Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Kencan dengan Anak-anak Gadis ke Swalayan Jepara

Kamu akrab dengan keponakanmu? Suka pergi kencan dengan mereka? Ke mana hayo?

    Halo, apa kabar? Semoga dalam keadaan baik dan sehat-sehat ya. Btw, dari dulu saya suka anak-anak. Meski begitu, saya agak tak menyangka bisa seakrab itu sama keponakan-keponakan. Memang tidak semua karena ada yang tinggal di desa dan kota yang berbeda. Paling tidak, ada 2 orang yang sering saya bawa main ke mana-mana. Mereka itu Aul dan E-el, dua orang anak gadis kakak beradik yang usianya beda 8 tahunan.

kencan dengan anak-anak gadis ke swalayan jepara

    Waktu Aul kecil, saya cukup sering main sama dia. Paling akrab tuh mulai dari pandemi era apalagi saat itu Ibunya sedang hamil. Beberapa kali saya juga menulis tentangnya seperti saat main di Odolan 2016, Odolan 2017, Serunya Main Bareng GEC, Colour to Life Faber Castell, dan lainnya. Saya belajar mengasuh juga bahkan mendongeng. Ya, saya cukup banyak menularkan hal-hal yang saya suka padanya.

    Lahir dari orang tua yang sama, E-el dan Aul itu wajahnya mirip, tapi tingkahnya agak berbeda. Sebelumnya, saya sempat mengantar periksa kehamilan di Puskesmas Jepara. Ketika E-el lahir, saya itu ikut ngasuh juga karena jadi anak percontohan. Belajar parenting, pilih popok, sabun bayi, Cerita di Posyandu bahkan beli baju bayi. Rasanya, saya juga tumbuh bersama anak-anak ini. Dan pada akhirnya, saya pun mulai pergi kencan dengan mereka berdua.

kencan ke jepara

    Tentu saja awalnya saya sering pergi bersama Aul, ikut aktivitas sekolahnya juga. Ketika E-el masuk usia 3 tahun, baru deh dia mau pergi tanpa Ibunya. Anak Batita kan emang Mbok-mboken. Memang bukan yang sering banget pergi bertiga. Kadang hanya sama Aul. Kadang E-el saja. Waktunya acak sekali, tergantung banyak hal termasuk keuangan, hahaha. Lalu kenapa akhirnya memilih kencan ke Swalayan Jepara? Kenapa tidak main di Pantai Pungkruk, misalnya?

Girls Day Out, Nonton dan Belanja di Swalayan Jepara


    Jadi, sebelum Nonton Pertama Kali di Bioskop Jepara, saya sebenarnya sempat galau. Akhir Ramadan dan awal Idul Fitri tuh saya merasa kurang baik. Ketika semua harus kembali, masuk sekolah, kerja, saya baru ada gereget untuk nonton Jumbo.

    Awalnya saya mau ajak E-el. Ketika saya perlihatkan trailer Jumbo, eh dia bilang tidak suka. Dari situ, saya kepikiran sama Aul. Soalnya dia itu teman saya nonton kartun. Saya ingat sekali dulu itu dia sering minta saya memutarkan film Frozen, Baby Boss dan Trolls. Ketika menyalakan TV, saya pun jadi orang yang menemani. Sampai karakter My Little Pony pun saya bisa hafal karena Aul. Masalahnya, Aul sudah kembali ke Pondok Pesantren.

    Itulah kenapa saya sempat ngegalau walau pada akhirnya, saya pergi sendiri untuk menonton Jumbo di tanggal 15 April 2025. Namun, dalam hati kecil saya berjanji. Jika masih tayang dan ada rezeki, saya harus mengajak mereka nonton di Bioskop. Kenapa? Soalnya mereka juga belum pernah nonton di layar lebar. Kalau ke pantai kan bisa kapan saja. Dan waktu itu pun tiba.

girls day out

    Tanggal 9 Mei 2025, Aul pulang. Saya sudah mengira-ngira waktu sambangan ponpesnya itu kalau tidak tanggal 9 ya 16 Mei. Makanya saya pulang setelah lama main di Pati, rumah Mbak kedua saya. Btw, Sambangan atau Kunjungan Pondok Pesantrennya itu sekitar sebulan sekali. Sesuai namanya, hanya mengunjungi anak-anak yang ngaji dan sekolah di sana. Namun, diperbolehkan izin keluar dan kembali saat sore. Dan Bapaknya Aul dari beberapa waktu sebelumnya akhirnya membawa Aul pulang. Makanya saya rencanakan buat ke bioskop.

