ini & ini

Source
 “Tulisan ini diikut sertakan dalam GA 'Siapa Sahabatmu?'”