Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Anak Motor

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
“Greng-ngreng!!!”

http://si-ucha.blogspot.co.id/
Tiap kali dengar suara motor otak-atikan, rasanya sebel!!!. Polusi suara banget, sakit di kuping. Heran deh! Sebenarnya mereka mau pamerin apa?
Dan entah karena hujan dan jamur mulai tumbuh, sinetron tema motor-motoran bermunculan. Adegannya balapan, geng-gengan, ngangkatin ban motor, ujungnya rebutan pacar. Ngomong-ngomong, kalian juga suka sinetron gituan?
Jujur, saya nonton tapi nggak suka. Sebelum saya balik kerja, kadang Bu e nonton sinetron Anak Jalanan. Mau nggak mau saya lihat. Herannya, Bapak saya juga ikutan nonton. Kadang mereka ketawa ketiwi berdua. Kalau saya minta ganti chanel, alamat kena semprot!
Kadang Bapak bilang gini, “Ibumu ngelindur, siapa yang dipanggil? Boy... Boy... Boy!!! Aku suaminya nggak dianggap!”
Betulan Ibumu ngelindurin si Boy?
Hayah! Itu cuma karangan si Bapak aja. Buat lucu-lucuan biar nggak bosen.
Sebenarnya buat saya, dunia otomotif memang nggak asing. Bapak dari dulu naiknya motor, sampai sekarang punyanya motor juga. Dandanin motor? Jangan ditanya, Bapak bisa. Memang sih sekarang ini Bapak jarang betulin motor, paling motor anak-anaknya. Yang masih itu tambal ban motornya.
Saya curiga, mungkin saat Bapak nonton sinetron Anak Jalanan, beliau ini bayangin saat masih muda. Hobi motor, otak-atik motor. Hah! Jangan-jangan pernah balapan juga! Eh tapi Mbak dulu pernah cerita, waktu muda Bapak sering banget ikut pawai saat ada pemilihan. Kalau diingat-ingat, saat saya balita pernah ikut pawai naik motor sama Bapak, hehehe.
Jadi anak tukang bengkel, tahu banyak tentang motor dong, Ji??!!
Kata siapa? Saya mana ngerti mesin motor? Pernah bawa motor dan mogok aja nelfon Bapak. Kalau tempatnya jauh, minta tolong sama orang. Bensin habis saja saya bingung, hihihi. Rantai motor copot, gugup nggak bisa jalan. Pokoknya saya ini nggak banget deh kalau urusan motor.
Kalau mesin motor nggak tahu, nambal ban motor bisa, Ji?
Saya? Nggak bisa, hehe. Kalau para lelaki di rumah sih bisa, cuma yang perempuannya Bu e seorang. Jadi kalau beberapa waktu lalu ada tukang tambal ban cantik nongol di TV, ya tentu dia kalah sama Bu e. Beliau nambal dari saya balita, lho! Kalau sekarang, biasanya anak lanang yang pada nambal. Kalau terpaksa karena nggak ada yang nambal, baru deh Bu e mau. Namanya rejeki, sayang kan kalau ditolak.
Ji, masa kamu kalah sama Ibumu?
Ini bukan pertandingan ya. Sayanya ngetik aja dari pada nyukil ban. Kalau cuma mompa ban, saya bisa. Iyelah tinggal hidupin kompresor, masukin ke ban. Beres!!!

Bagi saya, kamu mau naik motor, jungkir balik nggak masalah asal tidak mengganggu pengendara lain. Tertib berlalu lintas itu perlu. Jangan sok-soan saat di jalan raya. Kesalahan berkendaramu bisa mengakibatkan hilangnya nyawa yang tak berdosa. Jadi, sudahkah kamu berkedara dengan baik dan benar?

Trik Belanja Asyik dan Hemat

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

“Mbak, ada HP murah tapi awet?”

Hampir setiap hari saya mendapat pertanyaan itu. Penjaga konter gitu lho! Rata-rata konsumen selalu ingin barang yang bagus dengan harga yang murah. Saya yakin kita semua pasti menginginkan itu. Prinsip ekonomi, modal sedikit untung banyak.

Saya sebagai calon Menteri Keuangan masa depan keluarga harus bisa berpikir cerdas dan pintar dalam mengelola pemasukan dan pengeluaran. Nunggu nikah? Lha kok lama amat! Justru ketika single, kita harus memulainya. Kita harus belajar memetakan mana kebutuhan dan mana keinginan.

Jujur, saya juga punya hasrat dengan belanja. Tapi, batin saya berteriak, “Kamu harus hemat, Ji! Ingat! Kalau punya uang, jangan dihamburkan!”. Sungguh, saya tetaplah perempuan yang tergoda untuk beli ini itu. Makanya saya punya trik untuk belanja asyik dan hemat.

Belanja di Pasar
Namanya juga cewek kampung, saya ini ya perginya ke pasar. Banyak kok barang yang bagus dengan harga murah. Tapi saat ke pasar kita butuh tenaga ekstra. Harus mau tahan bau, berdesakan, dan keramaian.

ilustrasi pasar @picturesocial-com
Sumber

Menawar
Saat beli barang, cobalah menawar. Triknya bermuka dua, puji penjual dan tawarlah dengan harga wajar. Jangan menghina barang atau penjualnya. Kalau sampai nggak dikasih, ya kalau butuh barang itu ya beli aja. Niatin sedekah, hehehe.

Berburu diskonan & promo
Ini yang paling saya suka. Sering kali toko ‘Mart’ menawarkan promo barang bagus dengan harga murah. Diskon? Jelas ada. Ya serbu saja!!! Bagi yang melek internet, di hari tertentu kita juga harus cari diskonan. Misalnya di hari belanja online, atau promo natal, tahun baru, dan banyak lainnya.