    Sebelumnya, saya minta izin Ibunya agar E-el bolos. Hari Jumat, kegiatan PAUD tidak banyak. Hanya senam bersama dan main-main. Sebenarnya bisa saja dia berangkat lalu pulang lebih awal. Namun karena dia ikut seleksi buat nari saat perpisahan, saya khawatir ada latihan dan memberatkan hatinya.

    Sementara Aul sampai rumah sebelum jam 8 pagi. Saat di perjalanan pulang, ternyata Bapaknya sudah ngasih tahu soal rencana saya ke bioskop. Dia mah senang-senang saja karena ada kesempatan buat lihat dunia luar alias jalan-jalan setelah sibuk di sekolah dan pesantrennya saja. Tak lupa dia mengurus baju kotornya dulu untuk dicuci. Sarapan, mandi, dan kami siap pergi.

nonton dan belanja di swalayan jepara

    Sekitar jam 9 pagi, kami berangkat dari rumah naik motor. Terlalu pagi sebenarnya di mana jadwal Jumbo itu di jam 10.10. Saya mikirnya kami akan lama di perjalanan karena mampir ke SPBU dulu yang biasanya antre banyak. Eh ternyata sepi. Enggak sampai 5 menit udah kelar saja.

    Sepanjang perjalanan, kami terutama E-el tuh suka sekali bicara. Nonton kali ini, tentu saja saya yang kedua. Aul tahu Jumbo, tapi hanya judulnya saja, pernah dengar ost-nya. Sementara E-el, ketika pertama kali dia bilang tidak suka Jumbo, saya kemudian sering memutarkan Selalu di Nadimu versi Prince Poetiray & Quinn Salman dan akhirnya dia mulai ketagihan bahkan hafal lagunya.

nonton jumbo

    Beberapa kali terakhir saya ke Swalayan itu eskalatornya mati sehingga harus naik tangga dan bisa memakan cukup banyak waktu untuk sampai di lantai 3. Hari itu, ternyata tangga berjalannya hidup sehingga sampai lebih cepat. Pun dengan bioskopnya. Biasanya jam 9.30 baru buka, eh malah dilayani lebih awal. Betulan dapat antrean pertama dan yang datang juga tidak seramai seperti pengalaman pertama saya. Jadi deh kami nunggu lebih dari 40 menit.

    Di masa menunggu, kami tentu saja foto-foto dan membuat beberapa video untuk kenangan. Aul jelas bisa dikondisikan. Si E-el ini yang butuh diperhatikan lebih. Harus bagaimana saat menunggu, ketika mulai nonton dan setelahnya. Soalnya si anak Balita ini ada keinginan untuk pergi bermain di lantai 4 Swalayan. Akhirnya sebelum masuk studio, saya kasih dia main ponsel dan makan jajan biar moodnya tetap terjaga.

nonton di bioskop jepara

    Pukul 10-an kami masuk studio. Kali itu Jumbo diputar di Studio 1. Kami mulai mencari tempat duduk sesuai pesanan. Duduk manis, taruh minuman di tempatnya dan mulai makan Pop Corn sambil menunggu film diputar. Di NSC beli tiket itu sudah sekalian minumnya. Ada pilihan Air Mineral dan Teh. Makanan lain ada Chiki, tapi saya memilih membeli Pop Corn. Kalau bukan karena biar anaknya ada kenangan nyicip makanan di bioskop, kayanya saya menahan diri untuk tidak beli. Bukan rahasia kan kalau makanan di bioskop memang harganya mahal.

    Berbeda dengan pengalaman pertama nonton Jumbo, kali itu saya lumayan sering memerhatikan ekspresi anak-anak gadis. Saya ingin memastikan kalau mereka senang bisa nonton di bioskop, menikmati filmnya, hal yang mungkin akan sulit diwujudkan orang tua mereka.


    Menghabiskan uang hanya untuk nonton bertiga di bioskop di ekonomi sekarang ini, orang tua Bocah yakin akan memilih untuk membelanjakan dana tersebut untuk beli beras dan lauk Ayam, Telur. Makanya sejak keinginan saya ini muncul, saya bilang pada mereka untuk jangan terlalu banyak komentar. Saya tidak ingin kesenangan ini jadi hal yang menyedihkan.

    Hampir 2 jam nonton Jumbo, Aul tentu saja lebih tenang. Sementara E-el, satu jam dia duduk manis. Lalu mulai bosan dan agak resah. Dia ingin keluar main, tapi juga penasaran dengan banyak hal di dalam studio bioskop. Dan untungnya, satu baris hanya kami bertiga. Jadilah si E-el jalan dan pindah kursi. Namun tetap saya ingatkan agar tidak sampai mengganggu penonton yang lain.

belanja di swalayan jepara

    Alhamdulillah kelar nonton Jumbo dan kami turun ke lantai 1 untuk berbelanja. Sebenarnya si E-el ingin ke tempat bermain di lantai 4, tapi sejak dari rumah, saya sounding ini itu. Beruntung juga eskalatornya mati. Jadi saya bilang kalau tempatnya masih tutup, hehehe. Sebenarnya bisa saja kami ke sana, tapi mengingat keluar studio saja hampir jam 12 siang, rasanya akan sayang sekali kalau mainnya sebentar sementara bayarnya penuh. Aul juga harus kembali ke ponpes. Syukur anaknya paham.

    Lanjut belanja di lantai 1 Swalayan Jepara. Di sini tuh isinya bisa dibilang kebutuhan pokok, kaya makanan, sabun, jajan, sayur buah, dan sebagainya. Tidak semua hal saya beli di sini, hanya yang perlu-perlu saja. Betulan kami keliling yang mana sekarang luasnya 2 kali dari yang dulu. Penutupnya tentu saja bagian jajan apalagi E-el sudah kena iklan di film Jumbo. Sekitar sejam kami berbelanja. Sebenarnya awalnya saya ingin mengajak mereka makan Bakso Mie Ayam Asia Pak Samba di daerah Pengkol. Namun karena anggarannya buat beli Pop Corn yang harganya sama dengan 3 mangkok mie, ya sudah langsung gas pulang saja.

Girls Day Out, Ciptakan Kenangan Tak Terlupakan


kencan-ciptakan-kenangan

    Jalan-jalan sama keponakan, terutama yang cewek tentu jadi hal yang menyenangkan meski ada sedikit yang kurang karena yang satu lagi ada di kota berbeda. Saya tuh tidak punya tante yang loyal, ngajakin ke mana-mana. Makanya saya sama keponakan sebisa mungkin pergi jalan, ngasih sesuatu juga untuk mereka. Saya juga ingin diingat mereka di masa yang akan datang.

    Selain soal kenangan tak terlupakan tentang saya, ada misi lain. Sebuah balas dendam. Saya tak ingin mereka kurang pergaulan, yang hanya di rumah, tak tahu apa-apa seperti saat saya kecil. Orang tua saya melarang bepergian dengan alasan saya suka Mabuk Perjalanan. Jujur saja, sampai saya remaja bahkan dewasa, hal itu tertanam di benak saya. Saya tidak mau mereka merasakan itu. Makanya sebisa mungkin saya mengenalkan mereka ke banyak tempat, walaupun itu hanya di sekitar Jepara.


    Seperti cerita di Jumbo yang akan jadi Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, saya ingin mereka tidak takut bermimpi. Jika saya mampu, tentu saya akan mendukung, tidak mengecilkan impian mereka meski sulit kelihatannya. Mumpung mereka masih muda, dan mumpung saya masih di samping mereka.

    Mungkin itu saja cerita Kencan dengan Anak-anak Gadis ke Swalayan Jepara. Saya tentu berharap kami masih akan ada kencan-kencan lain, dengan keponakan-keponakan lainnya juga. Jika suatu hari mereka membaca postingan ini, saya berdoa agar mereka sudah sukses dalam meraih mimpi-mimpinya. Semoga saja.

    Sampai jumpa. Happy blogging!

20 comments

Amel Kelces said...

Pernah ngalamin hal yang sama! Memang kadang perlu istirahat dari media sosial

Sarah Jalan said...

emang harus dari kecil mengajak anak /keluarga menikmati alam diluar sana, agar mereka tau bahwa dunia ini luas, dan mereka tidak takut untuk mengenal alam kak.

Sarah Jalan said...

memang harus dari kecil mengajak anak anak untuk mengenal dunia luar, karena dunia ini luas,.agar kelak mereka berani untuk melangkahkan kakinya kemanapun mereka mau:)

resa roosmana said...

nice info! kami kalo ke jepara seringnya ke makan di mpu rancak hihihi.... sekalian makan bisa ngajak anak-anak main air sepuasnya. hihihi

Mechta said...

Selalu senang membaca cerita kedekatan Tante dg keponakan, karena mengingatkanku pada keponakan2 kesayiyg kini sudah besar2 dan jarang bisa ketemuan..

Geger Siska said...

Serunya bisa bermain sama anak-anak. Menciptakan kenangan indah masa kecil yang bisa diingat sampai dewasa.