Cari barang cuci gudang
Di Jepara sendiri ada tempat pembelian barang cuci gudang. Murah? Lumayan. Untuk online, MatahariMall jawabannya.

Kenapa MatahariMall?

mataharimall
Sumber: bernadsatrianidotnet

Karena MatahariMall merupakan eCommerce No.#1 dan terbesar di Indonesia. Di sana ratusan ribu produk ada dan harga terbaik untuk segala kebutuhan kita. Mau baju, produk kecantikan & kesehatan, rumah tangga, elektronik, semua ada. Tinggal pilih cap cip cup, transfer, barang pun sampai di rumah.

Siap untuk belanja online di cuci gudang akhir tahun MatahariMall?

Pertama, kita harus punya akun MatahariMall. Kenapa? Buat main keranjanglah! Kita pilih-pilih barang yang murah, diskonan tapi bagus.


Kedua, buat list belanja barang. Ingat pilih berdasarkan prioritas kebutuhan, bukan keinginan.

Ketiga, bandingkan list barang yang kita buat dan budget yang kita miliki.

Keempat, punya uang lebih? Hayuk ah borong kebutuhan di MatahariMall. Sayang kan kalau barang bagus, murah tapi nggak kebeli.

Ingat! Ambil gadget atau buka laptop buat browsing MatahariMall. Kalau tidak sekarang kapan lagi? Jangan sampai ketinggalan ya!!!

Balapan Nikah

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Gara-gara nulis Nikah Siri Bikin Hepi, ada yang ngajakin Balapan Nikah! Bayangkan!!! Stasiun Balapan, Rossi balapan senggolan, masa nikah juga balapan?


Entah. Terus terang, sekarang ini saya belum nyiapin target usia untuk nikah. Nikah kan bukan hanya tentang akad sah, tapi lebih. Saya masih memperbaiki diri. Saya mau dapat orang spesial, makanya saya juga harus jadi spesial. Prinsipnya kan gitu. Apa yang kita tanam, itulah yang kita panen.

Dari segi fisik dan usia, saya memang sudah pantas. Malah kalau orang kampung tahu usia saya yang 17+ enam, mereka akan nyirnyir karena saya lumayan terlambat nikah. Biasalah, kebanyakan orang kampung kan nikah di bawah usia 20 tahun. Soal menjaga anak, dari bayi baru lahir sampai balita saya bisa. Ganti popok, bisa. Nyusuin, bisa. Pakai botol, hehehe.

Masak?

Tenang! Masakan anak kampung, saya bisa. Kalau model Restoran dan Chef terkenal, ya belum bisa sih, hihi. Tapi kan saya bisa bedain palawija. Mana Kunci, Kencur, Kunyit, saya tahu kok.

Terus kenapa belum nikah?

Belum ada yang ngelamar, hihi.

Toh kalaupun ada yang ngelamar, saya nggak langsung iyain. Saya merasa, kesiapan batin dan mental masih kurang. Kadang, saya belum bisa sabar menghadapi anak-anak. Balita-Batita mah gampang. Kalau anak-anak kan beda.

Bagaimana kalau calon suami punya buntut? Bisa nggak saya jadi Ibu yang baik untuk buntutnya? Meneruskan rasa kasih dari Ibu kandungnya? Bagaimana kalau dia single tapi punya tanggungan adik-adik serta Ibu yang Janda? Jangan-jangan nanti saya suka adu mulut sama mertua. Bagaimana dan bagaimana, pertanyaan itu selalu muncul.

Saya nggak takut, trauma, atau apa pun. Cuma saya butuh kesiapan mental untuk menghadapi semua yang terjadi pasca nikah. Itu saja. Ketika sudah menikah, kita perlu kesiapan untuk memiliki dan kesiapan untuk ditinggalkan. Kita tak pernah tahu, kapan ajal/cobaan datang. Bisa jadi mereka datang saat kita sedang bahagia-bahagianya. Semacam klimaks suatu cerita.

Setelah cobaan, bukankah kita harus survive?

Itulah kenapa saya mulai belajar survive dari sekarang. Saya tak ingin membebani laki-laki. Bukan berarti Ibu Rumah Tangga itu tidak baik. Setidaknya, saya nanti jadi Ibu Rumah Tangga yang mandiri, beli peralatan rumah tangga kaya Panci Shabu-Shabu sendiri, nggak ribut minta dibeliin kuota untuk ngeblog (Orang Kampung saya sering ribut kalau pasangannya online, blogger aja nggak ada), atau beli buku sampai nggak kebaca, atau beli baju diskonan tanpa habisin uang tabungan. Kalau suaminya mau beliin sih, ya ho oh aja, hehehe.

Perlu diingat. Suami yang bertugas mencari nafkah. Uang suami adalah uang istri. Tapi uang istri, hasil kerja adalah miliknya sendiri.


Tapi, bukan berarti ketika si wanita penghasilannya lebih besar dia malah menginjak-injak suami. Namanya berumah tangga kan bukan suami saja. Tapi kerjasama suami istri.

Jangan dulu bilang cinta
Jangan dulu bilang suka
Mungkin kau akan menyerah
Pada pada ayahku
~Yuki Kato

Sebelum ngajakin nikah, yuk cek diri sendiri. Ngomong depan saya berani membelah bumi. Tapi di depan Bapakku, kau bersembunyi. Mau jadi iman  macam apa kau ini? Coba dipikir, masih mau ngajakin saya balapan nikah???