Dinda said...

Kalau kencan sama anak yang mulai beranjak remaja tuh kadang bikin mewek sendiri lho.

Saya dulu pertama kali kencan sama ponakan itu pas kuliah dan dari gaji pertama waktu itu. Meski sama ponakan tuh kok jadi sentimentil ya. Hahaha.. Apalagi dari kecil ponakan saya tuh tinggal sama ibuk saya karena orang tuanya kerja di luar pulau, jadi dari kecil udah jadi temen main.

Tapi justru nanti cerita ini bakalan diingat sebagai cerita yang manis buat keponakan-keponakan. :D

Fenni Bungsu said...

Serunya nonton bareng ponakan, apalagi yang ditonton juga film yang sesuai dengan usia mereka ya. Daku sampai sekarang belum kesempatan juga nonton Jumbo di bioskop huhu

Ulfah Aulia said...

Ini kegiatan yg menyenangkan dilakukan breng keponakan yaa nonton bioksop.. Apalagi kalo udah besar yaa mba enak bgt bisa diajak kemana-mana udah kayak bestie sendiri..

SHalikah said...

Tante biasanya memang jadi bestie kesayangannya keponakan ya. Dulu saya pun begitu rasanya. Ingin selalu menyenangkan ponakan-ponakan. Btw, mengajak balita nonton di bioskop memang seru dan sedikit menantang ya Kak, tapi akan jadi momen tersendiri juga sih saat mereka besar nanti.

Alfia D. Masyitoh said...

Wah, ini sih sugar aunty kesayangan ponakan-ponakanan! Yang kedatangannya selalu ditunggu-tunggu sama ponakan. Hihihi. Aul dan E-el juga pasti seneng banget mbak. Aku boleh daftar jadi ponakan angkat nggak? Hehehe... Makasih untuk memory manisnya. Pasti jadi kenangan berharga buat anak-anak kelak sampai dewasa. Ada rasa kepuasan dan kebahagiaan tersendiri gak sih pas liat ponakan-ponakan jadi deket sama kita? Aku gitu soalnya..

Ratna Roidatin said...

aku setuju bangettt eksplore banyak hal itu penting dan harus dipandu oleh orang dewasa

Putu Felisia said...

Asyik juga ya, keluar sama anak gadis. Saya nggak terlalu akrab sama ponakan, sih.

Heni Hikmayani Fauzia said...

Asyiik banget jalan jalannya mbaak,,,lengkap mulai dari nonton hingga nge mall belanja...seruu yaaa...kalau saya diajak betah pasti...bakalan gak kerasa seharian juga disana.

lendyagassi said...

Jiaah, terdabeesstt!!
Btw, Aul usia berapakah?
Mandiri banget yaa.. uda marem di pesantren. MashaAllaa~
Gak mudah memberikan pemahaman anak untuk menuntut ilmu di pesantren yang jauh dari orangtua.

Ririn Erviana said...

Seru banget ya kencan bareng ponakan. Pasti mamaknya senang betul itu anaknya dibawa main. Bisa jadi sarana memperkuat persaudaraan juga.

Dyah Kusuma said...

Seru nih jalan bareng anak cewek, bisa ngobrol banyak hal ya mbak. Selain itu, mereka akan senang karena merasa diperhatikan. Saya juga beberapa kali seperti ini, hanya jalan bareng dengan salah satu anak, bisa ngobrol banyak dan merasa tidak ada 'saingan' karena perhatian kita hanya untuk dia seorang

Antung apriana said...

sebagai orang tua aku juga pengen banget anakku bisa mencoba berbagai pengalaman termasuk nonton film Jumbo ini. Untungnya aku ngajak mereka nonton pas Jumbo masih tayang perdana jadi dapat harga promo. tapi ya tetap sih kalau ditambah popcorn-nya lumayan pengeluarannya. hihi

Cicajoli said...

bener-bener happy ya, bisa nonton Jumbo bareng lalu mampir ke swalayan jepara. pasti mereka happy dan punya kenangan yang bisa diingat :))

Annisa Rizki Sakih said...

Saya akrab banget sama keponakan cewek, anak adik saya satu-satunya. Begitupun sama keponakan dari pihak suami yang tanpa sadar sekarang sudah selusin aja. Mereka rata-rata manggil saya Ibu, ngikutin anak saya.

Btw, misinya mulia banget mbak. Dari Hasil survey kecil-kecilan saya menyimpulkan orang yang sering mabuk kendaraan itu justru yang jarang pergi naik kendaraan jarak jauh di mass kecilnya.